Bab 14

"Kamu mau bawa aku ke mana?" teriak Amira kepada Vincent yang sekarang sudah berada di dalam mobil porsche merah milik Amira dan mengemudikan mobilnya.

Tadi Vincent sempat merebut kunci mobil Amira di saat dia lengah dan sekarang Amira mau dibawa entah kemana. Vincent tidak memberikan jawaban apapun, dia hanya menatap lurus ke jalan. Amira benar-benar dibuat kesal olehnya.

Tring ... tring ... tring ...

Ponsel Amira berdering, ia mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Halo Tif." Panggilan masuk itu dari Tiffany.

"Kamu kapan balik ke sini, Ami? Kamu tau gak Dosen Huang itu tiap hari mengomel gak henti-hentinya. Sudah semester akhir begini aja dia masih memberikan tugas ... HUUAAAAA," curhat Tiffany sambil berakting menangis histeris.

Amira menjauhkan ponselnya karena tidak tahan mendengar tangisan Tiffany yang menyakitkan telinga.

"Ami? Kamu masi di sana? Halo?" tanya Tiffany yang tidak mendapatkan tanggapan dari Amira.

"Iya ... iya ... aku belum tau kapan balik, mungkin lusa. Soalnya tunggu kakek keluar dari rumah sakit dulu," jawab Amira.

"Ya udah kalau gitu, nanti kabarin ya. Biar aku suruh Kak Leon yang jemput kamu di bandara hehehe ...," ucap Tiffany.

Amira mengembangkan senyumnya. "Kamu memang teman yang paling mengerti aku deh. Salam ya buat Kak Leon. Muaaaach."

CKIIIITTTTT ...! BUK ...!

Vincent mendengar nama 'Leon' yang keluar dari bibir Amira, tiba-tiba mengerem mobil yang dikemudinya sehingga membuat kening Amira terbentur dashboard mobil. Raut wajah Vincent berubah gelap, hatinya berasa panas.

"Aauwww .... Aduuuuhh .... Apa-apaan sih, kamu bisa nyetir gak sih?!!" teriak Amira sambil mengelus dahinya yang memerah.

"Halo, Ami. Kamu kenapa?" tanya Tiffany yang kaget mendengar suara rem mobil.

Vincent menatapnya tajam seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya. Amira membalas tatapan Vincent dengan tajam dan menjawab Tiffany, "Gak pa pa, Tif. Udah dulu ya nanti aku telepon balik."

"Kenapa? Kamu kira aku bakal takut kamu tatap begitu? Wajar dong aku marah. Lihat nih dahiku merah begini. Kalau aku jadi bodoh gimana, kamu mau tanggung jawab?" tantang Amira sambil mengerucutkan bibirnya.

Vincent sedikit menyunggingkan senyumnya mendengarkan celotehan Amira. Gadis ini benar-benar bisa membuat hatinya bergejolak tidak menentu.

"Lagian bukan hanya sekali juga dahimu kebentur," ucap Vincent santai. (masih ingat kan Amira yang kebentur dahinya di jendela pesawat?)

"Apa maksudmu?" Amira mengernyitkan dahinya.

Vincent tidak mau menjawab pertanyaan Amira. Ia ingin menanyakan tentang siapa Leon yang disebutkan Amira tadi, tetapi diurungkan niatnya itu. Vincent menjentikkan jarinya di dahi Amira.

"Auw ... kau ... aduh ...." Amira meringis mengelus dahinya.

"Dasar bodoh!" ucap Vincent dan kembali melajukan mobilnya.

Vincent membawa Amira ke sebuah butik. Semua pelayan butik yang melihat kedatangan Vincent, mulai mendekati dan melayaninya.

Amira melihat tingkah laku para pelayan butik yang sepertinya sudah terbiasa dengan kedatangan Vincent.

Huh, dia pasti sudah sering membawa wanita ke sini, batin Amira.

Vincent menyuruh salah seorang pelayan butik untuk memilihkan gaun untuk Amira, gaun yang cocok untuk mengikuti jamuan makan.

"Bisa kamu jelaskan untuk apa kamu membelikan gaun untukku? Pakaianku saat ini masih bagus dan tidak perlu gaun baru," tanya Amira menatap Vincent kesal.

Soalnya Amira sudah bolak balik lima kali mengganti gaun yang dibawakan oleh pelayan butik itu, karena Vincent tidak suka dengan modelnya. Dan konyolnya lagi Amira mau saja mengikuti perintah Vincent untuk mengganti gaun yang menurutnya tidak bagus, sampai akhirnya kesabaran Amira habis dibuat kesal oleh Vincent.

Ada saja alasan yang dilontarkan Vincent, gaunnya terlalu mini. Bahu dan pundak yang terekspos ataupun belahan dada yang terlalu turun.

"Aku mau kamu menjadi pasanganku untuk menghadiri jamuan makan dari klienku," jawab Vincent santai.

"Untuk apa? Bukankah itu tidak ada hubungannya denganku?" jawab Amira makin heran dengan semua sikap Vincent.

"Kamu masih ada hutang padaku, ingat?" Vincent mengingatkan Amira.

"Lho ... bukannya aku tadi sudah membantumu mengusir wanita penggemarmu itu? Kamu kan sudah janji padaku tadi."

Mendengar jawaban Vincent, Amira merasa dirinya sudah tertipu.

"Aku tadi bilang hanya akan mempertimbangkannya saja. Lagian hutangmu sebanyak itu apa bisa lunas hanya dengan aktingmu yang jelek itu."

Vincent menunjuk gaun terakhir yang dibawa staf. "Coba gaun itu."

Amira mendengus kasar dan menghentakkan kakinya masuk ke kamar ganti.

Setelah berganti pakaian, Amira keluar dari kamar ganti. Sebelum Vincent berkomentar, Amira menyela terlebih dahulu, "Stop! Aku tidak mau dengar komentar apapun lagi, ini yang terakhir, aku tidak mau ganti lagi!"

Vincent manggut-manggut menatap Amira dalam balutan gaun berwarna biru langit dengan model mermaid sebenarnya menurut Vincent masih sedikit pendek tapi masih lumayan dibandingkan pakaian pribadi yang dipakai Amira sendiri.

Pakaian pribadi yang dipakai Amira sebelumnya terlalu terbuka dan seksi menurut Vincent, dengan bahu yang terekspos dan rok mini sebatas paha.

"Baiklah, yang ini saja," ucap Vincent akhirnya mengalah.

Setelah melakukan pembayaran, Vincent membawa Amira ke apartemennya.

"Hei, kamu ngapain bawa aku ke apartemenmu? Bukankah katamu mau ke jamuan makan?" tanya Amira heran.

"Nona Lin, bisakah kamu memanggilku dengan nama, huh? Apa kau tidak pernah diajarkan cara menyapa orang yang lebih tua darimu?" ucap Vincent sinis. Pasalnya dia sejak pertama bertemu tidak pernah mendengar Amira memanggil namanya atau menyapa dengan benar. Amira selalu memanggilnya 'Hei', 'Si mesum', atau 'Brengsek'.

"Bagaimana aku bisa tau namamu. Kamu aja belum pernah memperkenalkan dirimu, Tuan!" Amira mendengus kesal.

"Apa kau tidak pernah membaca berita? Kau tidak kenal siapa aku?" tanya Vincent tidak percaya bahwa ada orang yang tidak mengenal dirinya terutama seorang wanita.

Amira memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Vincent, "Ternyata selain mesum, kamu juga narsis."

"Vincent ... Vincent Zhang namaku, nona Lin. Ingat itu!"

Vincent memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya. Amira mendelik melihat uluran tangannya dan menyambutnya dengan malas.

Tanpa aba-aba, Vincent menarik tangan Amira dan mendekatkan wajahnya, ia berbisik dengan suaranya yang menggoda, "Kamu boleh memanggilku dengan panggilan 'Sayang' juga."

Amira mencebikkan bibirnya dan memutar bola matanya. Vincent turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Amira.

Amira enggan turun dari mobil. Ia takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti dua hari lalu.

Tetapi bukan Vincent kalau tidak bisa memaksakan kehendaknya. Ia langsung membopong Amira layaknya sekarung beras di bahunya dan tidak lupa ia mengambil ponsel Amira yang ada di atas dashboard mobilnya.

"Lepaskan! Lepaskan aku! Tolong!" teriak Amira sambil memukul punggung Vincent.

Semua orang yang berada di sekitar apartemen melihat kejadian tersebut, tapi tidak ada yang berani menolong Amira.

"Pak, tolong pak! Ini orang jahat pak! Dia menculikku!" teriak Amira meminta tolong pada petugas keamanan di sana.

Petugas keamanan tersebut hanya menyapa Vincent dan membiarkan mereka berlalu.

Kenapa semua membiarkan si mesum ini lewat begitu saja? Dasar tidak berperasaan semuuaaa ...! teriak Amira dalam hatinya.

Setelah masuk ke dalam unit apartemennya, Vincent melempar tubuh Amira ke atas sofa.

"AAAAAA .... Apa kau tidak bisa lembut sedikit, hah?!" teriak Amira.

"Maaf tanganku tergelincir," ucap Vincent menggedikkan bahunya dan berjalan ke dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral dan menawarkannya kepada Amira.

Amira segera mengambilnya dan meneguknya hingga setengah botol, ia kehausan karena habis berteriak meminta tolong tetapi sia-sia. Vincent tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Vincent melirik ponsel Amira yang ada di genggamannya, kemudian ia menanyakan hal yang mengganggunya dua hari ini.

"Kenapa kamu tidak membalas pesan yang kukirim, bahkan tidak dibaca? Kenapa?" tanya Vincent penasaran.

"Memangnya kamu ada kirim pesan?"

Amira mengerutkan dahinya kemudian teringat, "Oh itu ...."

Amira menyunggingkan senyumnya dengan wajah memelas, "Hehehe ... itu ...."

"Itu apa?" tanya Vincent tambah penasaran.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

To be continue ....

Terpopuler

Comments

runma

runma

sweet bnget

2021-07-26

0

💎⃞⃟BS QᷞUͦEͮEͤNSELVIA°Аямў🔰

💎⃞⃟BS QᷞUͦEͮEͤNSELVIA°Аямў🔰

cantik cantik kok agak gesrek yah...tp gpp lah apa adanya dia...

2020-09-29

0

Choi Moon-hee

Choi Moon-hee

Lanjut besok lagi kak bacanya 😉
aku fav udah👍

2020-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126 (Ending)
127 Bonus Chapter
128 Minta Pendapat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126 (Ending)
127
Bonus Chapter
128
Minta Pendapat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!