Gedung Royal Group.
"Pagi Bos," sapa Lucas kepada Vincent yang sudah datang ke kantor.
Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi. Tidak biasanya Vincent datang jam segini karena biasanya ia datang sekitar jam delapanan.
Kemarin saja Vincent datang kesiangan, sekitar jam 9 pagi Vincent baru sampai ke kantor. Sesampainya di kantor ia langsung mengadakan rapat mingguan yang memang biasanya diadakan seminggu sekali.
Tetapi tidak tau kenapa, emosi Vincent kemarin meledak-ledak. Hasil laporan yang diserahkan kepadanya menurutnya semua laporan tersebut salah di matanya, sampai para karyawannya disuruh ulang membuat laporan-laporan itu. Selain itu ada karyawan yang presentasinya jelek dan dimaki, ada juga yang diturunkan jabatannya karena dibilang tidak mampu menghandle bawahannya.
Menurut pengamatan Lucas, dua hari ini bosnya tampak berbeda. Yang membuatnya berbeda adalah raut wajahnya. Iya, bukan membaik malah memburuk. Hari ini raut wajahnya benar-benar dingin, lebih dingin dari kemarin.
Semua ini terjadi karena Amira, gadis itu yang membuat Vincent berubah seperti ini.
Dua hari yang lalu, setelah sepulangnya Nyonya Celine dari apartemen Vincent, rencananya Vincent mau beranjak tidur setelah membersihkan dirinya. Tetapi dirinya tidak bisa tidur, ia mengalami insomnia malam itu. Apapun yang dia lakukan, bayangan Amira seolah-olah terus menghantuinya.
Malam itu Vincent ingin menghubungi Amira menanyakan kondisinya dan meminta maaf tetapi dia gengsi. Dia tidak mau mengakui bahwa hatinya mulai terbuka dengan kehadiran Amira di hidupnya.
Dan kemarin Vincent mencoba mengusir gengsinya yang tinggi dan mengirimkan pesan ke nomor kontak Amira, tetapi pesan tersebut tidak dibalas ataupun dibaca. Vincent menunggu balasan pesan dari Amira hingga hari ini, tapi respon sekecil apapun saja tidak ada. Baru kali ini ia tidak dipedulikan oleh seorang wanita. Itulah yang membuat mood Vincent semakin memburuk hari ini!
"Kumpulkan para supervisor dan manager cabang di ruang rapat jam 9 pagi ini!" perintah Vincent kepada Lucas.
"Baik Bos," jawab Lucas sambil menganggukkan kepala.
Lucas segera mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan di grup whatsapp, "URGENT!! JAM 9 RAPAT DENGAN PAK VINCENT! JANGAN ADA YANG TELAT!"
Semua yang membaca grup di whatsapp langsung kalang kabut, karena mendapat pesan itu sepagi ini. Mereka seperti mendapat perintah hukuman mati. Semua bergegas meninggalkan aktivitasnya dan berangkat menuju Gedung Royal Group.
Entah apa lagi yang akan terjadi hari ini. Semua yang berada di ruang rapat merasakan ketegangan yang amat sangat, keringat dingin bercucuran di setiap wajah karyawan Royal Group. Jantung mereka berpacu cepat sambil menunggu titah dari dewa kematian yang siap memenggal kepala siapapun yang dipanggilnya.
*B*UUKKKK ...!!
Setumpuk dokumen yang dilempar oleh Vincent ke atas meja rapat membuat keadaan ruangan makin tegang dan mencekam.
Eksekusi dimulai!
Pukul 12 siang
Waktunya jam makan siang, semua supervisor dan manager cabang yang mengikuti rapat menghela nafas lega. Mereka semua sebisa mungkin atau detik itu juga keluar dari ruang rapat. Rasanya mengikuti rapat hari ini membuat nyawa mereka hilang separuh atau mungkin bahkan seluruhnya!
Vincent dan Lucas meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu. Saat ini, mereka berdiri menunggu mobil di lobby. Vincent melirik arloji Rolex di pergelangan tangannya. Siang ini terik matahari sungguh menyengat, Vincent melonggarkan sedikit dasinya.
Tidak berapa lama, mobil Rolls Royce berhenti di depan Vincent. Pak David segera bergegas turun dan membukakan pintu belakang untuk Vincent. Lucas segera membuka pintu penumpang di depan untuk dirinya sendiri. Kemudian, setelah Vincent masuk ke mobil, Pak David segera masuk dan mengemudikan mobilnya.
Suasana di dalam mobil sungguh hening, tidak ada satu orang pun yang membuka suara. Lucas melirik raut wajah Vincent dari spion tengah yang sedang melihat keluar melalui jendela sampingnya. Wajahnya masih tidak berubah, dingin dan tidak tersentuh.
"Ehem ... Bos. Nanti jam 7 malam ada jamuan makan dari Pak Presdir Calvin Lee. Beliau mau membahas mengenai proyek resort di Green Forest, dan beliau membawa tunangannya, apa Bos akan membawa pendamping juga?" Lucas mencoba membuka pembicaraan.
Vincent menatap Lucas melalui spion tengah, "Tidak perlu," ucapnya datar.
Setelah itu suasana hening berlanjut lagi, tanpa ada yang mau memulai pembicaraan sampai mobil berhenti di sebuah restoran.
VELVET RESTAURANT, merupakan salah satu cabang restoran milik Royal Group. Vincent ke sana untuk makan siang sekaligus mengecek kondisi restoran dan menu makanan.
Vincent duduk di sofa yang berwarna ungu di pojok kanan dekat jendela dan Lucas di depannya, kemudian seorang pelayan wanita memberikan menu makanan kepada Vincent.
"Keluarkan semua makanan terbaik kalian di restoran ini!" perintah Vincent tanpa melihat menu makanan yang diberikan pelayan tadi.
Pelayan wanita itu segera bergegas ke dapur dan memberikan kode ke kepala koki bahwa ada pengecekan dadakan dari sang pemilik restoran. Semua koki di dapur bersiap membuat yang terbaik dari semua kemampuan mereka miliki.
Suasana restoran cukup ramai karena saat itu adalah waktunya makan siang. Vincent duduk dengan elegan memandang keluar jendela. Tak berapa lama dia mengernyitkan dahinya ketika melihat dengan seksama sesosok gadis cantik sedang turun dari mobil Porsche merah miliknya. Tanpa sadar Vincent tersenyum.
Lucas mengikuti tatapan mata bosnya, dan mendapati sosok Amira Lin. Melihat raut wajah bosnya, akhirnya Lucas mengerti kenapa dua hari ini suasana hati bosnya tidak menentu seperti roller coaster.
"Vincent?" sapa seorang wanita kepada Vincent. Vincent mengalihkan padangannya dari Amira ke wanita itu, begitu juga Lucas.
Raut wajah Vincent yang tadinya mulai cerah kembali gelap ketika melihat wanita yang menyapanya. Lucas yang melihat raut wajah bosnya itu hanya bisa menelan ludahnya, pahit !
"Vincent, ternyata benar kamu. Aku kira tadi salah orang," ucap wanita itu lagi. Vincent bersikap acuh dan tidak mau meladeni wanita itu.
Wanita itu melihat Vincent dari atas hingga ke bawah dengan tatapannya yang kagum.
Wanita itu adalah Anna Lee, 28 tahun, seorang aktris papan atas. Ia adalah mantan kekasih Vincent yang pernah mengkhianatinya. Vincent pernah memergokinya sedang bermain cinta dengan seorang pria. Sejak itu, Vincent tidak mau lagi berhubungan dengan wanita manapun dan menutup hatinya rapat-rapat.
"Vin ... kamu masih marah padaku?" tanya wanita itu lagi mencoba mencari perhatian Vincent. Tanpa seijin Vincent, dia duduk di sampingnya dan merangkul lengannya, "Vin, kamu tolong dengarkan penjelasanku dulu, saat itu aku ...."
"Cukup, Anna! Urusan kita sudah selesai lima tahun yang lalu. Tidak ada yang perlu dibahas lagi!" sela Vincent dengan dingin.
Anna kaget dengan sikap Vincent saat ini padanya. Bagi Vincent semua itu adalah masa lalunya yang pahit dan telah dikubur dalam-dalam, dia tidak mau mengungkitnya lagi.
Vincent berdiri dan meninggalkan Anna di tempat duduknya, kemudian dia berjalan ke arah pintu keluar dan menyambut Amira yang sedang mencari tempat duduk. Vincent langsung menghambur ke dalam tubuh Amira yang mungil dan memeluknya dengan erat.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Merdin Judris
wow magic....,hmmjh
2020-11-02
0
💎⃞⃟BS QᷞUͦEͮEͤNSELVIA°Аямў🔰
widihhhh langsung main peluk ajahhh mas bro...situ oke...hahahahaha.....
2020-09-29
0
jcikaichukaoolzkj
dasar si tuan muda🤣🤣
2020-09-15
5