Bab 13

Vincent langsung menghambur ke dalam tubuh Amira yang mungil dan memeluknya dengan erat. Amira mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Setelah tersadar dari kagetnya, dia berusaha mendorong tubuh Vincent menjauh.

"Lepasin! Apa-apaan sih kamu!" teriak Amira kesal.

Vincent melepaskan pelukannya dan menatap Amira intens, "Kamu masih marah sama aku, Sayang?"

Vincent meraih tangan Amira dan menggenggamnya.

Apa katanya tadi? Sayang? Hueekk.. Dasar mesum sinting, gumam Amira dalam hati dan mendelik marah kepada Vincent.

"Hei, siapa juga yang ... mmmmmm ...."

Belum sempat Amira melayangkan protesnya, Vincent langsung mencium bibir Amira dan membuat Amira membelalakan matanya kaget.

Vincent menangkup wajah Amira dan menciumnya dengan lembut. Amira berusaha melepaskan ciuman Vincent, tetapi Vincent menarik pinggangnya agar mendekat.

Semua pengunjung restoran melihat adegan tersebut. Semua terkesiap dan terpana, termasuk dua orang yang duduk di meja pojok kanan, Lucas dan Anna.

Lucas segera mengeluarkan ponselnya dan memotret momen tersebut. Sedangkan Anna mengeratkan giginya dan mengepalkan tangannya kesal.

Amira memukul-mukul lengan Vincent, karena dia sudah kehabisan nafas. Akhirnya Vincent melepaskan ciumannya dan menempelkan dahinya pada dahi Amira.

"Jangan protes lagi atau mau kucium lagi?!" ancam Vincent pada Amira setengah berbisik.

"Ap ...."

Amira mau protes lagi tapi langsung membungkam mulutnya melihat Vincent yang sudah memincingkan matanya tajam.

"Vincent, dia ini pacar barumu?" tanya Anna yang sudah beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di belakang mereka.

"Kau masih berhutang padaku, ingat? Kalau kau membantuku ... mungkin aku akan mempertimbangkan agar kau tidak perlu membayarnya," bisik Vincent di telinga Amira.

Setelah paham dengan maksud Vincent, Amira mengangguk kecil. Kemudian Vincent berbalik dan menghadap Anna, dengan tangannya di pinggang Amira.

"Bukan, dia bukan pacarku ...," jawab Vincent.

Anna tersenyum mendengarnya, tapi kemudian Vincent melanjutkan, "... tapi dia tunanganku."

Amira melotot mendengarnya.

Senyuman yang mengembang di bibir Anna perlahan memudar, tetapi dia tetap berusaha mempertahankannya.

"Oh ... begitu ... aku baru dengar, soalnya biasanya kalau orang besar sepertimu punya tunangan pasti sudah tersebar di media," Anna mencoba peruntungannya, dia masih tidak percaya.

"Kita memang menutupinya dari media, karena belum mengadakan resepsi. Iya kan, Sayang?" Vincent mengeratkan pelukannya di pinggang Amira.

Amira rasanya ingin muntah mendengar kata "Sayang" yang diucapkan Vincent. Tetapi mengingat ancaman Vincent dan hutangnya, Amira menyunggingkan senyum terbaiknya dan mengangguk.

"Iya Sayang. Kamu sih sibuk melulu. Kapan mau diumumkan pertunangan kita? Biar semua wanita yang tergila-gila padamu tau kalau kamu sudah ada yang punya, hahaha ...."

Amira mendelik ke arah Anna ketika mengatakan 'wanita yang tergila-gila'.

Vincent yang mendengar perkataan Amira merasa senang dan tersenyum lembut, "Maaf ya Sayang. Tenang saja, aku sepenuhnya milikmu kok."

Melihat perlakuan Vincent terhadap Amira yang penuh perhatian, Anna sudah tidak tahan lagi. Ia bergegas meninggalkan mereka dengan wajah masam, sedangkan Amira rasanya mau muntah mendengar perkataan Vincent.

Setelah kepergian Anna, Amira melepaskan genggaman Vincent dari pinggangnya dan mendelik ke arahnya dengan tatapan penuh amarah. Vincent hanya tersenyum menyeringai dan berlalu menuju meja yang ditempatinya tadi.

"Bisakah kau memberikan sedikit penjelasan padaku atas perbuatanmu tadi?" tuntut Amira kepada Vincent yang sudah duduk di sofanya. Vincent menengadah melihat Amira yang masih berdiri. Ia mengisyaratkan agar Amira duduk di depannya, di samping Lucas.

Masih dengan kemarahannya, Amira duduk di samping Lucas dan menatap Lucas sekilas dengan tatapan datar. Amira kembali menatap Vincent menuntut penjelasan.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, seperti yang kau lihat tadi," jawab Vincent acuh.

Mata Amira menatap tajam kepada Vincent menahan amarahnya, "Hah! Tidak perlu dijelaskan katamu? Seenaknya tanpa ijin, kau menciumku. Apa kau memang selalu mencium setiap wanita yang kau temui, ha?"

"Tentu saja tidak," Vincent menjawab dengan santai dan melanjutkan, "Bukankah ini juga bukan ciuman pertama kita, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan."

"Uhuk ... uhuk ...."

Lucas yang sedang minum, tersedak mendengar perkataan bosnya. Wajah Amira memerah dan dia mengepalkan tangannya erat.

Tidak beberapa lama kemudian, makanan tersaji di meja mereka.

Vincent mencicipi satu per satu makanan tersebut, dan Amira menatap semua makanan yang tersaji di meja dengan berbinar-binar. Semuanya terlihat enak di matanya dan perut Amira memang sudah minta untuk diisi dari tadi. Vincent melihat tatapan Amira kemudian menyumpit satu potong daging ayam saus lemon dan mengarahkannya ke mulut Amira. Kelemahan Amira adalah makanan enak, dan Vincent sepertinya menyadari itu.

Amira melihat sumpit di depannya, daging ayam di depannya terlihat menggoda dan tanpa malu dia langsung menerima suapan dari Vincent. Dia sudah lupa dengan kemarahannya beberapa menit yang lalu.

Vincent tersenyum senang. Lucas melihat perubahan suasana hati bosnya sekarang. Lucas merasa berada di surga dan ingin rasanya mengabadikan momen itu dengan kameranya dan membagikannya di grup whatsapp kantor, tapi ia tidak mempunyai keberanian itu.

Vincent menyuapi Amira dengan setiap menu yang ada di meja. Amira dengan cueknya melahap setiap suapan yang disodorkan padanya. Sedangkan Lucas merasa dirinya berada di dunia lain.

"Aku bisa makan sendiri," ucap Amira sadar setelah melihat beberapa pengunjung kagum melihat Vincent menyuapi dirinya seperti sepasang kekasih.

Kemudian Amira meminta sendok dan sumpit kepada pelayan dan melahap setiap makanan di meja. Vincent hanya menatapnya dan Lucas hanya melongo melihat cara makan Amira yang tidak ada anggunnya sama sekali, layaknya seorang nona besar.

Setelah selesai menyicipi semua menu yang ada di meja (*y*ang tentunya sebagian besar dihabiskan oleh Amira), Vincent menawarkan menu penutup kepada Amira.

"Mau dessert?" tanya Vincent pada Amira yang dianggukin dengan cepat olehnya.

Vincent memanggil pelayan restoran, "Kamu mau dessert apa?" tanya Vincent dan dijawab dengan cepat oleh Amira, "Red Velvet."

Restoran velvet ini memang terkenal dengan dessertnya Red Velvet. Banyak pengunjung yang datang tidak akan melewatkan menu dessert tersebut, termasuk Amira.

Amira menyantap dessertnya seperti anak kecil yang polos. Vincent menatapnya dengan lembut. Vincent mengulurkan tangannya meraih bibir Amira, membuat Amira yang sedang asyik menikmati dessertnya tersentak. Vincent mengusap cream yang ada di sudut bibir Amira, kemudian mencicipi cream yang diambilnya ke dalam mulutnya.

"Manis," ucap Vincent dengan suara husky dan lembut. Lucas yang melihatnya bergidik ngeri.

Amira melongo sambil menggigit sendoknya. Ia merasa aneh dengan perilaku Vincent yang berubah penuh perhatian dengannya. Tapi Amira tidak mau ambil pusing. Amira mengamati dessertnya yang sudah habis dan melihat dessert di depan Vincent yang belum disentuh oleh pemiliknya.

"Hmm.. kamu gak mau?" tanya Amira.

"Nggak. Aku gak suka manis," ucap Vincent sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Kalau begitu ... buat aku aja ya. Sayang kan kalau gak dimakan," ucap Amira mengambil piring dessert di depannya tanpa seijin pemiliknya.

Baru mau menyendokkan ke mulutnya, Vincent menarik tangan Amira ke atas dan memaksa Amira berdiri. Sendok di tangan Amira terlepas dan potongan kue terjatuh.

"Eeeh ... hei ... mau kemana?" teriak Amira karena tangannya ditarik oleh Vincent sambil berjalan meninggalkan Lucas yang bengong.

"Keluar," jawab Vincent santai.

"Tapi aku kan belum selesai," protes Amira.

Tiba-tiba Vincent menghentikan langkahnya dan berbalik, sehingga membuat Amira yang ditarik menabrakkan wajahnya di dada Vincent.

"Aduh!"

Amira meringis dan mengusap hidungnya yang merah.

"Memangnya sudah makan sebanyak itu masih belum cukup? Nanti pipimu tambah gemuk seperti b**i gimana?" ucap Vincent sambil mencubit kedua pipi Amira yang memang tembem.

Amira meringis dan mengerucutkan bibirnya. "Apa urusanmu? Hah! Aku mau jadi apa, gak ada hubungannya sama kamu?!" protes Amira lagi.

"Tentu saja ada, kamu kan tunangan aku," bisik Vincent di telinga Amira.

"Kau ...," baru mau melayangkan protesnya, Amira ditarik lagi oleh Vincent sampai ke parkiran.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

To be continue...

Terpopuler

Comments

runma

runma

🤣🤣🤣🤣

2021-07-26

0

Fitri Maryani

Fitri Maryani

dasar pasangan GK punya akhlak ber ciuman di tempat umum,,,jadi ikut malu sendiri AQ bacanya😊😊😊

2021-04-20

1

Krisna New

Krisna New

aku cmn bsa cengo

2021-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126 (Ending)
127 Bonus Chapter
128 Minta Pendapat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126 (Ending)
127
Bonus Chapter
128
Minta Pendapat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!