'Aduh, lenganku pegel banget nih. Mau gerak gak bisa lagi! Ini cewek tenaganya kayak badak aja,' batin Vincent Zhang, pria yang menjadi korbannya Amira Lin.
Bagaimana tidak pegal, sudah 30 menit Amira dalam posisinya tidak bergerak sama sekali dan teru mencengkeram lengannya. Membuat Vincent tidak tahu harus berbuat apa.
Vincent Zhang, 28 tahun, seorang CEO Royal Group Corp yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari properti, entertainment, rumah sakit, supermarket, restaurant, hingga mall di berbagai wilayah di dalam dan luar negeri.
Siapa yang tidak kenal dengan Vincent Zhang (Ya, kecuali Amira sih). Wajahnya selalu menghiasi berbagai majalah bisnis dalam dan luar negeri.
Dia merupakan pria yang berhati dingin dalam mengerjakan segala hal di dalam perusahaannya. Selain itu, sifat jeleknya yang lain adalah selalu membuat wanita patah hati dengan sikap dinginnya itu.
Vincent melirik sedikit ke gadis di sampingnya, berusaha menarik lengannya, tapi usahanya sia-sia.
Gadis itu masih menangis sesengukan, sehingga lengan kemejanya menjadi basah dengan air matanya.
Vincent menghela napas kasar, lalu tiba-tiba terbesit ide di dalam kepalanya. Ia pun mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celananya dengan menggunakan tangannya yang satu lagi, kemudian dia memasang headset di ponselnya dan memakaikan headset tersebut di telinga gadis di sampingnya. Gadis itu masih tidak bergeming, bertahan di posisi awalnya, mencengkeram lengan kemeja Vincent dengan posisi mata yang terpejam.
Dengan jemarinya, Vincent menggeser layar ponselnya yang dalam keadaan sinyal tidak aktif dan masuk ke menu musik, kemudian memutarkan lagu yang ada di dalam galeri musiknya.
Setelah musik berputar, gadis di sampingnya itu perlahan mulai rileks dan cengkeraman tangannya pun mulai melemah. Gadis itu juga tidak menangis lagi, tetapi matanya masih terpejam.
Vincent melirik sekilas ke arah gadis itu, tampaknya ia mulai terlelap. Vincent ingin mendorong kepalanya ke arah jendela pesawat, akan tetapi diurungkan niatnya itu. Ia tersenyum sejenak melihat wajah polos gadis itu yang lambat laun mulai tertidur lelap.
Netranya memperhatikan gadis itu dari atas kepala hingga ke bawah kaki dengan seksama. Ia akui jika gadis itu memiliki postur tubuh Vincent yang cukup seksi. Gadis itu mengenakan rok mini nya di atas lutut sehingga mengekspos sedikit pahanya. Vincent meneguk salivanya dengan kasar, lalu segera mengalihkan pandangannya.
'Sial!' umpatnya dalam hati. Vincent segera meminta selimut kepada pramugari yang berada di dekatnya dan menutup paha wanita itu dengan selimut.
Selang beberapa menit kemudian, seorang pramugari cantik melewati tempat duduk mereka dan ingin menawarkan minuman kepada Vincent dan Amira. Vincent mengangkat telunjuknya dan meletakkan di bibirnya menandakan agar pramugari tersebut agar tidak berisik. Pramugari tersebut tersenyum mengerti dan meninggalkan mereka.
Vincent mengambil salah satu headset-nya dan memasangnya di telinga, dia pun akhirnya terlelap dan mereka saling menyenderkan kepalanya berdampingan.
Dua jam kemudian, kapten pesawat memberikan info bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di bandara tujuan. Amira yang sedang terlelap mulai terusik.
Vincent juga mulai terbangun karena merasakan geliatan di samping lengannya. Dia mengucek matanya dan melihat ke samping. Amira tertidur sambil mengences.
'Astaga! Haisss ... apa-apaan nih cewek, berani - beraninya dia ... Aarrghh!'
Karena merasa kesal dan jijik, Vincent mendorong kepala Amira dengan telunjuknya dan menggeser kepalanya ke arah jendela pesawat sehingga kepala Amira membentur jendela.
"Aduh! Apa-apaan sih!" teriak Amira sambil meringis memegang kepalanya yang sekarang kesakitan. Amira membelalakan matanya dan melihat ke Vincent yang berpura-pura cuek.
"Hei, kamu apa-apaan, hah! Kenapa mendorong kepalaku segala? Lihat nih sekarang kepalaku jadi benjol. Kan jadi gak cantik lagi," teriak Amira kesal sambil menunjuk ke arah kepalanya yang sakit. Vincent yang diteriakin sama Amira pura-pura tidak mendengarnya.
Amira semakin kesal dan memukul lengan Vincent, "Hei, kamu tuli apa, jangan pura-pura tidak tahu!" teriak Amira lagi.
Vincent meringis sambil memegang lengannya yang dipukul Amira. Lengannya yang mati rasa karena menjadi senderan wajah Amira tadi malah dipukul gadis itu.
Vincent langsung memberikan tatapan dingin kepada gadis itu. Amira yang melihat tatapan tersebut hanya bisa menelan salivanya dengan gugup.
"A-apa maumu, huh?" ucap Amira terbata-bata. Gadis itu pura-pura tegar, padahal dia sudah ketakutan menatap mata dingin itu.
Vincent menatap manik mata wanita itu yang sudah mulai berkedip-kedip menahan takut. Akhirnya Vincent memalingkan wajahnya dan tidak mempedulikan wanita itu.
'Sabar Vincent, sabar! Cuekin saja cewek badak itu, anggap aja dia hanya badak!' batin Vincent berusaha meredam emosinya.
Amira yang merasa dirinya menang melawan tatapan Vincent merasa senang sendiri dan mengibaskan rambutnya yang panjang ke samping sehingga mengenai wajah Vincent.
Amarah Vincent mulai memuncak, kesabarannya dari awal naik pesawat hingga mendarat sirna sudah. Dia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan gadis satu ini. Baru saja Vincent ingin memarahi gadis di sampingnya, gadis itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan melewati dirinya.
Wajah Vincent sekarang sudah benar-benar murka, dia mengeratkan giginya dan mengeraskan rahangnya.
'Hari apa ini! Sial sekali aku bisa bertemu dengan cewek aneh dan gila seperti itu!' batin Vincent mengumpat. Ia mengepalkan tangannya sendiri dengan erat.
'Aku harus membalasnya, kalau tidak, namaku bukan Vincent Zhang!' Vincent memukul pegangan kursi tempat ia duduk dengan kepalan tangannya.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
runma
waduh
2021-07-22
0
Dirah Guak Kui
berani juga perempuan ini melawan seorang Vinsen, mungkin karna ia tdk mengenal siapa org yg duduk disebelahnya😁😁😁😁
2021-05-19
1
Krisna New
aku nyimak dulu
2021-04-09
1