Lucas bergegas membawa mobil keluar dari tempat parkir karena bos nya sudah tidak sabar menunggu. Sesampainya di lobi, semua orang yang melihat mobil sport hitam itu tertawa cekikikan. Ada juga yang penasaran dengan si empunya mobil, ada yang sibuk memotret dengan kamera ponsel mereka. Lucas menundukkan wajahnya di balik kemudi setir.
Vincent melongo melihat mobil kesayangannya penuh dengan coretan "HATI-HATI! SI MESUM SEDANG BERJALAN!"
Vincent memijat keningnya yang berdenyut, kemudian mendekati mobilnya dan mengetuk jendela kaca. Lucas segera turun dari mobil. Orang-orang di sekitar yang melihat mereka berdua berbisik-bisik.
"Bos," sapa Lucas sambil menundukkan wajahnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Vincent dingin sambil berusaha menutup wajahnya dengan salah satu tangannya.
"Maaf Bos, saya juga tidak tau. Setelah saya sampai di parkiran, mobilnya sudah jadi begini," terang Lucas masih dengan menundukkan kepalanya.
"Terus kenapa gak kamu hapus tulisan itu?" tanya Vincent dengan amarah yang mulai memuncak.
"Sudah Bos, tapi tulisannya susah dihilangkan. Sepertinya harus dibawa ke bengkel mobil untuk dihapuskan dengan cairan khusus," jawab Lucas dengan takut-takut.
Vincent menghela nafas panjang dan mengatakan, "Ya sudah, kamu sekarang bawa ke bengkel mobil sana! Minta diselesaikan secepatnya!" perintah Vincent.
"Bos gak jadi ke kantor?" tanya Lucas kepada Vincent yang sekarang melihatnya dengan dingin.
"Kamu mau saya naik mobil itu dengan kamu?" tanya Vincent menatap Lucas tajam dan mengeratkan giginya. Lucas menggeleng pelan.
"Sudah sana kamu pergi sekarang! Nanti saya naik taksi sendiri ke kantor," perintah Vincent lagi.
Vincent segera berlalu meninggalkan Lucas yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, Vincent kembali teringat sesuatu, ia membuka ponselnya dan menelpon Lucas.
"Sekalian kamu cek di CCTV mobil! Segera cari pelakunya dan infokan kepadaku!" perintah Vincent kepada Lucas dan langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari Lucas.
Lucas hanya bisa pasrah punya bos yang dingin dan tidak punya perasaan seperti itu. Orang-orang di sekitar masih berbisik. Lucas segera masuk ke dalam mobil dan pergi.
********
Di Kediaman Keluarga Lin
Sekitar jam sepuluh malam, Nyonya Merina dan Daniel Lin baru sampai di rumah. Mereka berdua habis pulang dari perusahaan.
Bibi Lu menyambut kedatangan kedua majikannya.
Nyonya Merina melihat suasana kediaman yang sepi dan bertanya, "Amira kemana Bi?"
"Nona belum pulang, Bu. Semenjak pergi dengan Ibu tadi pagi ke rumah sakit, Nona belum pulang," lapor Bibi Lu.
"Aduh kemana lagi itu anak. Katanya tadi mau langsung pulang," ucap Nyonya Merina khawatir.
"Tenanglah, Bu. Ami juga bukan anak kecil lagi. Mungkin dia ada keperluan mendadak," bela Daniel sambil menenangkan ibu angkatnya.
Daniel Lin, 28 tahun, adalah seorang sosok kakak yang baik dan selalu memanjakan Amira. Semenjak dia memasuki keluarga Lin pada usia sepuluh tahun, dia sudah sangat menyayangi adik angkatnya itu. Keinginan Amira apapun yang bisa dipenuhi olehnya selalu dituruti sehingga Amira sangat sayang dan manja dengan kakaknya itu.
"Tapi sekarang sudah jam berapa, Niel.Coba kamu telepon dia sekarang, suruh dia pulang secepatnya! Anak gadis kok keluar malam-malam, kan bahaya," jelas Nyonya Merina cemas.
"Baik, Bu. Sekarang Ibu ke kamar dulu aja istirahat. Biar aku aja yang menunggu Ami," bujuk Daniel pada ibunya.
"Baiklah, kamu juga segera istirahat. Besok kamu mesti menghadiri rapat pemegang saham," ucap Nyonya Merina sambil berlalu menuju kamarnya.
Daniel segera menelpon Amira, pada dering ketiga baru terdengar jawaban. "Halo, Kak," jawab Amira santai.
"Kamu di mana? Sampai sekarang belum pulang! Baru hari pertama sampai, bukannya di rumah malah keluyuran sampai malam. Ini sudah jam berapa Nona Besar?" tanya Daniel pura-pura marah.
"Iya Kakakku tersayang. Yang paling tampan, yang paling baik seluruh jagat raya," rayu Amira dengan segala gombalannya.
"Adikmu yang paling manis, yang paling cantik, yang paliiiinggg manja ini sudah sampai. Taaarrrraaaaa ...," lanjut Amira yang sudah berada di belakang Daniel.
Amira mengedip-ngedipkan mata dan memberikan senyumannya yang tidak bersalah di hadapan Daniel.
Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya dan memijat pelipisnya, kemudian mendorong dahi Amira ke belakang dengan jari telunjuknya.
"Kamu ini ya, dasar manja!" ucapnya. Seperti biasa Daniel tidak bisa memarahi adiknya yang manis ini.
Amira tersenyum manja dan memeluk kakak kesayangannya, "Kak Daniel, aku kangen banget," ucap Amira bergelayut di lengan kakaknya.
"Kalau kamu kangen dengan kakakmu yang paling tampan ini seharusnya kamu ke kantor, bukannya keluyuran gak jelas. Dari mana kamu sampai semalam ini? Ibu khawatir lho," tanya Daniel menginterogasi sambil melepaskan lengannya dari Amira.
Amira mengerucutkan bibirnya dan menjawab, "Gak kemana-mana Kak. Cuma keliling aja. Sekalian nyariin oleh-oleh buat Tiffany. Soalnya kalau di rumah aja kan aku juga bosen, Kak. Jangan marah dong nanti keriputnya nambah lho!" rayu Amira sambil bergelayut manja lagi di lengan kakaknya.
Daniel hanya bisa mengalah melihat kelakuan adiknya satu ini. Dia menghela nafas dan melepaskan tangan Amira dari lengannya.
"Ya sudah, sana kamu masuk kamar! Lain kali jangan diulangi. Anak gadis pulang malam-malam itu gak baik dilihat orang. Dan juga bahaya di luar sendirian," ucap Daniel memberikan nasihatnya.
"Iya, iya, kakakku yang bawel. Hahahaha ...," ucap Amira sambil bergegas lari masuk ke kamarnya di lantai dua.
Daniel menghela nafas dan tersenyum sambil memijat keningnya.
********
Di Gedung Royal Group, Ruangan CEO
Lucas mengetuk pintu ruangan CEO Royal Group. "Masuk," ucap seseorang di dalam.
Lucas membuka pintu dan masuk ke dalam. "Bos," sapanya kepada Vincent Zhang, CEO Royal Group.
Vincent yang berdiri membelakangi Lucas sambil memandangi langit malam melalui jendela besar yang ada di ruangannya hanya diam dengan auranya yang dingin.
"Saya sudah memeriksa CCTV yang ada di mobil dan sudah menemukan pelakunya," lapor Lucas kepada Vincent.
Vincent menengadahkan telapak tangannya kemudian Lucas dengan segera menyerahkan dokumennya ke tangan Vincent.
Vincent membuka dokumen tersebut dan membaca hasil dari pemeriksaan Lucas.
"Amira Lin?" gumam Vincent, kemudian dia membuka lembaran berikutnya yang berisi foto dari sang pelaku beserta bukti-buktinya.
Vincent tersenyum menyeringai, matanya yang tajam dan dingin sedikit menyipit seperti sedang merencanakan sesuatu.
To be continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Merdin Judris
Vincent......tancap broooooo
2020-11-02
0
SINTA TALENG
visualx
2020-09-01
1
Zanuba Mashud (ririn)
kesini
2020-07-03
0