Bab 10

Amira mematung seperti seorang pencuri yang sedang tertangkap basah oleh pemilik rumahnya.

Nyonya Celine melihat Amira dengan tatapan heran bercampur bahagia. Amira tidak memperhatikan tatapan Nyonya Celine.

Ketika Nyonya Celine akan menyapanya, Amira langsung membungkukkan badannya.

"Maaf, saya permisi dulu," ucap Amira bergegas keluar dari apartemen Vincent.

°

°

°

°

°

Amira bergegas menuju ke tempat parkiran mobilnya di luar apartemen. Amira malu bercampur kesal.

Ia mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang berpacu cepat.

"Oh jantung, bersahabatlah sedikit, kenapa cepat sekali detaknya," batin Amira sambil mengipas-ngipasi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.

"Dasar si mesum itu, sampai sekarang pun aku tidak tau namanya! Benar-benar tidak adil!" umpat Amira di dalam hati dengan kesal.

"Tadi nenek itu siapa? Jangan-jangan nenek si mesum itu? Aduh.. malu-maluin aja. Penampilanku berantakan gini lagi! Pasti dikira habis ngapa-ngapain," gumam Amira sambil menutup wajahnya.

Amira menundukkan kepalanya di balik setir kemudi. Ketika ia akan menstarter mobilnya, ia melihat ke kakinya.

"Ternyata aku meninggalkan sepatuku di apartemen si mesum itu!!" ucap Amira sambil memukul setir mobilnya.

"Astaga Amira! Kenapa kamu ceroboh sekali?! Bodoh.. bodoh.. bodoh!" teriaknya kepada dirinya sendiri.

"Apa aku balik lagi? Ah.. tidak.. tidak.. tidak..itu sama aja masuk ke kandang buaya lagi. Ah sudahlah biarin aja, tapi.. HUAAAAAAAA."

Amira menangis histeris meratapi nasibnya yang apes baginya hari ini.

Sebenarnya sepatu yang ditinggalkan Amira itu adalah sepatu kesayangannya. Walaupun sudah sedikit kumal tapi itu hadiah ulang tahun dari Leon untuknya yang diberikannya tahun lalu.

"Hiks. Tapi untuk kembali lagi, aku takuuuttt.." gumam Amira sesengukan.

Setelah puas menangis, akhirnya Amira memutuskan meninggalkan tempat itu.

°

°

°

°

°

°

°

Sementara itu di apartemen Vincent..

"Apa yang sudah kulakukan, kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku ketika melihat bibirnya?" gumam Vincent.

"Haish Bukankah aku hanya ingin menakutinya dan mengerjainya? Kenapa malah... Dan lagi 'juniorku' tadi seperti merespon tubuh Amira. Haissh! Sadarlah Vincent!" gumam Vincent frustasi.

Vincent mengacak-acak rambutnya sendiri, mencoba mengontrol hasratnya yang naik.

"Vin, kamu di dalam?" tanya seseorang yang sangat Vincent kenal.

"Nenek?"

Vincent kaget dengan kedatangan neneknya yang tiba-tiba.

Nyonya Celine masuk ke dalam kamar Vincent tanpa seizinnya. Vincent yang masih terduduk di lantai segera berdiri dan menatap ke arah neneknya.

"Astaga, apa yang terjadi Vin?" tanya Nyonya Celine kepada cucunya itu dengan raut wajah yang sulit ditebak, antara marah dan senang.

Ya, memang saat ini kondisi Vincent sedikit kacau. Rambut yang berantakan dan Vincent juga masih bertelanjang dada, di dada Vincent juga ada bekas cakaran Amira waktu dia meronta-ronta tadi. Ditambah lagi bibir Vincent yang tergores membuatnya sedikit membengkak akibat gigitan Amira.

Mungkin bukan sedikit kacau, tapi sangat mengenaskan bagi dirinya.

Nyonya Celine melihat Vincent dari atas hingga ke bawah, kemudian melihat ke wajahnya, lebih tepatnya ke bibirnya.

"Astaga cucuku yang ganteng, kenapa bisa jadi begini?" tanya Nyonya Celine sambil mengelus wajah Vincent.

Mata Nyonya Celine berbinar-binar berharap agar Vincent menceritakan kejadian yang menimpanya tadi.

"Nenek ngapain datang kemari?" tanya Vincent mencoba mengalihkan pertanyaan neneknya.

"Nenek ke sini karena kangen sama cucu nenek yang ganteng ini. Sudah seminggu kamu gak datang ke mansion. Di kantor aja mau ketemu kamu aja susah! Lebih susah ketemu kamu daripada ketemu presiden!" ucap Nyonya Celine menyalahkan Vincent.

"Nenek kan tau aku sibuk. Kalau nenek mau ketemu kan bisa telepon aku dulu. Aku pasti datang," ucap Vincent membela diri.

"Nenek tau kok kamu sibuk, sibuk ehem ehem...," Nyonya Celine melirik Vincent sambil berdeham dan menirukan orang sedang batuk.

"Nenek senang akhirnya kamu sudah mau membuka diri. Kapan kamu mau memperkenalkannya pada Nenek?" lanjut Nyonya Celine lagi sambil mendesak Vincent untuk menceritakan kejadian tadi. Vincent mengernyitkan dahinya.

"Apa maksudmu, Nek? Aku tidak paham."

Vincent mencoba mengelak dan enggan untuk membahasnya.

"Kamu ini mau mengelak lagi ya. Nenek tadi sudah ketemu gadis itu di depan pintu.Kamu apakan dia tadi? Dia sampai ketakutan dan menangis begitu," cecar Nyonya Celine.

"Kalau kamu suka sama dia, bukan begitu caranya Vin. Kalau kamu mainnya kasar begitu, malah kabur nanti cucu menantu nenek."

Nyonya Celine masih mencoba meminta penjelasan dari Vincent.

"Sekarang kamu coba telepon dia! Kasihan dia sampai menangis ketakutan begitu. Kalau nanti di jalan kenapa-kenapa gimana," desak Nyonya Celine kepada Vincent.

Vincent menghela nafas mendengar semua ocehan neneknya.

"Aduh Nek. Nenek salah paham deh, siapa yang suka sama siapa. Nenek gak usah mengambil kesimpulan sendiri. Nanti malah tambah rumit," ucap Vincent sambil memijat keningnya dan berjalan malas ke arah pintu kamarnya.

"Nenek datang sama siapa? Ini sudah malam, aku anterin Nenek sekarang. Gak baik nek tidur malam-malam. Nanti keriput Nenek nambah lho", ucap Vincent mengalihkan perhatian neneknya.

"Ha? masa sih? Aduh aduh.. nenek mau pulang maskeran dulu kalau gitu," ucap Nyonya Celine sambil memegang wajahnya.

Tiba-tiba Nyonya Celine tersadar kalau sudah dikerjai oleh cucunya. Ia memukul dada Vincent dan mencubit perutnya, "Dasar kamu ini! Cucu durhaka ya, berani mengerjai nenek. Ini rasain".

"Aduh Nek. Ampun Nek, ampun," ucap Vincent memohon karena neneknya terus melancarkan serangan di perut Vincent. Akhirnya Nyonya Celine menghentikan cubitannya, dan menyilangkan tangannya di dada.

"Nenek gak mau tau. Pokoknya besok kamu bawa dia ke nenek. Nenek mau tanya sendiri padanya," perintah Nyonya Celine.

Vincent menghela nafas dan memegang bahu neneknya sambil mendorongnya keluar dari kamar, kemudian menuntunnya menuju pintu keluar apartemen Vincent.

"Nek, yuk aku antar pulang aja. Aku juga mau mampir ke mansion," dalih Vincent pada neneknya.

"Gak usah! Nenek gak perlu kamu anter. Nenek bisa pulang sendìri! David (supir nenek) menunggu nenek di bawah, kamu gak usah sok sibuk! Lebih baik sekarang kamu telepon gadis itu!" perintah Nyonya Celine lagi.

Nyonya Celime menatap tajam ke arah Vincent, menandakan dia tidak mau dibantah lagi.

Vincent menjawab dengan malas, "Iya nek, iya. Nanti aku telepon, sekarang aku anter nenek ke mobil ya."

"Nenek bisa jalan sendiri, gak perlu kamu dorong-dorong, Vincent!"

Nyonya Celine mendelik ke arah Vincent karena Vincent sedikit memaksa neneknya untuk keluar dari apartemen. Vincent menyunggingkan senyumannya pada Nyonya Celine yang sekarang menatap tajam ke arahnya.

Vincent mengantar neneknya turun ke lobby. Pak David sudah menunggu di parkiran mobil. Vincent membuka pintu mobil belakang dan menuntun neneknya masuk.

"Ingat apa yang nenek katakan tadi. Jangan lupa telepon gadis itu!" ucap Nyonya Celine mengingatkan. Vincent hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun.

Setelah kepergian neneknya, Vincent masuk ke dalam apartemen. Apa yang diucapkan neneknya terus terngiang di kepalanya.

*Sekarang kamu coba telepon dia, kasihan tuh dia sampai menangis ketakutan gitu. Kalau nanti di jalan kenapa-kenapa gimana*

Vincent menghela nafas panjang. Hari ini benar-benar kacau baginya.

Ia membersihkan dirinya dan membasahi kepalanya dengan air dingin, "Aku perlu menjernihkan pikiranku," gumammya.

Setelah membersihkan dirinya, Vincent merebahkan dirinya di atas tempat tidur, dia menyenderkan kepalanya di senderan tempat tidur.

Ia menatap ponselnya lama. Dengan ragu-ragu ia menekan nomor kontak Amira, tetapi baru satu deringan, Vincent mematikan teleponnya. Ia mengurungkan niatnya untuk menelpon Amira kembali.

Vincent berniat untuk segera beranjak tidur karena besok ada segudang kegiatan dan pertemuan yang perlu dihadiri.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

To be continue...

Please tinggalkan jejak ya para readers 🥰

Comment boleh, like juga boleh, atau vote lebih boleh lagi 😆

Jangan lupa klik Love ❤ di bawah ini 😘

Thank you

Terpopuler

Comments

Taz

Taz

Wah Amira kabur ketinggalan sepatu dan ketemu Nenek Celine.
Kok mirip cerita Cinderella ketinggalan sepatu 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-08-26

2

runma

runma

udah akui saja klo naksir😍😍😍😍🥰

2021-07-26

1

Masrifah

Masrifah

Haaaa... Ne"k bs ajjhe pk ancam cucu snfr 😂😂😂😂

2020-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126 (Ending)
127 Bonus Chapter
128 Minta Pendapat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126 (Ending)
127
Bonus Chapter
128
Minta Pendapat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!