Amira mematung seperti seorang pencuri yang sedang tertangkap basah oleh pemilik rumahnya.
Nyonya Celine melihat Amira dengan tatapan heran bercampur bahagia. Amira tidak memperhatikan tatapan Nyonya Celine.
Ketika Nyonya Celine akan menyapanya, Amira langsung membungkukkan badannya.
"Maaf, saya permisi dulu," ucap Amira bergegas keluar dari apartemen Vincent.
°
°
°
°
°
Amira bergegas menuju ke tempat parkiran mobilnya di luar apartemen. Amira malu bercampur kesal.
Ia mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang berpacu cepat.
"Oh jantung, bersahabatlah sedikit, kenapa cepat sekali detaknya," batin Amira sambil mengipas-ngipasi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.
"Dasar si mesum itu, sampai sekarang pun aku tidak tau namanya! Benar-benar tidak adil!" umpat Amira di dalam hati dengan kesal.
"Tadi nenek itu siapa? Jangan-jangan nenek si mesum itu? Aduh.. malu-maluin aja. Penampilanku berantakan gini lagi! Pasti dikira habis ngapa-ngapain," gumam Amira sambil menutup wajahnya.
Amira menundukkan kepalanya di balik setir kemudi. Ketika ia akan menstarter mobilnya, ia melihat ke kakinya.
"Ternyata aku meninggalkan sepatuku di apartemen si mesum itu!!" ucap Amira sambil memukul setir mobilnya.
"Astaga Amira! Kenapa kamu ceroboh sekali?! Bodoh.. bodoh.. bodoh!" teriaknya kepada dirinya sendiri.
"Apa aku balik lagi? Ah.. tidak.. tidak.. tidak..itu sama aja masuk ke kandang buaya lagi. Ah sudahlah biarin aja, tapi.. HUAAAAAAAA."
Amira menangis histeris meratapi nasibnya yang apes baginya hari ini.
Sebenarnya sepatu yang ditinggalkan Amira itu adalah sepatu kesayangannya. Walaupun sudah sedikit kumal tapi itu hadiah ulang tahun dari Leon untuknya yang diberikannya tahun lalu.
"Hiks. Tapi untuk kembali lagi, aku takuuuttt.." gumam Amira sesengukan.
Setelah puas menangis, akhirnya Amira memutuskan meninggalkan tempat itu.
°
°
°
°
°
°
°
Sementara itu di apartemen Vincent..
"Apa yang sudah kulakukan, kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku ketika melihat bibirnya?" gumam Vincent.
"Haish Bukankah aku hanya ingin menakutinya dan mengerjainya? Kenapa malah... Dan lagi 'juniorku' tadi seperti merespon tubuh Amira. Haissh! Sadarlah Vincent!" gumam Vincent frustasi.
Vincent mengacak-acak rambutnya sendiri, mencoba mengontrol hasratnya yang naik.
"Vin, kamu di dalam?" tanya seseorang yang sangat Vincent kenal.
"Nenek?"
Vincent kaget dengan kedatangan neneknya yang tiba-tiba.
Nyonya Celine masuk ke dalam kamar Vincent tanpa seizinnya. Vincent yang masih terduduk di lantai segera berdiri dan menatap ke arah neneknya.
"Astaga, apa yang terjadi Vin?" tanya Nyonya Celine kepada cucunya itu dengan raut wajah yang sulit ditebak, antara marah dan senang.
Ya, memang saat ini kondisi Vincent sedikit kacau. Rambut yang berantakan dan Vincent juga masih bertelanjang dada, di dada Vincent juga ada bekas cakaran Amira waktu dia meronta-ronta tadi. Ditambah lagi bibir Vincent yang tergores membuatnya sedikit membengkak akibat gigitan Amira.
Mungkin bukan sedikit kacau, tapi sangat mengenaskan bagi dirinya.
Nyonya Celine melihat Vincent dari atas hingga ke bawah, kemudian melihat ke wajahnya, lebih tepatnya ke bibirnya.
"Astaga cucuku yang ganteng, kenapa bisa jadi begini?" tanya Nyonya Celine sambil mengelus wajah Vincent.
Mata Nyonya Celine berbinar-binar berharap agar Vincent menceritakan kejadian yang menimpanya tadi.
"Nenek ngapain datang kemari?" tanya Vincent mencoba mengalihkan pertanyaan neneknya.
"Nenek ke sini karena kangen sama cucu nenek yang ganteng ini. Sudah seminggu kamu gak datang ke mansion. Di kantor aja mau ketemu kamu aja susah! Lebih susah ketemu kamu daripada ketemu presiden!" ucap Nyonya Celine menyalahkan Vincent.
"Nenek kan tau aku sibuk. Kalau nenek mau ketemu kan bisa telepon aku dulu. Aku pasti datang," ucap Vincent membela diri.
"Nenek tau kok kamu sibuk, sibuk ehem ehem...," Nyonya Celine melirik Vincent sambil berdeham dan menirukan orang sedang batuk.
"Nenek senang akhirnya kamu sudah mau membuka diri. Kapan kamu mau memperkenalkannya pada Nenek?" lanjut Nyonya Celine lagi sambil mendesak Vincent untuk menceritakan kejadian tadi. Vincent mengernyitkan dahinya.
"Apa maksudmu, Nek? Aku tidak paham."
Vincent mencoba mengelak dan enggan untuk membahasnya.
"Kamu ini mau mengelak lagi ya. Nenek tadi sudah ketemu gadis itu di depan pintu.Kamu apakan dia tadi? Dia sampai ketakutan dan menangis begitu," cecar Nyonya Celine.
"Kalau kamu suka sama dia, bukan begitu caranya Vin. Kalau kamu mainnya kasar begitu, malah kabur nanti cucu menantu nenek."
Nyonya Celine masih mencoba meminta penjelasan dari Vincent.
"Sekarang kamu coba telepon dia! Kasihan dia sampai menangis ketakutan begitu. Kalau nanti di jalan kenapa-kenapa gimana," desak Nyonya Celine kepada Vincent.
Vincent menghela nafas mendengar semua ocehan neneknya.
"Aduh Nek. Nenek salah paham deh, siapa yang suka sama siapa. Nenek gak usah mengambil kesimpulan sendiri. Nanti malah tambah rumit," ucap Vincent sambil memijat keningnya dan berjalan malas ke arah pintu kamarnya.
"Nenek datang sama siapa? Ini sudah malam, aku anterin Nenek sekarang. Gak baik nek tidur malam-malam. Nanti keriput Nenek nambah lho", ucap Vincent mengalihkan perhatian neneknya.
"Ha? masa sih? Aduh aduh.. nenek mau pulang maskeran dulu kalau gitu," ucap Nyonya Celine sambil memegang wajahnya.
Tiba-tiba Nyonya Celine tersadar kalau sudah dikerjai oleh cucunya. Ia memukul dada Vincent dan mencubit perutnya, "Dasar kamu ini! Cucu durhaka ya, berani mengerjai nenek. Ini rasain".
"Aduh Nek. Ampun Nek, ampun," ucap Vincent memohon karena neneknya terus melancarkan serangan di perut Vincent. Akhirnya Nyonya Celine menghentikan cubitannya, dan menyilangkan tangannya di dada.
"Nenek gak mau tau. Pokoknya besok kamu bawa dia ke nenek. Nenek mau tanya sendiri padanya," perintah Nyonya Celine.
Vincent menghela nafas dan memegang bahu neneknya sambil mendorongnya keluar dari kamar, kemudian menuntunnya menuju pintu keluar apartemen Vincent.
"Nek, yuk aku antar pulang aja. Aku juga mau mampir ke mansion," dalih Vincent pada neneknya.
"Gak usah! Nenek gak perlu kamu anter. Nenek bisa pulang sendìri! David (supir nenek) menunggu nenek di bawah, kamu gak usah sok sibuk! Lebih baik sekarang kamu telepon gadis itu!" perintah Nyonya Celine lagi.
Nyonya Celime menatap tajam ke arah Vincent, menandakan dia tidak mau dibantah lagi.
Vincent menjawab dengan malas, "Iya nek, iya. Nanti aku telepon, sekarang aku anter nenek ke mobil ya."
"Nenek bisa jalan sendiri, gak perlu kamu dorong-dorong, Vincent!"
Nyonya Celine mendelik ke arah Vincent karena Vincent sedikit memaksa neneknya untuk keluar dari apartemen. Vincent menyunggingkan senyumannya pada Nyonya Celine yang sekarang menatap tajam ke arahnya.
Vincent mengantar neneknya turun ke lobby. Pak David sudah menunggu di parkiran mobil. Vincent membuka pintu mobil belakang dan menuntun neneknya masuk.
"Ingat apa yang nenek katakan tadi. Jangan lupa telepon gadis itu!" ucap Nyonya Celine mengingatkan. Vincent hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun.
Setelah kepergian neneknya, Vincent masuk ke dalam apartemen. Apa yang diucapkan neneknya terus terngiang di kepalanya.
*Sekarang kamu coba telepon dia, kasihan tuh dia sampai menangis ketakutan gitu. Kalau nanti di jalan kenapa-kenapa gimana*
Vincent menghela nafas panjang. Hari ini benar-benar kacau baginya.
Ia membersihkan dirinya dan membasahi kepalanya dengan air dingin, "Aku perlu menjernihkan pikiranku," gumammya.
Setelah membersihkan dirinya, Vincent merebahkan dirinya di atas tempat tidur, dia menyenderkan kepalanya di senderan tempat tidur.
Ia menatap ponselnya lama. Dengan ragu-ragu ia menekan nomor kontak Amira, tetapi baru satu deringan, Vincent mematikan teleponnya. Ia mengurungkan niatnya untuk menelpon Amira kembali.
Vincent berniat untuk segera beranjak tidur karena besok ada segudang kegiatan dan pertemuan yang perlu dihadiri.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
To be continue...
Please tinggalkan jejak ya para readers 🥰
Comment boleh, like juga boleh, atau vote lebih boleh lagi 😆
Jangan lupa klik Love ❤ di bawah ini 😘
Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Taz
Wah Amira kabur ketinggalan sepatu dan ketemu Nenek Celine.
Kok mirip cerita Cinderella ketinggalan sepatu 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-08-26
2
runma
udah akui saja klo naksir😍😍😍😍🥰
2021-07-26
1
Masrifah
Haaaa... Ne"k bs ajjhe pk ancam cucu snfr 😂😂😂😂
2020-11-27
0