Vincent POV
Aku masuk ke kamarku untuk mengganti pakaianku, tetapi sepertinya aku perlu mandi air dingin untuk menjernihkan pikiranku. Aroma tubuhnya benar-benar menggodaku. Gadis itu benar-benar bisa mengacaukan hatiku. Aku tidak bisa mengendalikan hasratku untuk memilikinya. Dia sudah menjadi kelemahanku saat ini.
Ding ....
Bunyi pesan masuk di ponselku.
Lucas
Semua sudah dirilis Bos!
Aku tersenyum menyeringai membaca pesan masuk dari Lucas.
Flashback beberapa menit yang lalu.
"Vin ... Vincent ... hand ... handphonemu!" teriak Amira padaku dengan suara terputus-putus dan akhirnya menghentikan aktivitasku menjelajahi lehernya.
Aku dengan kesal berdiri dan mengangkat teleponku, "Halo," ucapku kesal.
"Bos, saya ada mengirimkan beberapa draft berita tentangmu yang akan dicetak besok pagi oleh majalah MUSE," lapor Lucas kepadaku.
*A*pa-apaan ini, hanya masalah sepele begini saja dia menggangguku! batinku kesal dan diam tidak menjawab laporannya.
Bisa kurasakan dia di sana merasakan kemarahanku, dengan pelan dia melanjutkan lagi, "Itu adalah draft berita tentang Anda dan Nona Amira, Bos."
Aku mengernyitkan keningku, kemudian membuka email masuk yang dikirim Lucas ke ponselku, terdapat beberapa foto mesra antara aku dan Amira ketika di restoran Velvet tadi.
*D*asar reporter! Indra penciumannya tajam juga, dengan cepat mendapatkan foto-foto ini.
Kemudian terlintas ide di pikiranku untuk mengerjai Amira, aku senang melihat dia panik, sungguh menggemaskan! Dan tidak ada ruginya juga bagiku apabila berita ini dirilis.
"Rilis saja!" perintahku pada Lucas.
"Tidak apa-apa, biarkan saja, tidak perlu dihapus"
"Baik Bos," jawab Lucas.
End of Flashback
Setelah mandi dan berganti pakaian, aku keluar dari kamar. Kulihat di ruang tv dan dapur tidak ada sosok yang kucari.
"Kemana gadis itu?"
Aku sayup-sayup mendengar suara dari ruang kerjaku. Pintu ruang kerjaku sudah terbuka, aku masuk dan melihat Amira berdiri di balkon, "Siapapun tolong aku.. Kenapa tidak ada yang menggubrisku .... Dasar tidak berperasaan!" teriak Amira.
Aku mendekatinya dan berbisik di telinganya yang membuatnya terkesiap, "Tidak akan ada yang berani menolongmu, seluruh apartemen ini milikku."
"APAAAA????" teriak Amira frustasi yang membuatku tertawa lepas.
Aku menarik tangannya dan keluar dari apartemen. Kami menuju acara jamuan makan malam oleh partner perusahaanku, Calvin Lee, di rumahnya.
Di sana kami membahas mengenai kerja sama proyek yang akan datang, yaitu pembangunan resort di Green Forest.
Sebenarnya aku enggan untuk bekerja sama dengan Calvin, karena dia adalah kakak dari Anna Lee, mantan pacarku yang telah mengkhianatiku. Tetapi, bisnis adalah bisnis. Aku tidak mau karena masalah pribadi mengganggu bisnisku, dan lagi Anna sudah bukan siapa-siapaku lagi.
"Hahaha .... Semoga kerja sama kita berjalan lancar, Vincent," ucap Calvin sambil menuangkan segelas champagne untukku.
Aku tersenyum mengangguk dan meneguk sedikit champagne-nya. Calvin melihatnya dan menawarkanku untuk minum lagi, tapi aku menolaknya halus, "Maaf lain kali saja, Tuan Lee. Nanti aku harus menyetir."
"Hahaha ... Maaf saya lupa kalau ada nona cantik di sini, tadi siapa namamu? Amira Lin ya?"
"Iya, Tuan Lee. Anda boleh memanggil saya Ami," ucap Amira yang disambut Calvin dengan anggukan.
"Kamu tidak usah sungkan, Ami. Panggil saja Kak Calvin. Begitu juga kamu Vincent, bukankah kamu dulu memanggilku begitu?" lanjut Calvin, aku tersenyum miris mendengarnya.
"Sudah lama lho ... aku tidak melihat Vincent membawa seorang gadis di sampingnya. Aku kira dia masih belum melupakan Anna," ucap Calvin sehingga membuat Amira menatap kepadaku.
"Itu sudah lama berlalu, Tuan Lee. Tidak perlu dibahas lagi," ucapku dingin, tidak ingin membahas topik itu.
Calvin mengerti dan kami melanjutkan obrolan kami yang sempat terputus tadi. Aku melihat Amira juga kembali berbincang dengan tunangan Calvin, Jane Mo.
Setelah selesai berbincang-bincang, aku mengantar Amira pulang. Di sepanjang perjalanan, aku melihat dia hanya diam saja. Aku meliriknya sekilas, ternyata dia tertidur. Aku menepikan mobil ke sisi jalan.
"Dasar! Ternyata dia hanya diam ketika tidur," gumamku pelan sambil tersenyum menatap wajahnya.
Aku membelai wajahnya dengan punggung tanganku perlahan, takut membangunkannya. Meneliti setiap sudut wajahnya.
"Kenapa aku bisa tertarik dengan wanita seperti ini? Tidak ada anggunnya sama sekali," gumamku lagi.
Aku menghela nafas pelan, kemudian membuka jasku untuk menyelimutinya.
Aku mengeluarkan ponselku dan mengabadikan momen itu. Aku mencium pipinya yang sedang tertidur. Kemudian aku mengirimkan foto tersebut ke nomor Amira dan menjadikan wallpaper di ponsel kami berdua.
Aku melanjutkan perjalanan kembali ke rumahnya. Sesampainya di depan gerbang Kediaman Lin, aku menghubungi Lucas untuk menjemputku di sana.
Aku tidak tega untuk membangunkan Amira yang sedang tertidur saat ini, rasanya ingin waktu berhenti sementara saat ini.
"Leon ... mmm ... Kak Leon ... mm ...."
Amira menggeliat dan mengingau menyebut nama itu. Leon!
Apa dia adalah Leon yang sama dengan Leon yang kukenal?!
Nama itu rasanya terus membekas di hatiku selama lima tahun ini. Aku tidak bisa membayangkannya. Rasanya dunia begitu sempit, apabila tebakanku itu benar. Aku tersenyum kecut.
Dasar gadis ini, bisa-bisanya menyebut nama laki-laki lain saat tidur di sampingku!
Aku menjentikkan jariku ke dahinya.
"AUUWWWW ... ADUHH ... DUH ...."
Amira terbangun dan meringis. Dia menoleh ke kiri dan kanan sambil memegang dahinya, kemudian menatapku tajam.
"Apa kau sudah gila? Hah! Kau tidak bisa membangunkanku dengan lembut?"
Aku malas menjawab pertanyaannya. Sekarang di pikiranku terlintas nama Leon, aku rasa aku perlu menyelidikinya untuk menjawab keingintahuanku.
Aku melihat Lucas sudah datang menjemputku dan menghampiriku. Aku segera turun dari mobil Amira dan meninggalkannya yang sedang memakiku tanpa henti.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
To be continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Fitri Maryani
kak ko setiap Vincen yg ngomong kayak dia lgi cerita sih
2021-04-20
2
Tw Renal
hay kak elice aq mampir lg
2020-06-26
1
Epron Putra
hadir di stiap kisahnya
2020-06-05
0