Gedung Lin Corp
Amira melangkahkan kakinya masuk ke ruangan General Manager Lin Corp. Di atas meja terlihat setumpuk dokumen yang menggunung, dan seorang pria yang sedang sibuk melihat dokumen sehingga tidak memperhatikan kedatangan Amira.
Di tengah ruangan ada sofa dan meja kecil, Amira duduk di sofa dan meletakkan tentengan di tangannya. Kemudian dia membuka bungkusan makanan dari plastik tentengannya dan membawanya ke hadapan meja General Manager.
Daniel Lin, General Manager Lin Corp, menghentikan kesibukannya. Dia menatap adik kesayangannya dan tersenyum. "Kak, lihat aku membawa makanan kesukaanmu," ucap Amira sambil menyodorkan sekotak sushi.
"Hm.. thank you Ami," ucap Daniel sambil mengambil sepotong sushi ke dalam mulutnya. "Memang kamu yang paling mengerti aku, ini enak sekali, beli di mana?"
"Aku bikin sendiri dong," ucap Amira dengan bangga. "Beneran? Seingatku dulu kamu goreng telor aja sampe gosong," ejek Daniel tidak percaya.
"Kak! Itu kan dulu!" jawab Amira merengut. Daniel tertawa melihat tingkah adiknya yang menggemaskan. "Ya udah, kakak minta maaf. Ternyata adikku yang manis ini sudah besar, sudah bisa masak, sudah bisa jadi istri orang dong," ucap Daniel sambil mengacak-acak rambut Amira.
"Iiih nyebelin banget! Apaan sih!" ucap Amira masih merengut. "Udah kalau gini terus, tar gak ada yang mau lho sama kamu, manyun begini. Sekarang coba bilang kamu ada permintaan apa lagi?" bujuk Daniel yang memang sudah hafal dengan sikap adiknya yang kalau lagi baik-baik gini ada maunya.
"Hehehe..," Amira menyunggingkan senyum kudanya. Daniel memutarkan bola matanya malas, tebakannya ternyata benar. Amira berjalan ke arah belakang punggung kakaknya dan memijat bahunya, "Kak.."
"Hmm..", jawab Daniel datar.
"Itu.. hmm.. aku mau tanya," ucap Amira ragu-ragu.
"Kenapa? Ada masalah apa, cepat bilang. Kakak masih banyak dokumen yang musti dilihat nih," ucap Daniel sudah mulai gemas.
"Itu.. aku mau tanya, memangnya harga mobil Maybach itu berapaan?" tanya Amira akhirnya.
Daniel menatap Amira dan mengernyitkan dahinya, "Tumben kamu nanyain harga mobil, memangnya kamu mau beli mobil Maybach? Mobil kamu kan masih bagus. Lagian mobil Maybach itu mobil langka dan mahal, sepertinya kisaran 8 juta dolar, hanya orang tertentu aja yang punya."
"Apaaa??" ucap Amira kaget.
"Astaga Amira!!! Bodoh, bodohnya kamu! Pantas saja biaya perbaikannya semahal itu, harga mobilnya aja mahal!" batin Amira sambil mengigit bibir bawahnya.
"Ami.. Hei, malah melamun, memangnya ada masalah apa? kamu buat onar lagi di luar?" tanya Daniel curiga, memecahkan lamunan Amira.
"Apaan sih kak? Memangnya aku tukang buat onar apa," ucap Amira tidak mau terima ucapan kakaknya.
Amira ingin meminta bantuan kakaknya untuk membayar mobil maybach yang dirusaknya, tetapi belum sempat dia mengutarakan niatnya, sekretaris Daniel, Suzy masuk ke ruangan, "Pak, ini laporan keuangan bulan ini, sudah saya periksa dan.."
"Dan apa?" tanya Daniel pada sekretarisnya itu. "Dan untuk biaya operasional bulan ini cukup besar, sehingga kerugian yang kita alami sebelumnya ditambah pengeluaran bulan ini, kerugian kita bertambah pak. Banyak para pemegang saham yang mulai menjual saham-sahamnya juga pak", jelas Suzy.
Daniel duduk di kursinya sambil memijat pelipisnya dan menyuruh Suzy keluar. Amira yang mendengar keadaan keuangan perusahaan mengalami masalah, mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan kakaknya. Ia tidak mau menambah beban bagi kakaknya.
Daniel menekan tombol intercom di teleponnya, "Suzy, kita adakan rapat satu jam lagi. Tolong kamu katakan pada yang lain," ucap Daniel.
"Kau tadi mau bahas apa, Ami? tanya Daniel pada Amira yang berdiri di sampingnya.
"Gak ada masalah apa-apa kok kak, ya udah aku pulang dulu ya kak. Ini kakak jangan lupa habiskan, aku capek lho buatnya," jawab Amira sambil menunjuk kotak makan yang dibawanya.
"Ok, pasti dong. Makanan enak begini jarang ada," jawab Daniel sambil memaksakan senyumannya, dia tidak ingin adiknya mengkhawatirkan dirinya.
Amira berpamitan dan keluar dari kantor. Di dalam mobil, Amira berpikir keras bagaimana mengatasi masalahnya. Amira memberanikan diri menelpon Vincent.
Tut.. tut.. tut.. tut..
"Iiih lama banget sih gak diangkat teleponnya," ucap Amira kesal.
*********************
Pada saat yang bersamaan di perusahaan Royal Group, Vincent sedang mengadakan rapat di kantor, dia sedang fokus mendengar penjelasan bawahannya, sehingga dia tidak menyadari ada telepon masuk dari Amira. (*Ponsel*nya di silent ya readers, makanya Vincent gak sadar )
Lucas yang melihat ponsel Vincent menyala di atas meja di sampingnya, dia melihat nama panggilan masuk, tertera nama Amira Lin. Kemudian dia menyerahkan ponselnya kepada Vincent. Vincent yang melirik panggilan masuk tersebut, kemudian mengangkat tangannya, agar bawahannya yang sedang memberikan presentasi untuk berhenti sementara.
Vincent mengangkat telepon masuk tersebut, "Halo," jawabnya dingin.
"Lama amat sih baru diangkat," jawab Amira kesal, karena dia sudah melakukan lima kali panggilan baru diangkat.
"Kamu di mana?" tanya Vincent karena sayup-sayup mendengar suara deru mobil dari suaranya Amira. "Sedang menyetir?" tanyanya lagi karena tidak mendengar jawaban dari Amira.
"Iya, kok tau," jawab Amira heran. "Berhenti dulu," perintah Vincent. Amira secara refleks menghentikan mobilnya di sisi jalan. "Lho, kok aku malah nurutin dia sih?" batin Amira heran.
"Ada apa?" tanya Vincent lagi setelah tidak mendengar suara deru mobil.
"Itu.. saya ingin bertemu, saya mau bicara mengenai biaya perbaikan mobilmu," ucap Amira mengutarakan maksudnya.
"Baiklah, saya akan mengirimkan alamat pertemuan kita," jawab Vincent dan memutuskan panggilan.
Vincent mengirim pesan dan melanjutkan rapat yang tertunda. Para bawahannya melihat dengan heran sikap bos mereka yang tidak biasanya. Vincent merupakan orang yang sangat disiplin dan tegas, dan dia tidak pernah mengangkat telepon selama rapat berlangsung. Semua bertanya-tanya siapa orang penting itu yang bisa mengalihkan perhatian Vincent.
Di lain tempat, Amira sedang kesal setengah mati karena teleponnya diputus secara sepihak oleh Vincent, dia mengumpat kesal.
Ding (bunyi pesan masuk ponsel Amira)
Penipu brengsek (kontak nama Vincent di ponsel Amira 😅 ) : Apartemen Jade Elite 1508, jam 7 malam ini.
Amira membaca pesan tersebut dan memutarkan bola matanya dengan kesal, kemudian melempar ponselnya ke samping kursi penumpang dan melajukan kembali mobilnya.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Please tinggalkan jejak, like, vote dan commentnya, jangan lupa di favorit ya, readers.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lintri Irwanto
aku suka alur ceritamu thor👍👍👍💪
2022-03-23
1
runma
seru
2021-07-26
0
Merdin Judris
wow........mengiris hati
2020-11-02
0