Di kediaman Keluarga Lin.
"Astaga Nona! apa yang terjadi?" ucap Bibi Lu kaget melihat kedatangan Nona Mudanya dalam keadaan basah kuyup.
"Halo Bibi Lu. Apa kabar? Di mana ibu?" tanya Amira tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Bibi Lu.
"Oh Nyonya ada di kamarnya, Non," jawab Bibi Lu.
Amira hanya menganggukkan kepala, dia langsung menuju ke kamarnya di lantai dua.
"Argh! Apes banget hari ini, sampai basah kuyup begini. Bau lagi ... wuek ...," ucap Amira jijik dengan dirinya sendiri. Ia pun segera masuk ke kamar mandi di kamarnya dan membersihkan diri.
"Huh, awas saja kalau sampai ketemu mobil itu lagi," ucap Amira kesal.
Setelah membersihkan diri, Amira turun ke lantai satu menemui ibunya di kamar.
"Ibu ...," panggil Amira langsung menghambur ke pelukan Ibunya. Ia begitu merindukan Ibunya, karena memang Amira jarang pulang ke rumah.
"Aduh ya ampun anak ini, masih seperti anak kecil aja," ucap Ibunya Amira, Merina Wu, melihat kelakuan putrinya yang memeluknya dengan erat.
"Ibu, aku kangeeeennn banget," ucap Amira dengan manja.
"Ibu juga kangen, Sayang," ucap Nyonya Merina sambil menepuk punggung Amira dengan lembut.
"Gimana perjalanan kamu ke sini tadi, Sayang?" tanya Nyonya Merina.
"Huh, sudah deh gak usah dibahas, Bu. Nyebelin banget tadi," jawab Amira sambil merengut, memajukan bibir bawahnya.
"Ayo kasih tau Ibu. Siapa yang buat anak Ibu yang cantik ini jadi cemberut seperti ini," ucap Nyonya Merina.
"Gak tau, Bu. Amira tidak kenal orangnya tapi Amira ingat plat mobilnya. Awas saja kalau ketemu," ucap Amira dengan bangga.
"Ya udah, biarkan saja. Yuk kita ke rumah sakit, jenguk kakek," ajak Nyonya Merina. Mereka pun berjalan beriringan keluar dari rumah. Amira mengendarai mobil kesayangannya menuju rumah sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit.
Amira melihat kondisi Kakeknya, Juan Lin, sedang terbaring pasrah dengan selang oksigen dipasang di hidungnya. Hati Amira merasa sedih melihatnya.
Juan Lin, seorang pemilik Lin Corp yang dulunya bisa mengatasi segala masalah di perusahaan, yang terkenal tegas dan keras, sekarang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Amira sangat akrab dengan Kakeknya, walaupun Kakek Juan sangat keras dan disiplin dalam mengajari Amira tetapi hatinya sangatlah lembut. Apalagi semenjak Amira ditinggal pergi oleh ayahnya, Kakek Juan-lah yang menjadi pengganti sosok seorang ayah bagi Amira.
Amira menggenggam tangan Kakek Juan, meletakkannya di pipi Amira.
"Kakek, ini Amira. Cucumu yang cantik dan menggemaskan ini sudah pulang," ucap Amira dengan terbata-bata. Air mata yang sudah di ujung pelupuk matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.
Air mata Amira mengenai tangan Kakek Juan. Perlahan mata Kakek Juan terbuka. Setelah matanya terbiasa dengan kondisi ruangan, Kakek Juan melihat ke arah Amira dan tersenyum.
"A-Ami ...," ucap kakek Juan terbata-bata.
"Hm, iya Kek. Ini Ami." Amira mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum. Kemudian menghapus air mata di kedua matanya dan mengusap-usap hidungnya. Amira berdiri dan berputar-putar.
"Lihat Kek, ini Ami. Bagaimana? Cucumu ini makin cantik, bukan?" ucap Amira sambil memaksakan senyumannya.
Kakek Juan hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya pelan, kemudian perlahan matanya tertutup lagi.
Amira panik, begitu juga dengan ibunya yang berada di sampingnya. Amira segera memencet tombol darurat. Dokter dan perawat berhamburan masuk dan melihat kondisi Kakek Juan.
"Nona Lin, tenang saja. Kondisi Tuan Besar Lin masih stabil. Ada kemungkinan kondisinya mulai membaik karena beliau bisa merespon anda, tetapi kita tetap akan terus memantaunya," ucap Dokter Wang menjelaskan.
Dokter Wang menjelaskan bahwa sebelumnya Kakek Juan melakukan operasi jantung karena ada penyumbatan di pembuluh darahnya akibat menerima shock dari luar. Mengingat kondisi beliau yang sudah berumur memang resiko untuk melakukan operasi lebih besar, sehingga beliau mengalami koma sementara.
Tetapi setelah tadi Kakek Juan sadar dengan kedatangan Amira dan bisa merespon, itu merupakan kabar baik. Dokter Wang mengatakan bahwa dia akan berusaha sebaik mungkin dan memantau terus perkembangan kondisi Kakek Juan.
Setelah mendapatkan informasi dan keterangan dari dokter, Amira dan Ibunya akhirnya meninggalkan rumah sakit. Mereka berharap agar Kakek Juan bisa segera pulih.
Amira dan Ibunya berpisah di tempat parkir karena Ibunya ingin pergi ke perusahaan dulu sambil mengecek perkembangan di kantor. Ibunya dijemput oleh supir perusahaan yang telah dihubungi sebelumnya.
Semenjak Kakek Juan berada di rumah sakit, harga saham Lin Corp terus menurun. Awalnya kondisi perusahaan baik-baik saja sebelum Kakek Juan terkena serangan jantung, tetapi ternyata salah satu Direktur di Lin Corp menjual informasi rahasia perusahaan sehingga membuat proyek Lin Corp yang sedang berjalan merugi hingga milyaran. Hal itulah yang memicu penyakit jantung Kakek Juan kambuh.
Saat ini perusahaan sedang dalam keadaan kritis, Nyonya Merina juga tidak mengerti mengatur perusahaan, ia hanya membantu mengawasinya. Perusahaan saat ini dikelola sementara oleh Daniel Lin, cucu angkat Kakek Juan. Daniel Lin juga merupakan calon penerus Lin Corp, selain Amira Lin.
Ketika Amira sampai di tempat parkir mobilnya, tiba-tiba ia melihat sesuatu yang tidak asing. Mobil sport hitam berdiri dengan elegan di tempatnya.
Para pecinta mobil pasti tau dengan pasti bahwa itu adalah salah satu mobil langka dan hanya ada lima di dunia, tetapi tidak dengan Amira. Amira menatap mobil sport hitam itu dengan mata berapi-api.
"Akhirnya kutemukan juga kau!" ucap Amira sambil menunjuk ke arah mobil tersebut.
Amira mendekat ke mobil dan melihat ke jendela mobil. Amira mengintip ke dalam karena kacanya yang berwarna hitam sehingga ia menempelkan wajahnya di kaca mobil.
"Sepertinya gak ada orang," gumam Amira.
Amira berdiri di samping mobil tersebut dan menepuk-nepuk mobil itu. Karena sinar matahari yang cukup terik, gadis itu tidak tahan menunggu di sana. Akhirnya ia menemukan ide lain daripada menunggu pemilik mobil itu. Ia tersenyum menyeringai sambil menjentikkan jarinya.
Gadis itu mengeluarkan lipstik dari tasnya, kemudian melihat ke kanan kirinya dan menulis sesuatu pada pintu kanan kiri mobil, kaca depan mobil, dan belakang bagasi mobil.
"Beres deh," ujar Amira tersenyum puas melihat hasil karyanya. Ia pun melenggang pergi dari tempat itu dan masuk ke dalam mobilnya.
°
°
°
°
°
Lucas, asisten Vincent Zhang, sedang menemani bosnya ke salah satu rumah sakit milik Royal Group. Setelah memantau perkembangan di rumah sakit, Vincent ingin segera pergi ke kantornya, Gedung Royal Group yang berada di pusat Kota Serenity. Setelah pulang dari Kota Amigos, banyak sekali bawahannya yang menunggu persetujuan dokumen darinya. Oleh karena itu, jadwalnya sangat padat dan mengharuskannya pulang ke kantor lagi.
Lucas segera bergegas menuju tempat parkir untuk mengambil mobil, sedangkan Vincent menunggu di lobi rumah sakit.
"Astaga!" teriak Lucas sesampainya di tempat parkir.
Pria itu melihat mobil sport hitam yang berdiri sebelumnya tanpa dosa apapun, sekarang penuh dengan coretan. Ia melihat dengan dekat dan mencoba menghapus tulisan itu dengan kedua tangannya, akan tetapi tulisan dari lipstik tersebut sedikit sulit dihilangkan. Ya karena Amira menggunakan lipstik waterproof limited edition miliknya, menghapus lipstik itu memang perlu makeup remover khusus.
Lucas masih berusaha menghapus coretan di mobil itu. Namun, teleponnya berdering, ia segera mengangkatnya.
"Halo, Bos."
"Kamu ngapain aja! Lama amat cuma ambil mobil, buruan ke sini!" teriak suara di seberang sana dan langsung dimatikan sepihak.
Lucas yang ingin menjelaskan hanya bisa mendesah pasrah sambil melihat ponselnya.
To be continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
runma
hhhhh
2021-07-22
0
Krisna New
kena semprot dah si lucas
2021-04-09
1
@n@_imoet
bgus
2021-03-24
0