Mia yang sudah pulang kerumah sejak kemarin. dan kini baru saja selesai. bertemu papah wijaya tanpa di temani andre.
Mia berjalan perlahan dengan pikiran entah kemana. ada rasa gelisah tidak menentu setelah pertemuan ia dan papah mertua nya itu.
sambil melangkah Mia mengangkat dan membalikkan telapak tangan kanan nya.
menatap jari-jarinya sendiri. yang tadi Mia gunakan untuk menandatangani selembar surat kontrak dari wijaya.
ingatan itu kembali muncul di dalam pikiran Mia
"bagaimana hubungan mu dan putra ku belakangan ini?" tanya Wijaya
yang ingin mendengar penjelasan Mia sebenarnya.
"hubungan Mia sama mas andre lebih baik pah, Mia mengucapkan terima kasih banyak, ini semua berkat bantuan papah." ujar Mia ramah.
"apa andre sudah memberimu nafkah sesuai kewajiban dia sebagai suami."
"sudah pah, Tidak hanya kebutuhan biologis mia. Mas andre juga memberikan apa yang dia punya secara materi, bahkan mas andre menyerah semua keuangan nya kepada Mia." jelas Mia panjang lebar. dan juga jujur.
"baguslah!' kuharap dirimu bisa segera menjadi seorang ibu!" ujar wijaya penuh penekanan.
"baik pah, sebisa mungkin Mia usahakan"
"Masalah materi yang andre berikan. sudah sewajarnya kamu yang mengatur pengeluarannya. selama kau masih menjadi istrinya, aku tidak akan ikut campur tentang hal itu!"
"terima kasih pah." sahut Mia singkat.
" kalau begitu sekarang sudah waktunya kau boleh tandatangani kertas itu!" jelas wijaya sambil menyodorkan sebuah mav berwarna coklat.
"ini apa pah?" tanya Mia bingung.
Mia pun meraih dan membuka amplop berukuran besar itu.
yang didalam ada dua lembar kertas yang sudah rapih di pasang materai.
"bacalah!" ujar wijaya memerintah.
Mia pun segera mengambil dan membaca beberapa peraturan,
yang hampir tidak masuk akal seperti pernikahan nya.
sebuah faragraf tersusun rapih. tertulis nama wijaya dan juga nama nya.
*(Pihak pertama wijaya. dan Pihak kedua Mia putri agahta.
Pihak kedua yaitu Mia. yang sudah berjanji akan menuruti seluruh peraturan pihak pertama yaitu wijaya.
Pihak pertama sudah memutuskan. pihak kedua yaitu Mia. Akan jadi istri kontrak untuk Andre selama satu tahun.
Apa bila Mia bisa memberikan keturunan untuk pihak pertama. yaitu keluarga wijaya.
Maka pihak pertama. Secara sah membebaskan seluruh peraturan untuk pihak kedua.
Lalu akan membebaskan Mia sebagai wanita kompensasi,
dalam arti bercerai dan mendapat tiga puluh persen harta keluarga wijaya.
Namun apa bila Mia belum bisa memberikan keturunan.
Maka pihak kedua yaitu Mia harus mengizinkan Suaminya untuk menikah lagi.
Dan tetap melakukan perjanjian pertama pernikahan sebagai wanita kompensasi dari pihak pertama)*
Belum selesai membaca tiba-tiba dada Mia terasa sesak. Mia bukan lah wanita kuat dan dewasa yang bisa bersikap tenang.
Mia tetaplah seorang anak perempuan yang masih labil.
Gampang emosi. dan suka ingin menang sendiri. begitu juga mudah terbawa perasaan.
Walau begitu. Mia mencoba menahan itu semua. dan bersikap tenang meskipun hati terasa sakit.
Ia memang harus sadar tentang siapa dirinya yang sebenarnya. dan kenapa juga dirinya sampai ada di sini.
Dengan senyuman berat Mia meraih pulpen di atas meja. yang sudah disediakan wijaya.
Lalu menandatangani separuh materai yang sudah melekat di atas kertas.
Entah kenapa ingat itu begitu sakit. sejak ayahnya meninggal.
Rasa kesepian dan akan haus perhatian sosok orang tua selalu saja melanda nya.
Tidak ada yang pernah tulus menerima dirinya sepenuh hati selain nenek Mia seorang.
Suara piano yang terdengar indah. membuat pikiran Mia ter'alihkan dari ingatan yang terasa berat di hati.
Mia berhenti dari langkahnya. lalu menoleh dan mencari sumber suara.
Ia mengubah arah jalan mengikuti suara melodi yang semakin terdengar dengan jelas.
Di sebuah ruangan yang terlihat luas. hanya dinding yang tersusun banyak rak buku. seperti perpustakaan.
Dan sebuah alat musik piano di tengah ruangan. membuat Mia tertegun melihat andre yang Sedang bermain piano,
Mia tidak menyangka musik yang terdengar indah itu. dimainkan andre yang tidak lain suaminya sendiri.
Mia pun jadi ingat pertama kalinya. saat Ibu dan ayah tiri nya mengantarkan Mia kepada wijaya.
Suara piano itu terdengar samar-samar saat itu.
Segera Mia mendekatinya andre yang sedang pokus menyentuh dan menekan tuts pada papa piano.
Tiba-tiba andre menghentikan permainan nya.
"Siapa di sana?" tanya andre tegas. mendengar langkah kaki seseorang.
Semenjak andre mengalami kebutaan. ia terus berlatih menggunakan pendengaran yang tajam melebihi kemampuan orang pada umumnya.
"ini Mia mas." sahut Mia sopan.
"Sudah selesai mengobrolnya?" tanya andre.
Yang tahu istri nya di panggil ke ruangan papah nya.
"Sudah mas?"
"Apa yang di bicarakan papahku dengan mu Mia?" tanya andre sedikit bawel.
"Tidak ada yang serius, papah hanya ingin tahu kejadian apa saja, saat bulan madu kemarin"
"Lalu, jangan bilang kau menceritakan semua begitu saja Mia?"
"Maaf mas!" sahut Mia tak bisa menolak. sambil duduk di samping suaminya lalu memeluk lengan kekar suaminya itu.
"Ya ampun si tua mesum itu, bisa-bisanya ingin tahu urusan pribadiku." sahut andre ketus.
"Jangan marah mas, papah seperti itu karena peduli dengan hubungan kita berdua." ujar Mia.
Membujuk andre. agar tidak marah dengan papahnya sendiri.
"Tapi papahku itu sudah kelewatan Mia, bahkan sikap nya seperti ibu mertua yang suka semena-mena!." gerutu andre mengeluh kepada Mia.
"Tapi kalau di lihat-lihat, mas Andre lah yang seperti itu. karena suka marah tidak jelas!" celetuk Mia sambil tertawa pelan.
namun tanpa sadar ada air mata keluar membasahi pipi Mia yang putih dan bersih.
Ingin rasanya. Mia mengadu ke gundahan hati di depan Andre.
Agar ada rasa tenang walaupun sedikit. karena merasakan dalam hati nya yang terus berkecamuk tanpa dia pahami.
Namun apa daya. Mia menyadari dirinya sekarang. kalau sebenarnya Mia hanya istri kompensasi sebagai pelengkap. di atas kertas kontrak.
"ptakk!"
"issk...!!' sakit tau?" pekik Mia yang merasakan kepala nya di jitak Andre
"Kamu tuh dikasih tahu, malah nyindir." sahut Andre sambil menyentuh pipi Mia yang terasa basah.
"hehehe iya Mia minta maaf." ucap Mia berpura-pura tertawa.
Sambil menepis tangan andre yang sedang mengusap air matanya.
Mia segera berdiri dan melepaskan pelukan nya di lengan Andre.
"Apa kepala mu benaran sakit?" tanya andre yang sudah menyesal telah memjitak kepala Mia.
"Tidak terlalu!" sahut Mia panik sambil mengusap air matanya.
"Tapi kenapa kau menangis?" tanya andre penasaran.
"Mia tidak nangis kok." sahut Mia berkilah.
"Lalu tadi itu apa?"
"Mas Andre mau tahu?"
"iya!" jawab andre tegas.
"Tadi itu air liur...!!!!!" ujar Mia pelan di telinga Andre.
Sontak andre bangkit dari duduknya. karena kesal dengan jawaban Mia yang suka sekali sembarangan.
"Mia!" panggil andre penuh penekanan seakan ingin menghukum nya.
Namun istrinya sudah tidak ada di samping nya.
bersambung....
"tinggalkan jejak setelah membaca ya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Dewi Zahra
sabar mia ada Andre
2022-12-19
0
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian mia..smg adre tulus mencintaiy
2022-08-07
0
Eka Pricilia
aku harap ande bisa tau apa yg ayahnya dan Mia sepakati soal Suran kontrak nikah ,dan adrw mau pertahankan Mia jdi istrinya u selamanya
2022-05-03
2