Raya yang merasa takjub dengan apa yang di lihatnya nampak begitu bahagia, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang besar sambil berguling-guling ke kanan dan ke kiri, sebenarnya ini bukan kali pertama baginya melihat sebuah kemewahan karena rumah suaminya saja bak istana yang di lengkapi dengan berbagai fasilitas. Tapi semua kemewahan yang ada di rumah suaminya tidak bisa dia rasakan karena dia di rumah itu hanya di jadikan babu oleh suaminya sendiri, setiap hari harus mengerjakan seabrek pekerjaan rumah tangga mulai dari menyuci baju tanpa mesin cuci, menyetrika, bahkan beberes rumah sendiri, walau di rumah itu banyak pelayan tapi tetap saja dia harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang di siapkan Dion untuknya.
" Waaah.... kamar ini nyaman sekali, luas dan di lengkapi dengan berbagai fasilitas, coba aku lihat lemari es nya siapa tahu ada sesuatu yang bisa aku makan. "
Raya beranjak dari tempat tidurnya dan menuju lemari es.
" Wow, banyak sekali makanannya, aku keluarin aja deh semuanya di meja. "
Raya mengeluarkan beberapa makanan di atas meja makan, lalu dia memulai memakannya dengan lahap dan hati yang senang, untuk sesaat wanita itu bisa melupakan rasa sakit hatinya terhadap perlakuan suami kulkasnya itu, tapi kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena tidak lama berselang terdengar ada seseorang yang sedang mengetuk pintu kamarnya. Raya dengan sedikit curiga mendekati pintu itu.
Kira-kira siapa sih yang mengetuk pintu malam-malam gini. Dengan enggan Raya membuka pintu secara perlahan.
" Mas Dion, kenapa kamu kemari, bukannya kamu sedang.... " Raya tidak melanjutkan kalimatnya.
" Sedang apa? ga usah sok tahu kamu, geser aku mau masuk. " sambil menabrak bahu Raya.
Iblis ini mau ngapain sih masuk ke kamarku, bikin aku emosi lagi.
" Mas, kalo mas ada di sini kasihan Maya dong di kamar sendirian, ntar dia nyariin gimana? "
" Kamu bisa ga sih ga usah bawel, Maya itu urusanku bukan urusanmu, sekarang yang menjadi urusanmu adalah aku, aku ingin mandi cepat kamu siapkan air hangat untuk aku berendam. "
" Baik lah akan aku siapkan. "
Raya masuk ke kamar mandi dan menyiapkan segala sesuatu yang di butuhkan suaminya untuk berendam, disaat dia menyiapkan segalanya tiba-tiba Dion muncul dari belakang dengan tanpa busana sontak saja itu membuat Raya kaget dan terpeleset, untung Dion dengan sigap menangkapnya, Raya yang berada di dekapan suaminya merasakan degup jantungnya berdetak dengan kencang secara reflek Raya mendorong suaminya agar dia bisa melepaskan diri.
" Kamu ini apa-apaan sih, di tolong bukannya berterima kasih malah main dorong aja. ucap Dion geram
" Maaf aku ga bermaksud, cuma tadi itu aku merasa tidak nyaman. "
" Kenapa kamu ga suka berada di pelukanku? atau kamu lebih nyaman dengan Ryan selingkuhanmu itu?. " sambil menggertakkan giginya
" Selalu itu yang kamu ucapkan, sudahlah sebaiknya kamu berendam dulu biar aku tunggu di luar. " dengan nada kesal
" Tunggu, siapa yang menyuruh kamu keluar, aku mau kamu menemaniku disini. "
" Sebenarnya mau kamu apa sih? lagian aku disini mau ngapain coba"
" Karena kamu udah membuat aku kesal, sekarang aku mau kamu bantu aku buat keramas dan menggosok-gosok seluruh tubuhku. "
" Jangan bercanda deh, itu sangat memalukan bagiku. " (pipi Raya nampak merona)
" Kamu lupa, apapun yang aku perintahkan harus di kerjakan karena aku ga suka penolakan. "
Ya Allah situasi macam apa lagi ini, aku kira dengan berada di kamar ini maka aku bisa terbebas dari Dion untuk sementara waktu ternyata aku salah.
" Woiii....mau sampai kapan kamu jadi patung di situ, cepat sini bantu aku keramas. "
" Ya " Raya segera menghampiri suaminya yang sudah berada di dalam bathup
Raya mengambil sampo dan meletakkannya di rambut Dion, dengan hati-hati dan penuh kelembutan Raya memijat-mijat kepala Dion.
" Jangan cuma kepala yang di pijat tapi pundak ku juga." sambil memejamkan matanya.
" Iya baiklah "
kok aku dengar suara dengkuran, apa Dion tertidur ya, coba deh aku lihat dari depan apa benar dia tertidur, ehm... ternyata benar dia tidur, wajahnya yang seperti ini mengingatkan aku ketika dulu pacaran, begitu manis.
" Coba saja kamu bisa bersifat sedikit lebih lunak mungkin aku akan.... "
" Akan apa?" Tiba-tiba mata Dion terbuka dan meraih tangan Raya.
" Ah itu.... aku.... anu... " Raya menjawab dengan terbata-bata
" Kamu jangan coba-coba curi kesempatan berbuat yang enggak-enggak sama aku. " dengan tatapan tajam
" Siapa yang curi kesempatan, aku tadi kan cuma mau memastikan kamu tidur apa ga. " (merona)
" Ya sudah, selesaikan pekerjaanmu, gosok- gosok seluruh tubuhku, mulai dari yang depan. "
" oke"
Raya memulai menggosok tubuh kekar suaminya, detak jantungnya mulai tidak beraturan dia mencoba mengontrol tubuhnya dengan menghirup dan mengeluarkan napas secara berulang-ulang.
" Sudahlah kamu pergi sana aku mau melanjutkan mandi. " ujar Dion
" Baik "
Begitu keluar dari kamar mandi Raya memegang dadanya yang kembang kempis.
" Gila, aku hampir saja mati berdiri karena sesak napas, memang benar pesona Dion begitu luar biasa. " sambil mengipasi dirinya menggunakan tangan
Raya mencoba menenangkan dirinya dengan cara duduk di sofa sambil minum air putih, tiba-tiba terdengar suara bel pintu.
" Siapa lagi sih itu, malem-malem gini mencet bel. "
" Selamat malam Raya, maaf ganggu istirahat kamu, aku cuma mau nanya apa Dion ada di sini bersama kamu? " tanya Maya
" Iya benar, dia lagi mandi sekarang. "
" Aku boleh gak masuk ke dalam. "
" Boleh, silakan masuk. "
Maya berjalan masuk ke dalam dengan melewati Raya, Raya yang masih di depan pintu memperhatikan wanita yang ada di hadapannya itu dari atas sampai ke bawah.
Ini cewek seksi banget, apalagi dia hanya berbalut kemben, pantas Dion kesengsem dengan kemolekan tubuhnya.
" Raya aku boleh gak ikut masuk ke kamar mandi, sekalian mandi bareng Dion, rasanya aku ketagihan nih sama dedeknya Dion yang perkasa. " berkata dengan nada manja
" Terserah kamu saja, lakukan apapun yang kamu suka. " (mencoba menahan diri)
Begitu Maya masuk ke kamar mandi, Raya segera membuka pintu kembali dan keluar dari kamar laknat itu.
" Apa-apaan sih mereka, sengaja banget mempermainkan perasaanku, cukup...,aku sudah tidak bisa mentolerir sikap mereka lagi, lebih baik aku pergi dari sini. "
Raya masuk ke dalam lift dan menangis sejadi-jadinya, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan gejolak yang ada di dalam hatinya. Ketika dia sedang menangis lift tiba-tiba berhenti lalu masuklah seorang wanita berhijab.
" Maaf apa anda membutuhkan ini? " tanya wanita berhijab sambil memberikan sapu tangan
" Terima-kasih " sambil mengambil sapu tangan yang di berikan wanita berhijab itu.
" Kalau boleh saya tahu nama anda siapa ya? " tanya wanita berhijab lagi
" Nama saya Raya lengkapnya Raya Anjani, anda siapa? "
" Saya Sophia Fadhilla panggil saja Sophia, sebaiknya jangan terlalu formal karena mungkin kita seumuran. "
" Iya benar juga "
" Kamu mau kemana? " tanya Sophia
" Entahlah yang jelas cari tempat yang nyaman. " jawab Raya
" Kalau begitu kamu mau ga main ke kamarku, lagian aku tinggal sendiri. "
" Memangnya boleh? " tanya Raya antusias
" Tentu saja boleh "
Raya pun mengikuti Sophia ke kamarnya, dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan orang baik sehingga malam ini dia tidak perlu tidur di lobby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjuut
2023-02-12
1
dementor
namanya juga novel bestie.. ikuti cerita authornya saja..
2022-11-06
2
Sudi Abil
kuranf suka dngn peranbutamanya terlalu lemah...sy heran aja udah disiksa lahir batin kok mas8h terpesona sm laki2 yg jelas2 menyiksanya ..apa syahwat bs menutup rasa sakit hati???
2022-05-31
2