Mendapat perintah dari suaminya yang menurut dia tidak wajar membuat Raya merasakan gondok di dalam hati, bagaimana tidak suaminya meminta Raya agar menjadi saksi malam pertama dengan istri barunya.
" Kamu tunggu di dalam kamar ini dulu, jangan berani keluar tanpa seizinku, aku masih harus menjumpai beberapa tamu yang hadir bersama maya istri baruku. Mengerti? "
" Iya aku mengerti "
Setelah suaminya meninggalkannya di dalam kamar sendiri, Raya yang merasakan tubuhnya lelah dan matanya berat menahan beban kantuknya tanpa pikir panjang lagi langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, belum lama dia tertidur Dion dan istrinya masuk ke dalam kamar.
" Loh sayang, ini bukannya istri pertama kamu, kenapa dia bisa tidur di kamar pengantin kita? "
" Aku yang menyuruhnya untuk berada di sini. " dengan wajah yang datar
" Kamu nyuruh dia ada disini? sayang ini kan malam pertama kita, seharusnya hanya kita berdua yang menghabiskan waktu malam ini. "
" Kalo kamu ga suka boleh angkat kaki dari sini. "
" Sayang jangan ketus gitu dong, aku kan hanya sekedar bertanya. " sambil merangkul dengan manja
" yasudah kamu bangunkan dia, aku mau dia menyaksikan malam pertama kita. " sambil menyeringai
" what? seriously? sayang kamu ga bercanda? bagaimana bisa dia melihat adegan ranjang kita?"
" Kenapa ga bisa? aku ingin dia menyaksikan keperjakaanku hilang bukan karena dia, melainkan karena aku berikan kepada wanita lain. "
Kenapa setelah aku mendengar perkataan dari Dion tiba-tiba bulu kuduk ku berdiri, sebenarnya siapa sosok Dion?, apakah dia seorang iblis yang berwujud manusia?. Kenapa dia tega memperlakukan istrinya seperti itu.
" Kamu kenapa diam saja, ayo bangunkan dia setelah itu kita mainkan permainan kita dengan penuh gair*h." (sambil berbisik di telinga Maya)
" Baik aku akan bangun kan dia sekarang." Maya berjalan mendekati tempat tidur Raya
" Raya bangun, Raya bangun " Maya mencoba membangunkan Raya
Mendengar ada yang memanggil namanya, Raya mencoba membuka kelopak matanya yang masih terasa berat. Raya m*nggeliat di atas ranjang membuat Dion untuk sesaat terpana di buatnya.
" Raya ayo bangun, enak kamu ya tidur di atas ranjang pengantin ku. " gertak Dion
" iya... iya... aku bangun. " sambil menuruni ranjang
" Sekarang kamu sudah siapkan melihatku bermain di atas ranjang dengan Maya. "
" iya" Raya menjawab dengan wajah datar
" Bagus, liat baik-baik jangan sampai kamu menutup matamu walau satu kedipanpun. "
Dasar lelaki tidak punya perasaan, oke aku akan lakukan apapun yang kamu perintahkan dan liat aku akan membuat mu jatuh cinta kepadaku lagi di suatu saat nanti
Raya duduk di sofa yang letaknya tidak jauh dari tempat tidur Dion dan Maya, di sana dia mencoba menahan segala gejolak yang ada di dalam hatinya tatkala melihat suaminya sedang bermesraan dengan wanita lain di depan matanya.
Ingin sekali dia menjerit tapi apa daya mulutnya kini seperti terkunci, dia hanya bisa memandangi suaminya berciuman dan berc*mbu dengan wanita lain selain dirinya. bulir-bulir air yang ada di kelopak matanya sudah tidak mampu dia bendung lagi, untuk menahannya Raya mencoba menggigit bibir atasnya dengan penuh tenaga alhasil bibirnya berdarah tapi itu tidak lagi bisa Raya rasakan sakitnya. Karena rasa sakit di hatinya yang begitu parah membuat dirinya tidak mampu lagi merasakan sakit dari anggota tubuh yang lain.
Mendengar d*sahan kenikmatan dari mulut Maya membuat Raya mengepalkan tangannya ingin sekali dia pergi dari tempat itu sejauh mungkin. Dia tidak tahu kenapa nasibnya seperti ini, terjebak di situasi yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Raya kamu harus kuat jangan sampai terlihat lemah di depan Dion, kamu harus bisa memenangkan permainan ini. Raya mencoba menyemangati dirinya sendiri
Setelah puas Dion bermain dengan Maya, Lelaki itu mendatangi Raya yang sedang duduk di sudut ruangan.
" Bagaimana kamu merasa terhibur tidak dengan pertunjukanku? "
" ya " jawab Raya singkat
" Sekarang kita seri, kamu dan aku sama-sama sudah tidak lagi virgin ataupun perjaka. Bagaimana apa kamu mau mencoba bermain denganku? "
Mendengar setiap kata yang keluar dari mulut laki-laki di hadapannya membuat Raya merasa jijik dan ingin muntah, ingin sekali dia meludah di muka cowok brengsek itu.
" Oh... jadi kamu mau bermain denganku di ronde dua ini, kamu yakin masih kuat? " ledek Raya
" Jangankan dua ronde lima ronde pun aku masih kuat, mau bukti? " sambil memegang dagu Raya
Raya tertawa mendengar perkataan suaminya, dan itu membuat Dion sedikit emosi.
" Apa maksud dari kamu tertawa? kamu meledek aku? " tanya Dion dengan nada tinggi
" Mana aku berani meledek kamu, aku tertawa karena merasa belum beruntung untuk bermain denganmu malam ini. "
" Apa maksudmu? kamu menolak aku? "
" Kebetulan hari ini aku lagi datang bulan, jadi belum bisa merasakan kehebatanmu bermain di ranjang, sayang sekali ya." ( tersenyum)
" Kamu jangan coba-coba menipuku "
" Oh ternyata suami ku sekarang tidak mempercayaiku lagi setelah dia mempunyai mainan baru. "
" Sudahlah aku muak denganmu, sebaiknya kamu pindah kamar saja, aku ingin habiskan malam ini hanya dengan istri baruku. "
" Baiklah kalo begitu, aku permisi keluar."
Setelah berpamitan dengan suaminya, Raya langsung beranjak dari tempat duduk dan keluar dari kamar itu dengan hati yang sangat lega dan sedikit bahagia karena tidak lagi menyaksikan tontonan yang membuat hati dan pikirannya menjadi tidak waras.
Sekarang aku harus kemana?, pindah kamar?? gampang banget dia ngomong kayak gitu, memangnya ga pakek uang, kalo pulang ke rumah ntar yang ada dia marah lagi. iiiiiihhhh.... nyebelin banget sih. Apa aku tunggu di lobby aja kali ya, ya deh aku kesana aja.
Raya yang sedang kesal terhadap suaminya, berjalan dengan terus mengumpat tanpa dia sadari ada sepasang mata yang mengawasinya.
" Maaf nona anda mau kemana? "
" Saya mau ke lobby " jawab Raya dengan singkat
" Kalo boleh saya tahu, apakah anda yang bernama Raya Anjani? "
" Iya benar, anda siapa ya kenapa tahu nama saya? " tanya Raya curiga
" Saya salah satu pegawai hotel, saya kemari di tugaskan untuk mengantar anda ke kamar. "
" Tunggu, kamar yang mana ya? dan yang menyuruh kamu siapa? "
" Saya di suruh oleh tuan Dion untuk mengantar anda ke kamar yang dekat dengan kamarnya tuan Dion. "
" Jadi Dion memesan kamar pribadi buat saya? "
" Iya benar, mari saya antar anda kesana"
" Ga perlu, saya tahu tempatnya, biar saya sendiri yang kesana, tolong berikan kartu kuncinya. "
" Benar anda tidak mau saya antar, kalo begitu ini kartu kuncinya. " sambil menyerahkan
Ga nyangka kalo Dion masih mau memesankan kamar pribadi buat aku, aku kira dia akan membiarkan aku tidur di lobby.
Sesampainya di depan pintu kamar, Raya mengeluarkan kartu kuncinya lalu membuka pintu, betapa terkejutnya dia melihat kamar yang begitu mewah sama seperti kamar yang di huni oleh Dion dan Maya. dia tidak habis pikir kalo dirinya bisa mendapatkan fasilitas seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
sebenary apa yg di pikirkn dion ya tega banget nyakitin hati raya
2023-02-12
0