Mendengar suaminya akan pergi ke luar negeri untuk beberapa hari membuat Raya menjadi gelisah, dia takut jika Dion pergi maka dirinya beserta anaknya akan mendapatkan masalah.
" Kamu kenapa kelihatan seperti orang yang sedang bingung? " tanya Dion penasaran
" Ga ada apa-apa kok, oh ya mas kapan kamu berangkatnya? " tanya Raya balik
" Aku berangkat besok pagi jam tujuh. " jawab Dion singkat
" Kalau begitu aku pergi dulu ke ruang ganti untuk mempersiapkan semua kebutuhan mas Dion. " sambil melangkah keluar kamar
Di dalam ruang ganti terdapat banyak sekali pakaian Dion yang tersimpan rapi disana, Raya memilih beberapa pakaian yang akan di kenakan suaminya nanti ketika berada di negara orang. Dia memilih dengan cermat setiap detailnya untuk memastikan apabila di kenakan suaminya akan terlihat elegan dan berkelas. Ketika sedang sibuk merapikan pakaian tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang memeluknya.
" Mas Dion, apa yang kamu lakukan?" tanya Raya sambil berusaha melepaskan pelukan suaminya
" Kenapa reaksimu berlebihan seperti itu? apa kamu tidak senang aku peluk? bukankah sekarang kita sudah seri. " sambil terus memeluk
" Bukan begitu hanya saja aku merasa canggung. " menjawab dengan nada lirih
" Kamu enggak perlu canggung karena sebentar lagi kamu akan terbiasa dengan sentuhan-sentuhan yang aku berikan untukmu setiap hari. " sambil berbisik di telinga Raya
Raya mendengar suara Dion yang begitu lembut berhembus di telinganya, membuat seluruh tubuh menjadi merinding, dia hanya bisa mematung tatkala Dion menciumi lehernya dan meraba-raba pahanya yang mulus itu.
" Sayang ternyata kamu ada disini, dari tadi aku mencarimu kemana-mana lo." kata Maya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Dion yang merasa aktifitas nya terganggu oleh Maya sontak saja menjadi murka.
" Kamu bisa enggak sih kalau masuk ketuk pintu dulu? lagian mau apa kamu mencari aku? " tanya Dion dengan marah
" Enggak ada apa-apa hanya saja malam ini aku ingin berduaan bersama kamu, lagian mulai besok sampe tiga hari kedepan kita tidak bertemu. " jelas Maya
" Tapi aku lagi ingin berduaan dengan Raya. " jawab Dion dengan muka es nya
Mendengar jawaban dari Dion membuat Maya sakit hati lalu pergi meninggalkan kamar dengan muka masamnya, mama Maya yang melihat anaknya sedang kesal merasa bingung dan segera menghampiri nya.
" Kamu kenapa sayang ? " tanya mama Maya
" Dion enggak mau menghabiskan malam ini berdua sama aku ma, dia malah lebih memilih berduaan sama wanita sialan itu." jelas Maya dengan kesal
" Sudah jangan marah-marah kayak gitu nanti kamu cepat keriput lo, ayo ikut mama ke kamar bayi haram itu, kita buat pelajaran untuk ibunya melalui anaknya." sambil menyeringai
" Memangnya mama mau berbuat apa? " tanya Maya penasaran
" Enggak usah banyak nanya ayo kita pergi sekarang! " ajak mama Maya
Mereka segera berjalan ke kamar baby Atala, disana mereka menjumpai bayi itu sedang tertidur lelap, tanpa adanya rasa kasihan mamanya Maya langsung mencubit paha bayi malang itu dengan keras, sontak saja bayi malang itu menangis histeris.
Raya yang mendengar bayinya menangis sangat kencang segera berlari dari ruang ganti ke kamar baby Atala, sesampainya di sana dia melihat bayinya sedang di gendong oleh mamanya Maya, tentu saja itu membuat Raya curiga.
" Apa yang tante Della lakukan pada bayi saya? " sambil merebut anaknya dan berusaha menenangkannya
" Jangan asal nuduh kamu ya, justru karena dia menangis mama aku langsung datang kemari berusaha untuk menenangkannya. " Maya berusaha membela mama nya.
" Ada apa ini ribut-ribut? " tanya Dion yang baru datang
" Sayang istri kamu ini lo hobi sekali ya menuduh orang tanpa bukti, masa dia menuduh mama aku yang membuat Atala menangis. Padahal ketika mendengar Atala menangis mama langsung datang kesini buat menenangkan nya." kata Maya sambil memegang lengan Dion
" Kamu jangan menuduh sembarangan tanpa bukti Raya, sebaiknya kamu minta maaf kepada tante Della, karena aku enggak mau lagi mendengar kalian ribut." perintah Dion
" Tapi aku yakin kalau mereka melakukan sesuatu pada anakku, karena Atala tidak pernah menangis sehisteris ini." Raya mencoba menjelaskan
" Sudah tidak apa-apa nak Dion, tante sudah biasa di perlakuan tidak adil seperti ini, karena tante tahu diri kalau di sini tante hanya numpang hidup." (mencari simpati)
Dasar ratu drama, aku yakin sekali ini termasuk bagian rencana mereka.
" Baiklah aku akan meminta maaf sama tante Della, maafkan saya sudah menuduh tante yang bukan-bukan. "
" Ya tidak apa-apa nak Raya, tante memaklumi nya. " sambil tersenyum
" Karena semua sudah beres masalahnya, bagaimana kalau aku pijitin kamu agar lebih rileks dan nyenyak tidurnya dengan begitu besok pagi bisa bangun dengan tubuh yang fresh. " rayu Maya
" Baiklah kamu ikut denganku. " ajak Dion
Maya yang mendengar ajakan dari Dion berlagak genit di hadapan Raya sambil melangkahkan kakinya pergi dari kamar.
" Kamu sekarang baru tahu kan bagaimana aku dan anakku akan terus membuat hari-harimu menjadi buruk disini, sampai kamu menyerah dan angkat kaki dari sini. " ancam mama Maya sambil keluar dari kamar baby Atala.
Kini Raya di kamar hanya berdua dengan anaknya dia menyusui sambil menepuk-nepuk paha bayinya, Raya merasakan keanehan dengan reaksi anaknya ketika pahanya di tepuk. Raya yang curiga segera membuka celana bayinya itu, matanya terbelalak melihat memar di paha bayinya.
" Sayang kenapa kamu bisa mendapatkan luka memar seperti ini? atau jangan-jangan ada kaitannya dengan tangisan mu yang histeris tadi, tidak jauh lagi pasti ulah dari tante Della, benar-benar keterlaluan sekali mereka. " dengan menahan amarah
Keesokan paginya semua orang melepas kepergian dari sang pemilik rumah untuk berangkat ke luar negeri, mereka berjejer di depan pintu utama sambil melambaikan tangan ke arah mobil yang di tumpangi oleh Dion dan asistenya Ruben. Melihat mobil Dion yang sudah tidak terlihat lagi, segera Maya dan mamanya menindas Raya dengan sesuka hati mereka, hari-hari Raya lalui dengan penuh penindasan dan penghinaan, ingin sekali kabur dari rumah tapi dia ingat jika meninggalkan rumah maka Maya dan mamanya akan menjadi pemenang sedangkan dirinya akan selalu menjadi orang yang sengsara di luaran sana. Raya berusaha untuk sabar menerima Penindasan dari Maya dan mamanya mengingat satu hari lagi suami yang dia rindukan akan segera datang.
Hari ini ketika Raya hendak menyusui anaknya dia melihat bayinya terlihat sangat pucat, Raya segera mengambil termometer lalu di selipkan di ketiak bayinya, alangkah kagetnya Raya melihat suhunya mencapai 39° derajat. Tanpa pikir panjang lagi Raya segera keluar rumah dan memanggil taksi lalu pergi menuju rumah sakit. Maya yang melihat Raya pergi dari rumah dengan terburu-buru nampak cuek saja, dia kembali melakukan kegiatannya untuk bersantai di depan televisi sambil memainkan ponselnya.
Beberapa menit setelah Raya keluar dari rumah, terdengar langkah kaki yang memasuki ruang keluarga.
" Dion kamu sudah pulang? " Maya segera beranjak dari sofa ketika melihat suaminya datang.
" Kamu kok sendirian di sini, mana Raya?" tanya Dion
" Sayang kamu tega sekali sih, aku yang pertama kali menyambut kamu disini tapi kamu malah mencari Raya, aku enggak tahu dia dimana, tapi yang jelas semenjak kamu pergi ke luar negeri Raya jadi sering kelayapan entah kemana." jelas Maya
Mendengar penjelasan dari Maya membuat hati Dion menjadi panas, saat ini Dion benar-benar di kuasai oleh amarahnya. Itu terlihat dari sorot matanya yang mulai memerah.
Raya kamu dimana sekarang, jangan sampai aku menemukanmu pergi dengan lelaki lain lagi. sambil mengepalkan tangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Suryani
like
2021-11-25
1
ruwseewoon
raya mending kamu angkat kaki aja... nggak usah kembali ke rumah pergi cari tempat kos yang murah sambil bekerja walaupun sedikit bisa menyambung hidup... biarkan dion bersama duo ularnya, kasihan anak mu jadi bahan penyiksaan du uler
2021-11-25
1