Merasa penasaran, Nella segera menyentuh tubuh bagian bawahnya. Seakan mengecek jika Rizky sudah melakukan apa saja tanpa sepengetahuannya. Tapi, tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan.
Aku lihat di internet, saat wanita kehilangan kesuciannya, miliknya akan terasa sakit.
Aku tidak merasa sakit, jadi artinya aku belum disentuh, kan?
"Alhamdulilah." Nella mengelus dadanya dan menghela nafas dengan lega.
Sementara itu, Rizky sudah berbaring di atas kasur, menyelimuti tubuhnya. Ia mendengar gemericik air di dalam kamar mandi.
Nella kok mandi lagi? Bukannya tadi seperti sudah mandi?
Sepertinya ... malam pertama gue gagal total! Benar dugaan gue, Nella nggak mau di sentuh. Boro-boro ngajak bercinta, baru dicium aja udah berontak! Ah nyebelin lu, Nell!
Rizky hanya bisa menggerutu dalam hati, ia mengacak-acak rambutnya dan menonjok-nonjok kasur. Ia merasa kesal, namun tak bisa apa-apa. Tidak mungkin juga dirinya memaksa.
***
Pagi hari.
Rizky mengerjap-ngerjapkan matanya, ia merasa silau karena sinar mentari masuk dari celah jendela menerpa wajahnya. Segera Rizky menarik tubuhnya dan meregangkan otot-otot bagian atas.
"Di mana Nella?" tanya Rizky pada diri sendiri.
Ia mengedarkan pandangannya pada sudut kamar itu. Semalam ia ketiduran dan tidak tau kapan Nella keluar dari kamar mandi.
"Nell ... Nella," panggil Rizky setengah berteriak. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tangannya memutar gagang pintu, tapi sepertinya terkunci di dalam. Lantas, dirinya mengetuk pintu.
Tok ... tok ... tok.
"Nell, Nella. Apa lu ada di dalam?" panggil Rizky berteriak.
Tok ... tok ... tok.
"Nella! Apa lu baik-baik saja?"
Ketukan pintu itu baru bisa terbuka saat Rizky mengetuk untuk ketiga kalinya. Nella membuka pintu sambil mengucek salah matanya, wajah cantiknya terlihat sangat pucat. Ia juga merasa hidungnya tiba-tiba gatal dan langsung buru-buru ditutup oleh kedua tangannya, karena seperti ingin bersin.
"Haacim ...."
"Apa lu baik-baik saja?" tanya Rizky seraya memegangi kening Nella dengan punggung tangannya. Terasa panas, namun segera Nella tepis tangannya. "Lu sakit, Nell? Sebentar ... gue telepon Papah lu dulu."
Rizky berlari menuju tempat tidur, ia mengambil ponselnya di atas nakas mencoba untuk menelepon Sofyan.
"Nggak usah telepon, Papah. Aku baik-baik saja, kok," kata Nella tiba-tiba.
Rizky mematikan sambungan telepon yang belum sempat diangkat, ia menoleh pada Nella yang sudah duduk di sofa sambil memeluk lututnya sendiri. Bibir Nella sudah bergetar, ia merasa kedinginan lantaran dari semalam tidur di dalam kamar mandi.
"Lu kedinginan? Berbaring lah di kasur," titah Rizky. Ia mengambil remote AC untuk menurunkan suhunya.
Nella menggeleng kepalanya. "Apa aku boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa?" Rizky menarik selimut kasur dan mendekati Nella untuk bisa menyelimuti tubuhnya. Ia tau, mungkin Nella merasa canggung jika dirinya berbaring di kasur.
"Bilang pada Papah, aku minta pakaian gantiku."
"Pakaian ganti? Memang lu nggak punya pakaian ganti? Bukannya ada di lemari?" tanya Rizky dengan kening yang berkerut. Ia juga merasa heran karena sejak semalam Nella hanya memakai handuk.
"Maksud Bapak pakaian kurang bahan itu? Aku tidak mau memakainya!" tegas Nella mendadak ia emosi. "Aku juga mau memperingatkan pada Bapak, jangan coba-coba untuk memilih pakaian untukku! Aku tidak suka!" tekannya.
"Memilih pakaian? Siapa yang memilih?" Rizky makin binggung, ia sama sekali tidak tau rencana sang mamah.
Nella memalingkan wajahnya sambil mencebikkan bibirnya.
Dasar mesum! Tidak mau mengaku!
"Haacimm ... hhaaciimm ...." Nella kembali bersin-bersin.
Ting ... tong.
Ting ... tong.
Rizky mencari-cari card sistem untuk membuka pintu, ia sudah berjongkok sampai ke bawah kolong kasur.
Ia berhasil mendapatkan kartu itu namun ia juga melihat kain berenda yang tersungkur tak berdaya diujung kolong tempat tidur. Merasa penasaran, Rizky mengulurkan tangannya untuk meraih kain itu. Seketika itu pun, netranya membola sempurna.
Sekarang Rizky tau alasan Nella memakai handuk terus sejak dari semalam, alasan yang kuat mungkin karena lingerie seksi itu.
Pasti ini kerjaan Mamah, apa Mamah sama sekali tidak memberikan Nella pakaian lain? Ah keterlaluan sekali Mamah, Nella pasti mengira ini kerjaan gue.
Ting ... tong.
Ting ... tong.
Bel itu kembali berbunyi, Rizky cepat-cepat untuk membuka pintu kamarnya.
Ceklek~
"Selamat pagi, Pak. Maaf menganggu, saya ingin kirim sarapan," ucap pelayan Hotel dengan tangan yang memegang meja troli. Ada satu pelayan lagi disebelahnya, ia tengah memegangi koper.
"Saya juga bawa koper, diperintahkan oleh Bu Gita," ucapnya.
"Oh, bawa masuk ke dalam." Rizky melebarkan pintu untuk kedua pelayan itu masuk.
Setelah mengantar itu, kedua pelayan itu berlalu pergi dari kamar Rizky.
Rizky segera membuka koper dan ternyata isinya pakaian wanita, dan pakaian itu juga pakaian yang ibunya beli bersama dirinya saat di Mall.
"Ini pakaian ganti punya lu, lu ganti pakaian dulu. Terus sarapan," ucap Rizky, ia menoleh pada Nella yang tengah melihat ke arah jendela.
Nella bangun dari duduknya, ia menghampiri Rizky untuk mengambil pakaian ganti pada koper. Kemudian berlalu pergi masuk ke kamar mandi.
Ting ... tong.
Ting ... tong.
"Ish siapa lagi, sih?" Rizky kembali membuka pintu sambil ngedumel.
"Pagi sayang, bagaimana semalam? Apa sukses?" tanya Gita sambil tersenyum, ia mengelus dagu anaknya, kembali untuk menggoda.
"Sukses? Apanya yang sukses? Gagal, Mah!" celoteh Rizky dengan kesal.
Wajah bahagia Gita luntur seketika. "Lho kok gagal, kenapa?"
"Mamah harusnya sudah tau, Nella tidak akan mudah begitu saja aku sentuh," jawabnya murung.
Gita menepuk-nepuk pundak Rizky sebentar, mencoba untuk menenangkan hati anaknya yang berkeruh. "Mungkin Nella masih takut, wajar, Riz. Dia 'kan masih gadis."
"Hhaaciimm ... hhaaciimm ...."
Gita tersentak kaget saat melihat Nella keluar dari kamar mandi. Gadis cantik itu sudah memakai dress diatas lutut. Tapi yang membuat Gita kaget adalah wajah pucatnya.
Gita mendorong tubuh Rizky begitu saja. Lantaran menghalangi jalannya yang akan masuk ke dalam.
"Nella sayang, kamu kenapa? Kok wajahmu pucat begitu?" tanya Gita seraya menghampiri Nella di sofa. Ia menyentuh kedua pipi, kening dan leher gadis itu dengan punggung tangannya. Terasa sangat panas sekali.
"Rizky! Telepon Dokter! Suruh ke sini untuk periksa Nella!" perintah Gita setengah berteriak pada anaknya. Rizky masih berdiri didekat pintu.
"Iya, Mah," sahut Rizky.
"Aku tidak kenapa-kenapa kok, Mah." Nella menggelengkan kepalanya.
"Tidak kenapa apanya? Badanmu panas begitu. Ayok berbaring dulu." Gita menarik lengan Nella supaya berdiri.
Awalnya Nella ingin menolak, tapi Gita seakan memaksa, memapah tubuh menantunya sampai ke tempat tidur dan membantunya berbaring. Ia juga menyelimuti tubuh Nella sampai di atas dada.
"Apa kau mau makan? Mamah suapi, ya?" Gita mengambil sepiring nasi goreng di atas meja. Ia mendudukkan bokongnya disamping Nella.
"Tidak perlu, Mah. Aku bisa makan sendiri." Nella menarik tubuhnya sedikit dan mencoba mengambil piring di tangan Gita, namun mertuanya mencegah.
"Sudah sih, Mamah suapi saja. Kamu 'kan lagi sakit." Gita sudah mengambil satu sendok nasi goreng, lalu menyodorkan pada mulut menantunya. "Buka mulutmu. Ayok, makan!" titahnya dengan nada memaksa.
Jangan lupa like 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
nela benci suami nya tapi jangan segitu nya dong dosa
2023-02-11
1
Puteri Siliwangi
visual nya donk Thor 🥰😘
2022-11-15
0
SitiNur20969975
kerjaaan mamah gita jdi berantakan nella sakit akhirnya 🙄😘🤔
2022-10-16
0