Semuanya sudah berkumpul ingin menyaksikan proses sakral itu, Nella sudah duduk berdampingan dengan Rizky
"Apa acaranya bisa dimulai?" tanya Pak Penghulu yang memakai peci hitam, duduk didepan pengantin, bersebelahan dengan seorang Ustadz dan Sofyan. Sofyan duduk tepat didepan Rizky.
"Bisa, Pak," jawab Sofyan sambil tersenyum.
Ustadz itu membacakan do'a sebelum memulai acara. Orang lain berkusyu memanjatkan doa, Nella justru tidak, netranya mengelilingi semua orang yang berada disekelilingnya. Niat hati ingin meminta bantuan, tapi ia tidak melihat Kakek, Nenek, Om dan Tantenya. Tidak ada sosok keluarganya selain Sofyan, Diana dan Dirga. Bahkan dua orang itu bukan keluarga Nella, mereka tidak akan mau membantu.
Tidak, aku tidak boleh menikah dengan Rizky! Aku tidak suka padanya.
Nella melirik Rizky, pria itu tampak begitu tenang dan mengulas senyum tipis. Baru saja Sofyan dan Rizky mulai menjabat tangan, tiba-tiba lengan Nella terulur, menyentuh punggung tangan papahnya.
"Papah ... aku tidak mau menikah dengan Rizky, tolong akhiri semua ini." Suara Nella terdengar pelan, tapi mampu didengar semua orang, karena suasananya begitu hening.
Semua orang yang menyaksikan terbelalak, namun tidak dengan Rizky. Pria itu biasa saja, memang sebelumnya ia sudah menebak kalau acaranya tidak akan selancar yang Gita katakan.
"Apa maksudnya? Kenapa kamu tidak mau menikah?" dan pada akhirnya sang Penghulu membuka suara, menatap wajah Nella yang sudah memerah.
Sofyan langsung berdiri, rasa emosinya membuat ia menarik lengan Nella dengan kasar. Nella melangkah terseok-seok akibat gaunnya yang terlalu panjang, namun akhirnya Sofyan berhasil membawa putrinya masuk lagi kedalam ruang make up.
"Nella!" pekik Sofyan berteriak. "Apa maumu? Kenapa kau membangkang sekali jadi anak!" gerutunya dengan penuh kekesalan, ia merasa malu sekali. Mungkin tanpa disadari, para tamu melihat dan mendengar apa yang Nella katakan.
Nella segera berjongkok dan memeluk lutut Sofyan, dibarengi isakan tangis yang pecah.
"Papah, Papah boleh menghukumku apa saja. Tapi jangan hukum aku dengan cara begini, aku tidak mau menikah dengan Rizky, Pah," lirihnya sambil menangis.
"Halo, kau bunuh pria miskin itu sekarang juga!" pekik Sofyan tiba-tiba.
Deg!
Nella mendongak dan terbelalak, saat melihat Sofyan yang tengah bicara dengan ponselnya. Ia berdiri dan segera memeluk tubuh Sofyan.
"Papah ... jangan, jangan lakukan itu! Jangan sakiti Kak Ihsan!" mohon Nella.
Sofyan membalas pelukan Nella dan mengecup keningnya. Ia memperlihatkan layar ponsel itu didepan wajah Nella. Terlihat Ihsan masih berbaring dengan mata terpejam di lantai, namun kali ini tanpa baju. Ada tangan seseorang yang memakai sarung tangan hitam, ia menodongkan pisau tepat pada pusar Ihsan.
"Kau lihat, apa kau pikir Papah ini main-main?" tanya Sofyan dengan suara tegas.
"Jangan lakukan itu, jangan sakiti Kak Ihsan Papah. Aku ... aku mencintainya," ucap Nella dengan cemas, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Syaratnya tetap sama, kau harus menuruti ucapan Papah. Jangan buat tingkah selama ijab kabul sampai acara kalian berakhir, itu juga kalau kau tidak mau melihat Ihsan mati!" ancamnya.
Nella melepaskan pelukan, ia menatap nanar mata Sofyan didepannya dengan intens. Tidak ada kasih sayang yang terlihat dari manik matanya itu, Nella yakin sekali, detik inipun, ia sudah kehilangan Sofyan yang dulu. Sofyan benar-benar sudah berubah, bukan lagi sosok papah yang ia banggakan.
"Bagaimana?" tanya Sofyan menagih apa yang ia pinta tadi.
Nella mengangguk pasrah, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.
"Bagus, putri Papah memang penurut." Sofyan mengecup kening Nella, ia menarik secarik tissu. Dengan hati-hati ia menyeka air mata pada kedua pipi Nella. "Kamu kalau nangis tidak cantik, Sayang. Maka tersenyumlah."
Sofyan kembali merangkul bahu Nella mengajak kembali ke kursi akad nikah.
Setelah menikah, aku harus minta cerai sama Rizky. Ya, dia pasti tidak menginginkan pernikahan ini juga' batin Nella.
"Maaf semuanya, tadi ada masalah sedikit. Kita bisa melanjutkan acaranya," ucap Sofyan tanpa dosa, ia duduk kembali ke tempat semula.
"Tapi tadi putri Bapak bilang tidak ingin menikah," tanya Pak Penghulu menoleh pada Sofyan.
"Biasa Pak, dia anaknya suka malu-malu. Aslinya dia yang merengek ingin menikah. Sudah, kita lanjutkan." Sofyan tersenyum dengan penuh kebahagiaan.
Pak Penghulu itu mengangguk. Ustadz kembali mengulang do'a tadi sampai akhirnya Sofyan dan Rizky menjabat tangannya.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Nella Pujianti binti Sofyan Prasetyo dengan mas kawin ...," ucap Rizky dengan lantang. Suaranya sampai terdengar semua orang, karena Rizky juga menggunakan mikrofon.
"Bagaimana para saksi?" tanya Pak Penghulu seraya menoleh pada kiri dan kanan.
Semua yang ada disana bersorak kata, "SAH!!"
"Alhamdulilah," ucap Sofyan penuh syukur. Ia mengelus dadanya dan menadahkan telapak tangannya untuk kembali memanjat do'a.
"Kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri."
Kalimat yang terlontar dari mulut Pak Penghulu mampu membuat Nella membeku di tempat duduknya, ia memegangi dadanya yang teramat nyeri. Buliran air mata itu langsung membanjiri pipinya. Entah sudah berapa kali ia menangis, mungkin tidak terhitung.
Ia merasa sudah mengkhianati Ihsan, mengkhianati cinta mereka yang telah tumbuh selama satu tahun. Nella makin terenyuh disaat Rizky perlahan mendekatkan wajahnya, bibir seksi Rizky perlahan mendarat pada kening Nella. Saat itupun, Nella memejamkan matanya hingga tetesan air mata barunya mengalir kembali.
Cup~
Kakak, maaf ... Maafkan aku yang telah mengkhianatimu, aku ... aku mencintai Kakak. Sampai kapanpun, nama Kakak akan selalu ada di hatiku' batin Nella.
Rizky terbelalak, ia kaget bukan main ketika melihat wajah Nella sudah basah dan memerah. Seolah mengerti, kalau Nella menyimpan sejuta rasa sakit di hatinya.
Apa dia benar-benar tidak suka dengan pernikahan ini?' batin Rizky.
Setelah selesai mendaratkan kecupan untuk pertama kalinya, Rizky membuka kotak kaca yang sudah ada sepasang cincin. Ia mengambil salah satunya. Dengan ragu-ragu, Rizky menyentuh tangan kiri Nella.
Sontak, Nella terbelalak saat pria yang sudah menjadi suaminya itu menyentuh tangannya. Tangan Nella bergetar hebat ketika jari manisnya tersemat cincin. Ingin rasanya ia menolak dan menepis tangan Rizky, tapi didepan matanya sudah ada Sofyan yang sudah melototinya. Pria paruh baya itu seperti tengah mencekik lehernya dalam bathin Nella.
"Kenapa kau diam saja? Pasang cincin untuk Rizky juga," titah Sofyan dengan suara lembut. Ia melihat putrinya sedari tadi diam saja.
Tatapan kosong Nella langsung buyar seketika karena perintah dari Sofyan. Dengan keterpaksaannya, Nella mengambil cincin pada kotak itu dan menarik tangan Rizky.
Tidak seperti Rizky yang melakukan dengan lembut saat mendaratkan cincin, Nella justru menyematkan cincin itu sangat kasar pada jari manisnya, hingga membuat Rizky kembali terbelalak.
Astaga! Segitu sebalnya lu sama gue, Nella. Sampai lu kasar begitu' batin Rizky.
Rizky melihat tangannya yang sudah terlepas dari tangan Nella, ia memperhatikan cincin yang kini melekat pada jari manisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Harusnya kamu tinggalkan aja majlis ini dan kabur dgn Ihsan,Biar tau rasa bapak kamu,kesel aku,Kamu juga gak tegas Nella..🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-05-22
1
Fitriyani Puji
seperti apa romansa rumang tanga nella apa saling menyakiti apa saling bucin tingkat dewa kita lihat saja kelanjutan nya
2023-02-11
0
SitiNur20969975
udh sah nella udh ga bisa melakukan yg engga2 terima saja walaupun terpaksa😘
2022-10-16
0