"Kamu kenapa? Habis di lamar kok lesu begitu? Ada masalah?" Nissa mengelus pelan pucuk kepala keponakannya.
"Aku kesal sama Papah, Tan. Dia menolak lamaran Kak Ihsan!" ucapnya menggerutu.
Nissa membulatkan netranya. "Kamu serius, Nell? Memang kenapa di tolak?" Nissa menarik tubuh Nella supaya wanita itu tidak bergelayut terus pada dadanya.
"Masalah status Kak Ihsan, Tan," keluhnya.
"Hanya itu?"
Nella mengangguk samar, ia menyandarkan punggungnya di penyangga sofa. "Papah jahat sekali, padahal aku mencintai Kak Ihsan."
Nissa mengelus rambut Nella dengan penuh kasih sayang. "Nanti Tante coba membujuknya deh."
"Serius?" Nella menatap Nissa dengan wajah sumringah.
Nissa tersenyum. "Iya, tapi Tante tidak janji kalau Papahmu bisa di rayu. Dia orangnya keras kepala."
"Apa Tante sudah tau kalau Papah menikah lagi?"
"Sudah."
"Tau sejak kapan? Sudah lama?"
"Tadi pagi, pas Tante telepon nanyain kamu."
"Aku kira hanya aku yang diberitahu secara dadakan, ternyata sama Tante juga."
"Iya. Tapi yasudah ... yang terpenting Papahmu bahagia. Dia juga tidak terus-menerus mabuk-mabukan, tidak baik juga untuk kesehatan."
"Iya, sih."
"Apa Mamah barumu baik orangnya?"
"Mamih, Tan. Dia ingin di panggil Mamih. Aku tidak tau dia baik atau tidak, aku belum pernah bicara dengannya."
"Semoga saja baik."
"Tapi ... bukannya ibu tiri kebanyakan jahat ya, Tan? Aku takut Mamih seperti itu, apalagi dia terlalu muda untuk Papah."
"Mungkin itu hanya di sinetron, Nell. Ya semoga saja tidak terjadi. Oya ... Indah katanya sudah melahirkan, kamu tidak ingin menjenguknya?"
"Iya aku sudah tau, Indah bilang padaku. Mungkin besok, Tante mau ikut kesana?"
"Boleh, kita pergi bersama."
***
Rizky dan Anna melangkah kakinya menuju halaman depan rumahnya, namun ia merasa banyak sekali asap tepat dibelakang rumah.
Karena rasa keingintahuannya, Rizky pergi kesana, tentunya dengan Anna juga. Rizky membulatkan netranya tatkala melihat api unggun di sore hari yang Gita sang mamah lakukan. Sumber api itu dari koleksi majalah dewasa, beberapa pack kond*m, obat kuat dan obat perangs*ng, semua itu adalah harta karun milik Rizky.
"Mamah! Apa yang Mamah lakukan? Kenapa semua di bakar?" tanya Rizky berteriak, ai berlari menghampiri Gita dan mencoba menyelamatkan satu kardus harta karun yang tersisa. Namun nyatanya tak selamat, Gita sudah melemparkan satu kardus terakhir itu ke dalam drum.
Gita tersenyum puas, saat melihat wajah sang anak memerah karena kesal.
"Mamah! Apa yang Mamah lakukan? Aku membeli itu semua tidak murah, Mah! Kenapa semuanya dibakar, sih!" murka Rizky.
"Ikut Mamah!" Gita menarik lengan Rizky dengan kasar, membawanya masuk kedalam rumah. Anna juga ikut membuntut di belakang mereka.
Rizky tengah mengatur nafasnya. Sungguh, kalau bukan Gita yang melakukan semua itu, Rizky sudah memakinya habis-habisan. Karena manusia yang paling ia takutkan adalah seorang ibu, mungkin nomor duanya ayah. Walau kadang sering bertengkar dengan mereka, karena perbedaan pendapat.
"Mulai sekarang, Mamah tidak mau kau menyimpan barang-barang haram itu!" tegasnya. "Kau juga dilarang membelinya lagi!"
Rizky terbelalak. "Kenapa? Apa yang salah?"
"Sudah jelas Mamah bilang itu barang haram! Jadi itu semua salah Rizky!" pekik Gita.
"Tapi Mah aku--"
"Mamah terlalu membebaskan kamu, bahkan sedari dulu. Tapi lihat sekarang." Gita mengedikkan kepalanya, ia menatap tajam mata Rizky. "Diumur mu yang sudah matang ini, kau belum menikah, kau justru sering bergonta-ganti wanita, kapan kau punya istri Rizky?" tanyanya kesal.
Ya, Gita dan Guntur memang membiarkan Rizky hidup bebas dari sekolah apalagi sampai ia kerja. Yang terpenting bagi mereka adalah, Rizky mampu mengelola bisnisnya dengan baik dan lancar. Bahkan sekarang Rizky sudah memegang dua perusahaan sendiri, hasil kerja kerasnya bersama Reymond temannya.
Namun sampai sekarang, Rizky masih senang dengan kehidupannya, sampai lupa untuk memberikan mereka cucu. Rizky adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya yang bernama Ridho sudah mempunyai tunangan dan adiknya yang perempuan bernama Risma, masih kuliah, ia kuliah di luar negeri.
"Mamah, aku masih berusia 30 tahun. Masih muda, kenapa harus buru-buru menikah? Aku masih ingin menikmati masa lajangku," jawabnya dengan enteng.
"Menikmati-menikmati, kau malah keterusan! Berapa banyak wanita yang pernah kau tiduri? Apa kau pikir itu bukan perbuatan dosa? Sampai kapan kau terus begini Rizky?! Sampai kapan kau terus membuang benihmu ke tong sampah?!" cecar Gita.
Rizky terdiam, ia hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar. Tak ada niat untuk memberikan jawaban, karena ia juga binggung harus menjawab apa.
Gita menatap tajam wajah Anna yang berada dibelakang tubuh Rizky. "Kau juga! Ngapain ada disini? Pergi kau j***ng! Kalau Rizky minta untuk ditemani, kau jangan mau!" tekannya dengan emosi.
"Mamah, kenapa Mamah mengusir Anna? Biarkan dia--"
Gita membungkam bibir seksi Rizky dengan tangan kirinya, matanya melototi Anna. Memberikan kode supaya wanita itu pergi dari hadapannya.
Tanpa bicara sepatah katapun, Anna segera pergi dari rumah Rizky. Meninggalkan ibu dan anak itu.
Setelah melihat Anna pergi, Gita menarik kasar lengan Rizky, untuk dirinya duduk dan melepaskan bibirnya. Rizky mengusap-usap bibirnya yang terasa pahit itu, habis bersentuhan dengan telapak tangan ibunya.
"Tangan Mamah pahit banget sih? Abis pegang apa?"
"Ya obat-obat milikmu itulah," cetusnya.
"Jadi Mamah ke rumahku hanya ingin membakar semua harta karunku?"
"Harta karun, harta karun, mana ada harta karun begitu, kau ini gila! Harta karun itu emas, Riz!"
"Iya iya, terserah Mamah deh."
"Besok kamu ikut Mamah dan Papah, kita akan pergi melamar gadis."
Rizky terbelalak. "Melamar gadis? Gadis siapa?"
"Kau kenal Sofyan, kan? Rekan bisnismu itu?"
"Pak Sofyan?"
Gita mengangguk pelan.
"Kenal, memang kenapa?"
"Iya, nanti besok kita akan pergi melamar anak gadisnya."
"Lalu, untuk siapa?"
Gita menoyor kepala Rizky. "Pakai ditanya, ya buat kau lah! Masa buat Papah. Otakmu ada nggak, sih?" Gita mendengus kesal.
"Ish, Mamah! Aku 'kan bilang tidak ingin menikah, kenapa melamar gadis orang?"
"Kau yang tidak ingin, Mamah dan Papah yang ingin, Riz! Sampai kapan kau terus begini? Lebih baik kau menikah, daripada tambah-tambah dosa!" tegur Gita.
"Memangnya Pak Sofyan punya anak gadis? Kok aku nggak tau?"
"Punya, anaknya juga cantik. Dia temannya Indah, namanya Nella."
Nama Nella terdengar familiar di telinga Rizky, namun dirinya sama sekali tidak tau wajahnya.
"Indah istrinya Reymond?"
Reymond adalah salah satu teman dekatnya.
"Iyalah, memang nama Indah yang kau kenal ada lagi? Selain istrinya Reymond?"
Rizky menggeleng pelan. "Coba lihat fotonya, aku mau tau secantik apa dia? Dibanding dengan Anna, jauh lebih cantik siapa?" tanyanya penasaran.
"Cantikan dia lah, dia 'kan wanita baik-baik."
"Terus mana fotonya? Aku mau lihat anaknya." Rizky menadahkan tangan ke arah Gita.
"Mamah tidak punya, kemarin Mamah hanya lihat fotonya di ponsel Sofyan."
"Tapi, Mah. Aku sepertinya belum siap."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Enny Rochaeni
jangan mau nella,,kan tau Rizki itu laki" tidak baik.
2023-08-18
1
Fitriyani Puji
welah harta karun kok obat kuat ya aya aya wae
2023-02-11
0
Puteri Siliwangi
asal jangan risky bilar y Thor 🥰 Uda punya Leste 🤣
2022-11-15
0