Terjerat Cinta CEO Nakal
Sekuel novel "Menikah Di Atas Perjanjian"
...🌹🌹🌹🌹🌹...
Nella melangkahkan kakinya menuju toilet wanita, ia ingin membuang air kecil. Saat dirinya sedang duduk di kloset, ia mendengar suara-suara desa hhan seseorang, tepat di bilik toilet sebelahnya.
Nella segera menyelesaikan ritual buang air kecil itu, membersihkannya dan merapihkan celananya. Ia memegang handle pintu untuk keluar dan kini berjalan beberapa langkah di toilet sebelahnya.
Masih dalam keadaan penasaran, Nella segera menempelkan telinganya pada pintu toilet itu. Menguping, untuk memastikan sekali lagi, apa benar ada orang yang berbuat mesum di toilet Restoran tantenya atau tidak.
"Riz, sudah ... sudah! Kita lanjutkan di rumahmu."
"Sebentar lagi Anna, ini nikmat sekali!"
Meskipun suara itu terdengar sangat pelan masuk ke rongga telinganya, tapi Nella tau betul itu adalah suara pria dan wanita. Rasanya ia tidak terima, ada pengunjung Restoran bercinta di toilet wanita. Bagaimana jika pengunjung yang lain tau? Bisa-bisa akan merusak reputasi nama Restoran.
Selain tempatnya yang elite, Restoran Nissa sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan. Mungkin ini kali pertamanya, ada sepasang pria dan wanita yang berani mengotori Restoran. Nella sang Manager harus turun tangan sekarang juga, sebelum semuanya terlambat. Tangannya sudah mengepal dan siap mengetuk pintu.
Tok ... tok ... tok.
"Buka pintunya!" perintah Nella.
Tok ... tok ... tok.
"Buka pintunya!"
Tok ... tok ... tok.
"Cepat buka pintunya kalau tidak aku dobrak!" bentak Nella, karena sedari tadi pintu itu lama sekali terbuka.
Tangannya kembali ingin mengetuk, namun tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebar.
Ceklek~
Wanita yang baru saja membuka pintu tengah membereskan rambutnya yang berantakan, dan pria disampingnya tengah membenarkan jas yang terlihat kusut.
"Lu ini apa-apaan sih? Nggak sopan banget!" bentak pria itu pada Nella.
Seharusnya Nella yang marah karena memergoki mereka berbuat mesum, tapi kenapa justru dia yang marah? Oh mungkin karena mereka sedang nanggung dan berada dipuncak, jadi dirinya tidak terima jika ada yang menggangu.
Tapi setelah dilihat-lihat, Nella merasa familiar dengan wajah pria didepannya itu.
'Dia seperti rekan bisnis Papah, tapi aku lupa namanya.' batin Nella.
Berbeda dengan Nella, pria itu justru tidak terlihat tanda-tanda mengenal Nella. Ia malah memperhatikan wanita cantik yang tengah menatap wajahnya dengan tatapan serius.
"Apa lu lihat-lihat? Suka sama gue?" tanyanya dengan sinis.
"Cih! Siapa yang suka?" Nella menyunggingkan senyum dan geleng-geleng kepala. "Lebih baik, Bapak ikut aku sekarang!" tegas Nella. Ia menarik kasar lengan pria itu membawanya sampai keluar Restoran.
"Eh ... eh! Mau apa lu? Nggak usah tarik- tarik tangan gue!" Pria itu menepis kasar tangan Nella yang baru saja berhasil menariknya sampai ke parkiran mobil, tepat didepan mobil merah milik Nella.
Nella menatap dua satpam yang berada di pintu keluar masuk Restoran, seolah memberikan kode supaya kedua satpam itu menghampirinya.
"Ada apa, Mbak?" tanya salah satu dari mereka yang sudah berdiri didepan Nella.
"Pegang pria mesum ini! Masukkan kedalam mobilku!" titahnya seraya berjalan masuk kedalam mobil, ia duduk di kursi mengemudi.
"Apa-apaan kalian! Lepasin gue!" pekik pria itu memberontak.
Akan tetapi, nyatanya tidak bisa. Kedua satpam itu sudah memasukkannya kedalam mobil Nella. Bahkan keduanya juga ikut masuk dan duduk di kursi belakang. Pria itu terhimpit oleh dua satpam berseragam hitam.
"Hei wanita gila! Lu mau bawa gue kemana?" tanyanya dengan emosi.
Nella tersenyum miring dan melajukan mobilnya. "Nanti kamu juga tau mesum!"
Selang beberapa menit, Nella sudah berhasil memarkirkan mobilnya didepan halaman kantor polisi.
Pria itu membulatkan netranya. "Apa-apaan ini? Lu mau laporin gue ke polisi? Memangnya gue salah apa?"
"Salah apa salah apa. Jelas Bapak berbuat mesum dan mengotori Restoran Tanteku!" tegas Nella seraya menoleh kearah pria itu, matanya sudah melotot. "Kalian seret dia masuk kedalam!" perintahnya lagi pada kedua satpam. Nella segera turun dari mobil dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kantor polisi.
Kedua satpam itu mengangguk. Lantas, mereka menarik paksa pria mesum itu untuk turun dari mobil, membawanya hingga masuk kedalam 'Ruang Keluhan' yang sudah ada Nella didalam sana, sedang membuat laporan pada polisi.
Pria itu didorong oleh salah seorang satpam. Ia dipaksa duduk di kursi kosong bersebelahan dengan Nella.
Polisi itu mulai mengintrogasi. "Baiklah, siapa nama Anda?" tanyanya saat duduk dihadapan pria itu dan menatap matanya.
"Saya Rizky Gumelang," jawabnya santai.
"Benar Anda berbuat mesum di toilet Restoran?" Sang polisi terlihat tegas. "Apa yang Anda lakukan di toilet wanita?"
"Saya tidak berbuat mesum kok," sanggah Rizky seraya menggelengkan kepala.
Nella mendelik pada pria di sebelahnya. "Dia bohong, Pak! Aku memergoki dia di toilet dengan seorang wanita. Mereka terdengar mendesah!" seru Nella tak terima.
"Di mana wanitanya?" tanya Pak Polisi.
Astaga! Nella sampai melupakan wanita yang berbuat mesum bersama Rizky. Ia hanya membawa Rizky seorang diri dan meninggalkan wanitanya.
"Wanitanya tertinggal di Restoran, Pak. Aku lupa hanya membawa dia," jawab Nella.
"Tidak masalah." Pak Polisi menatap wajah Rizky. Pria itu sedari tadi diam saja, tapi ia sama sekali tidak terlihat takut, begitu santai. "Bapak mau mengakui tindakan Bapak atau tidak?" tekannya.
"Saya—"
"Kalau Anda tidak jujur, saya bisa kasih Anda hukuman lebih berat!" ancamnya menyela ucapan Rizky.
Rizky terbelalak. "Apa maksud Bapak? Saya mau dipenjara?"
"Tentu saja."
Nella tiba-tiba mengangkat bokongnya sembari melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Ia teringat kalau sekarang harus bertemu dengan pacarnya.
"Saya serahkan semuanya sama Bapak. Yang terpenting, dia di hukum berat karena telah mengotori nama Restoran Tante saya! Saya masih ada urusan, kalau begitu saya permisi," pamit Nella seraya tersenyum pada Pak Polisi, Polisi itu juga mengangguki ucapannya. Lantas, ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, di barengi kedua satpam yang ikut membuntut dibelakangnya.
Sepeninggal Nella pergi, ide brilian Rizky masuk kedalam otaknya. Ia harus bisa melepaskan diri dan tidak jadi masuk ke penjara.
"Eemm ... Pak, apa saya tidak bisa diberi keringanan?"
"Bapak akan masuk ke penjara!" tegas Pak Polisi. Ia tengah menatap layar laptop dan mengetik keyboard, sepertinya ia sedang mengurus surat keterangan Rizky yang akan di masukkan kedalam penjara.
"Pak, jangan begitulah. Eemm ... bagaimana kalau saya bayar denda saja, jaminan saya tidak masuk ke penjara," tawar Rizky.
"Tapi perempuan tadi inginnya Bapak masuk kedalam penjara, bukan bayar denda!" sanggah Pak Polisi.
"Tapi tidak ada yang melihat saya, kok. Hanya dia saja. Lagian ... saya tidak melakukan apa-apa. Memangnya perempuan tadi memberikan bukti apa pada Bapak?"
"Rekaman CCTV saat Bapak masuk kedalam toilet bersama seorang wanita."
"Hanya itu? Bukti itu tidak terlalu kuat, bagaimana bisa Bapak percaya begitu saja? Belum terbukti juga saya berbuat mesum. Saya masuk kedalam toilet hanya membantu pacar saya yang sedang membersihkan pakaiannya karena tumpahan minuman, Pak," kilah Rizky berbohong.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo, selamat datang di karya keduaku. Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen. Dan kalau suka dengan novel ini, silahkan masukkan ke daftar favorit dan jangan lupa untuk beri dukungan berupa vote dan juga gift. Terima kasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Lela Supriatin
mampir thor
2023-08-03
1
komalia komalia
saya mampir baca yang sampai tamat duli yang lain nya nunggu sampai up lagi
2023-03-16
0
Iin Nurchayati
bau2 jodohnya itu😂😂
2023-02-17
0