Rizky lama sekali menjawabnya, ia seperti tengah mencari alasan.
"Nanti malam saja, dia 'kan kata Mamah capek, jadi biarkan istirahat."
"Oh ya sudah." Gita menutup telepon dan pergi dari kamar Nella.
*
Beberapa menit berlalu, Nella sudah menyelesaikan mandinya. Gadis cantik itu keluar dari kamar mandi mengenakan handuk kimono dengan rambut yang basah, ia juga sekalian keramas tadi.
Nella langsung terkejut sampai membulatkan netranya tatkala melihat pakaian berwarna merah terang yang berada di atas tempat tidur.
"Astaghfirullah, pakaian macam apa ini?" Nella mengambil pakaian itu pada ujung jarinya, ia meringis geli. "Kata Bu Gita tadi, ini pakaian yang Rizky pilihkan?"
Nella segera melemparkan pakaian itu hingga masuk ke bawah tempat tidur.
"Sudah kuduga, dia itu benar-benar mesum! Mentang-mentang aku sekarang menjadi istrinya, dengan seenaknya dia memilih pakaian seperti itu untukku!" geram Nella. Ia melangkahkan kakinya menuju lemari.
Saat dirinya membuka pintu lemari dengan lebar, ia lagi-lagi terbelalak. Karena ada pakaian seperti itu lagi di sana. Bahkan isi lemarinya hanya pakaian kurang bahan dengan model yang sama, hanya beda warna dan berjumlah empat buah. Mungkin lima buah dengan pakaian yang sudah Nella lempar di bawah kasur.
Merasa kesal, Nella membanting pintu lemari itu dan kembali duduk di ujung kasur. Tentunya ia tak mau memakai pakaian itu, apalagi setelah tau jika ada nama Rizky sebagai sang pemilihnya.
"Kau pikir aku akan melakukan malam pertama denganmu, begitu? Kepedean sekali kau, Rizky!" Nella bermonolog dengan lantangnya.
Telinganya tiba-tiba terngiang-ngiang suara desa han Rizky dan Anna saat di toilet. Sungguh, membuat dirinya mual, Nella sampai menutup telinga dan geleng-geleng kepala.
"Tidak-tidak, aku tidak boleh disentuh oleh Rizky. Aku akan minta cerai padanya!"
***
Sudah hampir tengah malam, Rizky masih sibuk bercengkrama dengan teman-temannya, mereka semua hampir meledek pengantin baru itu.
"Mau berapa ronde lu, Riz? Gue yakin sih, lu pasti nggak mau kalau hanya satu ronde. Hahahaha ...," ucap Bima sambil tertawa terbahak-bahak.
"Iyalah jelas, bininya bening gitu," timpal temannya yang lain, mereka berjumlah empat orang.
"Lu hebat sih, lu bukannya jomblo? Kok tiba-tiba nikah mendadak, lalu dengan anaknya Pak Sofyan lagi, mana masih gadis. Menang banyak lu." Pria seumuran dengan Rizky itu menepuk-nepuk lengan Rizky.
"Iya nih hebat! Sekarang lu nggak perlu nyewa si Anna lagi. Putrinya Pak Sofyan jauh lebih cantik dan seksi, dan lebih menggoda tentunya, hahahaha ...," tambah teman Rizky yang lain, seraya mengelus dagu Rizky.
Rizky hanya tertawa canggung, ia tidak menjawab satu pertanyaan pun yang keluar dari mulut mereka. Aslinya, pikiran Rizky sudah tak tenang memikirkan nanti saat bertemu Nella di kamar Hotel.
"Rizky, kok kamu belum masuk ke kamar Hotel? Mamah pikir, kau sudah ada di sana," kata Gita yang baru saja menghampiri Rizky, ia menepuk pundak anaknya.
"Dia grogi katanya, Tante." Teman Rizky yang menyahutinya.
"Benar kau grogi? Kenapa begitu? Bukannya ini malam yang kau tunggu-tunggu?" tanya Gita seraya mengelus kedua pipi anaknya. Tapi tiba-tiba saja kedua pipi itu langsung bersemu merah.
Rizky tidak munafik, hati kecilnya memang menginginkan. Ia juga tentunya penasaran ingin merasakan nikmatnya malam pertama, tidak peduli dengan wanita yang ia cintai atau tidak. Yang terpenting, dirinya bisa bercinta. Tapi ... ah ya sudahlah, Rizky juga binggung harus bagaimana.
Apanya yang ditunggu? Mamah ini pura-pura lupa atau bagaimana, sih? Bikin gue tambah pusing aja! Udah tau sikap Nella begitu, dia pasti menolak!' gerutu Rizky dalam hati.
"Kau minum?" tanya Gita seraya menunjuk beberapa botol alkohol yang kosong diatas meja.
Rizky menggeleng cepat. "Tidak, aku tidak minum. Aku minum jus ini." Ia mengangkat setengah gelas jus jambu yang berada didekatnya. Memang Rizky sengaja tidak mau mabuk, ia tak mau jika nanti berbuat yang tidak-tidak pada Nella.
"Bagus itu, Riz! Mulai sekarang kau tidak boleh minum minuman haram itu. Ayok! Sekarang kita ke kamar Hotel, ini sudah malam. Kasihan Nella menunggumu." Gita menarik lengan Rizky, supaya dirinya bangun dari duduk. Tapi bokong anaknya itu seolah menempel pada kursi, berat sekali untuk terangkat.
"Aku mau begadang saja deh, Mah," tolaknya.
"Wah, bagus itu. Tapi begadangnya di kamar Hotel saja dengan Nella."
"Aku nggak mau, aku mau begadang di sini saja dengan temanku," tolaknya lagi.
"Ayok ikut!" Gita tidak mau mendengar kata penolakan. Lantas dirinya menarik kasar lengan Rizky sampai akhirnya Rizky berdiri.
Ah Mamah ini menyebalkan sekali, aku tidak mau sekamar dengan Nella. Nanti kalau aku nafs* bagaimana?
"Gays, gue mau istirahat dulu, ya? Terima kasih kalian udah pada dateng," ucap Rizky pada keempat temannya.
"Oke, Bro! Good luck, Riz! Jangan lupa minum obat kuat dari gue!" tegur Bima sambil terkekeh.
"Mainnya pelan-pelan Riz! Awas ... jangan sampai bikin Nella menangis, tapi buat dia merintih keenakan!" timpal temannya yang lain sambil terkekeh. Mereka terus saja meledek Rizky yang sudah berlalu pergi bersama ibunya masuk ke dalam lift.
Ting~
Setelah bunyi pintu lift itu terbuka, mereka melangkahkan kakinya berjalan menuju kamar pengantin. Entah mengapa, jantung Rizky tiba-tiba saja berdebar hebat, kedua tangannya sampai bergetar dan basah.
Rasa grogi itu kini muncul kembali. Padahal, Rizky berusaha menepis jauh-jauh keinginan sang mamah untuk melakukan malam pertama. Tapi rasanya, ia takut jika bertemu dengan Nella. Takut imannya lemah, apalagi jika nanti tidur seranjang dengannya.
"Riz! Kenapa kau diam saja? Bukannya masuk!" titah Gita seraya menepuk pundak Rizky dengan kasar, hingga membuat Rizky yang tengah melamun menjadi terkesiap.
"Ah, iya ... iya," sahutnya dengan gugup.
"Kau melamun? Kenapa dari pagi kau terus melamun? Ada masalah apa?"
Rizky menghela nafasnya dengan berat. "Sebenarnya ... eemm ...." Rizky menjeda ucapannya sebentar, ia merasa ragu untuk berkata jujur.
"Sebenarnya apa?"
"Ah nggak, Mah. Aku hanya lelah saja. Aku masuk dulu kalau begitu." Rizky menempelkan card sistem di bawah handle pintu, karena kamar itu terkunci dari dalam.
"Semoga berhasil! Mamah tunggu kabar baikmu!" Gita menepuk-nepuk punggung Rizky sebelum anaknya itu masuk ke dalam kamar.
Rizky dan Nella yang akan melakukan malam pertama, tapi Gita yang seperti sibuk. Ia ingin melangkah menuju kamarnya yang berada disamping kamar Rizky, tapi rasanya ragu.
Eemm ... kira-kira, kalau mereka sedang mende sah, terdengar sampai luar tidak, ya?
Jiwa kepo Gita meronta-ronta, ibu dari tiga anak itu pada akhirnya menempelkan telinga kirinya pada pintu kamar Rizky. Seolah ingin mendengar apa yang akan mereka lakukan di dalam sana. Namun tidak dipungkiri, ia juga berdo'a dalam hati.
Ya Allah, lancarkan lah malam pertama anakku. Semoga saja ... istrinya tidak menolak.
Gita mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan, saat mengakhiri do'anya.
Jangan lupa like 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
semoga saja mah
2023-02-11
1
SitiNur20969975
mama gita yg sibuk sendiri jd kocak😆😆😆😆😆
2022-10-16
0
Aida Zahra
Mamanya kocak,,,😀
2022-04-29
1