Bab 6 Sang Idola 2

“Baiklah karena sekarang sudah waktunya pulang jangan lupa tugas-tugas untuk besok. Pada saat upacara penutupan nanti surat cinta yang paling bagus akan di beri hadiah” tutup pembimbing.

Para siswa-siswi berhamburan ke luar kelas. Begitu juga dengan Shakila yang pulang sendiri karena Nai dan Bila sudah di jemput oleh supirnya.

“Sha duluan ya” Nai dan Bila melambaikan tangan kea rah Sha yang sedang menunggu angkot.

Sha membalas lambaian tangan mereka setelah itu baru naik angkot karena sudah datang. Sha sangat senang mempunyai teman seperti mereka yang mau berteman dengannya yang bukan dari kalangan atas. Sha yang tidak gaul dan terkesan kaku juga Sha yang suka menyendiri. Hidup Sha terlihat lebih berwarna dengan hadirnya mereka.

“Asslamualaikum bu, sha sudah pulang” ucap Sha sambil masuk ke dalam rumah dan menyalimi ibunya yang sedang menjahit. Memang ibunya itu membuka usaha jahit pakaian.

“Waalaikumsalam, gimana sekolah hari ini sayang” ucap Mamanya lembut sambil mengusap kepala sha dan bangkit ke dapur unutuk mengambilkan sha makanan. Shakila sangat beruntung mempunyai orangtua yang sangat sayang dan perhatian kepadanya.

Walaupun terkadang dia merasa kesepian karena tidak mempunyai adik atau kakak untuk diajaknya bermain, tapi dia punya ibu yang selalu menemaninya.

Setelah berganti pakaian Sha merebahkan dirnya di kasur untuk melepas penat. Dia juga baru ingat harus mengerjakan tugasnya untuk menulis surat cinta.

“Sha sini makan” mendengar teriakan Ibunya Sha bergegas ke dapur untuk makan.

“Wah Ibu masak apa hari ini, banyak sekali kayaknya emang ada acara ya bu?” tanyanya bingung karena banyaknya makanan di meja makan.

Di meja makannya kini terdapat berbagai macam makanan yang tidak biasa ada makanan berat pendamping nasi yang maish harus di olah, lalu buah-buahan yang Shay akin hasil dari kebun, lalu aneka kue kering basah di dalam piring.

Seingatnya tadi dia tidak melihat begitu banyak makanan di meja makan kok sekarang? Ah mungkin dia tadi terburu-buru untuk ke kamarnya.

“Oh iya sayang, itu majikannya bapak akan berkunjung kesini nanti malam. Kata bapak tadi ibu disuruh masak banyak kesukaan majikannya itu” kata ibunya sambil membereskan makanan yang sepertinya akan di tata di piring.

“Nanti setelah selesai bantuin ibu bikin kue ya” ucap ibu kepada Sha sambil memasukan tepung ke wadah besar.

“Loh ini kan banyak bu?” tanya Sha bingung.

“Yang ini kan buat di makan sayang, ini ibu bikin kudapan buat di bawa sebagai oleh-oleh. Jarang-jarang kan majikan bapak itu kesini jadi ibu mau bikin olahan khas Bandung” ucap ibu menjelaskan keheranan Sha.

Sha hanya mengangguk. Setelah selesai dengan acara makannya Sha membantu Ibu membuat oleh-oleh khas Bandung. Hanya kue sederhana sih seperti kue alia tau kue cincin, kue sagu dan bolu kukus. Ibunya memang pandai membuat aneka kue, bahkan setelah tinggal lama di Jakarta pun dia tidak lupa membuat aneka kue tanah kelahirannya ini.

Sambil membuat kue mereka terlihat asik berbincang ringan sesekali Sha mencomot sepotong kue buatannya itu, yang membuat Ibu mendelik marah ke arahnya. Sha hanya ceikikikan saja melihat Ibunya marah. Setelah selesai Sha memasukan kue-kue buatannya ke dalam sebuah toples dan piring untuk dimakan nanti sebagai teman ngobrol, titah Ibunya.

Bapaknya juga sudah pulang dari kebun, kebetulan di liburkan dari kerjaannya sebagai supir dan masuk minggu depan. Shakila mencium badannya yang terasa lengket dan gerah.

“Ibu Sha mandi dulu ya” Ibunya hanya mengangguk mendengar anak satu-satunya berbicara itu.

Selesai mandi Sha kembali membantu ibunya untuk menata makanan dan oleh-oleh. Tak lama bel rumah shakila pun berbunyi, tanpa disuruh Ibunya lagi Shakila segera ke depan untuk melihat tamunya yang pasti majikan bapaknya itu.

Setalah membuka pintu dia mempersilahkan tamunya masuk tapi alangkah terkejutnya dia ketika melihat seorang cowok jangkung yang sangat tampan.

“Ayo nduk, ko malah bengong di depan rumah sih itu tamunya sudah pada masuk” bapak menyadarkan keterkejutannya tentang cowok tersebut.

Sha terlihat kikuk ,lalu mempersilahkan mereka masuk. Setelah itu pamit untuk mengambil minuman ke dapur yang telah di persiapkan ibu. Selama perjalanan ke dapur Sha tidak berhenti berfikir kenapa dunia ini sempit sekali dan dia merasa sangat rendah jika disandingkan dengan cowok yang entah sejak kapan dia sukai itu. Setelah mengantar minuman dia kembali ke dapur, tapi dia tidak sengaja mendengar percakapan orangtuanya dengan majikannya itu.

“Wah, itu anak bapak ya. Cantik ya pah sudah besar sekarang. Coba aja kalau anak kita ada pasti sudah sebesar dia ya pah” ucap wanita cantik yang sudah tidak muda lagi itu dengan nada sedih.

Shakila yang mendengar itu pun tersipi malu dan pipinya sudah merah merona. Tapi dalam hati dia bertanya apakah majikan ayahnya itu pernah punya anak perempuan. Ah entahlah mending dia segera pergi ke dapur ke buru ketahuan nguping.

“Sudahlah mah, mungkin anak kita sudah bahagia di surga” ucap sang suami menenangkan istrinya dan mengikuti supirnya yang mempersilahkan untuk ke dapur.

Sedangkan seorang cowok yang sedari tadi hanya diam sedang memikirkan seorang cewek anak dari supirnya itu yang dirasanya pernah bertemu tapi dimana dia lupa.

Daripada memikirkannya lebih baik dia stalking gadis incerannya. Hingga suara orangtuanya mengagetkannya.

“Kamu ini daritadi main hp terus, ayo sekarang kita keruang makan” tegur ibunya lalu mengikuti suaminya yang menyuruh mereka ke ruang makan.

Sesampainya di ruang makan papanya sedang berbincang dengan anak dari supir papanya itu.

“Oh iya kamu sekolah di sma yang sama ya dengan anak saya, wah hebat kamu bisa masuk sana” ucap om Irwan (Majikan bapak Sha) dengan nada kagum.

Mendengar ucapan papanya cowok yang hanya diam itu menoleh kea rah Sha dengan raut seakan tidak percaya. Oh dia ingat, Sha merupakan teman dari gadis merepotkan.

“Iya om alhamdulillah” Sha mebalas dengan malu-malu karena daritadi kakak kelasnya itu terus melihat kearahnya.

“Maaf pak mengganggu lebih baik kita sudahi dulu ngobrolnya, sekarang mari kita makan dulu. Dicobain ya pak bu ini istri saya yang masak maaf kalau seadanya.” ucap bapak Sha.

Selama makan tidak ada yang mengobrol, semuanya fokus menikmati hidangannya apalagi pak irwan dan ibu ira yang kelihatannya senang sekali di masakkin makanan kesukaannya. Setelah selesai makan mereka semua kembali keruang tamu kecuali Shakila yang diam di dapur membereskan meja makan.

***

“Bu, pak kami sekluarga sangat berterimakasih karena sudah diajak makan siang bersama. Makanannya juga enak-enak sekali iya kan mah” ucap pak Irwan kepada orangtuanya Sha.

“Iya pak, apalagi cuminya mamah sangat senang sekali. Coba kalau ibu mau jadi pembantu di rumah kami, saya mungkin tiap hari akan minta dimasakkin cumi” ucap istrinya sambil bercanda.

“Ah ibu bisa saja, bukannya saya ndak mau bu saya kan masih harus mengurus rumah apalagi sekarang Sha sudah masuk SMA pasti dia akan sibuk” Ibu Sha menolak dengan halus tawaran istrinya pak Irwan.

“Istri saya hanya bercanda kok bu, oh iya pak bu berhubung sudah mau hujan kami sekeluarga mau pamit dulu” ucap pak Irwan sambil melihat jam tangannya dan langit yang sebentar lagi akan hujan.

“Loh kok cepet-cepet sih pak, padahal kita seneng loh bapak ibu sudah mau berkunjung kerumah kami yang butut ini” Ibu Sha terlihat sedih ketika mereka akan pulang.

“Iya bu lain waktu kami akan mampir, soalnya saya juga besok pagi harus berangkat kebali untuk urusan kerjaan” Pak Irwan kembali melihat jam yang melingkar di tangannya yang menunjukkan pukul 9.25.

“Lagian anak saya tinggal disini nanti akan saya suruh mampir mengunjungi kalian” lanjut pak Irwan.

“Kalau begitu kami antar sampai depan pak, ibu” bapak Sha mengkode istrinya untuk mengambil oleh-oleh untuk Pak Irwan dan istrinya.

“Terimakasih untuk jamuannya mala mini ya pak, saya sekeluarga sangat berterima kasih” ucap pak Irwan tulus kepada bapak Sha.

“Kami juga berterimakasih karena bapak sudah mau datang ke rumah kami. Oh iya ini ada sedikit titipan untuk menemani perjalanan bapak nanti atau sebagai kudapan ketika sampai di rumah” bapak Sha menyerahakan sebuah plastik besar yang berisi toples-toples kue.

“Aduh kok repot-repot sih, kami kesini tidak membawa apa-apa loh pak” istri pak Irwan tersenyum malu sambil menerima plastik itu.

“Tidak apa-apa bu anggap saja rasa terimakasih kami selama bapak bekerja disana” ucap ibu Sha sambil tersenyum manis.

Mereka pun meninggalkan pekarangan rumah Sha yang terasa nyaman dan hangat itu. Setelah mengantar keluarga pak irwan bapak masuk kembali menghampiri istrinya yang sedang membreskan ruang tamu.

“Oh iya bu sha mana?” tanya bapak sambil menengok kesana-kemari karena tidak melihat keberadaan putrinya.

“Di kamarnya pak tadi setelah membereskan ruang makan langsung istirahat katanya ada tugas” jawab ibu.

Bapak Sha hanya ber oh ria.

***

“Kira-kira untuk siapa ya surat cinta ini” gumam Sha sambil melihat langit-langit kamarnya.

Shakila mereka ulang kejadian di sekolah tadi, Nai yang terlambat lalu pingsan dan di tolong oleh ketua osis. Percakapannya dengan Bila di kantin yang membuatnya berdebar-debar.

Tentang pertemuan malam ini yang tidak di duga Sha akan kembali bertemu dengannya juga fakta mengejutkan membuat Sha tersenyum kala mengingat itu.

Tiba-tiba lampu neon di kepalanya bersinar ketika dia ingat seseorang, akhirnya dia pun segera menulis surat cintanya. Setelah selesai dia segera mengimpannya di tas. Tapi sebelum dimasukkan ke tas dia mengambil sebuah amplop yang berada di laci.

Mencari-cari sebuah amplop tetapi tangannya menyentuh benda keras sehingga diambilnya.

Alangkah terkejutnya ia ketika menemukan sebuah kalung yang sama yang di temukannya di toko souvenir itu. Seingat Sha dia tidak mempunyai kalung seperti ini lalu kalung siapa yang berada di lacinya itu. Dia kembali berpikir apakah memang dirinya pernah membeli kalung seperti ini.

“Arghh kalung siapa ini” jeritnya frustasi.

“Apa aku tanya ibu aja” gumamnya

Mungkin itu opsi terbaik karena sekarang waktunya makan malam dan waktu yang tepat untuk menanyakan hal tersebut.

Dilihatnya lagi kalung yang mirip dengan yang di toko souvenir, cantik walau agak kecil memang. Bahkan bandul bintangnya terlihat indah karena ada berlian di tengahnya. Pasti kalung mahal, pikirnya. Lebih baik dia istirahat saja sekarang.

Terpopuler

Comments

🦄Olong Long

🦄Olong Long

oooo jadi gitu toh... ceritanya

2020-10-09

0

🦄Olong Long

🦄Olong Long

Acieeee uhuyyy

2020-10-09

0

Risna Amelia

Risna Amelia

jdi bintang itu sya. ,trusss yusup kecil shbt bintang yg mna, akbar / ktua osis yg nmanya jga yusuf,,,,tpi kok yusuf mlh jdi anak dri orng tua bintang,,,bingung ku thor

2020-04-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!