Sebulan sudah aku menjadi seorang isteri. Aku tengah sibuk menyiapkan acara resepsi pernikahan. Aku dan Zeyden bahagia hidup bersama. Kami masih tinggal dirumah orang tuaku. Padahal aku ingin cepat pindah ke rumahku yang di dekat perkampungan itu.
"Ka, gimana menjadi seorang isteri?" tanya Bunda saat aku sedang membantunya didapur.
"Bunda udah pengen cucu nih." lanjutnya sambil menatapku serius.
"Bunda.. Aku sama Kak Zey aja belum melakukan itu. Aku dan Kak Zey masih canggung." ujarku jujur.
"Princessku.. Sebulan ini kamu belum.." potong Bunda kaget dan menggelengkan kepala lalu pergi meninggalkanku di dapur.
Aku segera mengejar bunda. Aku tahu beliau mau kemana, ke ruang keluarga. Disana ada Ayah, kedua kakakku dan suamiku tengah asyik berbincang-bincang. Kedatangan Bunda membuat mereka bertanya-tanya.
"Sudah mateng masakannya ya Bun? tanya Ayah yang bangun dari duduknya.
"Belum Yah. Bunda mau matengin menantu Bunda dulu." ujarnya membuat semua menatap heran ke Bunda dan Ayah kembali duduk.
"Maksud Bunda apa sih?" tanya para lelaki itu.
"Zeyden belum gol." teriak Bunda sambil menatap Zey dengan sebal.
"Bun, Zey bisa jelasin kok." ujar suamiku sambil memegang tangan Bunda.
"Hah!" seru semuanya kompak.
"Zey, lo kan udah sebulan yang lalu tidur sekamar masa belom gol juga sih?" ledek Kak Aryan dan didukung kembarannya.
"Gue, masih canggung Kak. Boro-boro ke tahap itu, ciuman bibir aja gue takut." ujar Kak Zeyden polos dan membuat muka kami berdua merah.
"Astagfirullah, kalian berdua udah sah kok. Saling melihat satu sama lain itu nggak dosa malah nilai ibadah." ujar Bunda mulai sedikit berceramah.
"Nanti kita coba Bun." ujarku sambil mengedipkan mata ke arah suamiku.
"Iya Bun, kita coba selesai acara resepsi ya. Abis itu kita honeymoon deh. Janji Zeyden ke Bunda." ujar Zeyden meyakini ibu mertuanya.
"Ya Allah, Kak Zey. Udah tahu masih canggung dan malu. Pake janji-janji segala ke Bunda. Baru liat aku pake bra aja dia langsung ngumpet dalem selimut. Aku juga gitu." batinku dengan gemas.
"Awas ya Zey, kalo sampe nanti selesai resepsi dan kamu honeymoon belum ngasih Bunda cucu. Kalian nggak boleh pindah rumah." tegas Bunda kembali dan kemudian dipeluk oleh Zeyden.
Kedua kakakku hanya tertawa mendengarkan janji dari adik iparnya. Serasa lucu sekali seorang lelaki tidak bisa membuat istrinya hamil atau lebih tepatnya belum belah duren selama sebulan.
"Kok lo berdua tahan sih belum belah duren?" tanya Kak Aryan masih tertawa dan mengusap air mata yang jatuh.
"Itu tandanya kita berdua anak baik-baik. Jangan bilang lo sering belah duren ya Kak." ujarku sedikit bercanda.
"Aryan.. Jadi kamu sering kayak gitu? Sama siapa? Ya Allah, musibah apa yang kau berikan padaku." ujar Bunda sambil menangis.
"Eh, nggak gitu Bun, si Priyanka cuma bercanda." ujar Kak Aryan dan aku merasa bersalah.
"Iya Bun, aku cuma bercanda kok." ujarku sambil bersimpuh di depan Bunda.
"Kalian makanya jangan bercanda kayak gitu. Bunda kalian itukan drama queen." ujar Ayah buru-buru pergi dari pada kena amukan Bunda.
Kepergian Ayah dari ruang keluarga di ikuti Kak Bryan dan suamiku. Mereka takut kena semprot ceramah Bunda. Aku yang melihat mereka pergi cuma bisa kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Ensu Rahmani
🙈🙈🙈
2020-08-13
1
Isak Bastian
🤣🤣🤣😂😂😂😂lnjt dong thooorrrt
2019-09-01
4