"Jangan.. Kalian berdua tetap dirumah. Biar kami yang urus dia." seru Kak Aryan bijak.
Kami berdua menganggukkan kepala tanda setuju. Setelah kepergian mereka yang sudah tak kelihatan, kami segera masuk ke rumah.
***
Walau belum ada resepsi pernikahan, seluruh badanku serasa remuk. Aku langsung menuju kamar mandi dan sebelum masuk keningku di kecup Kak Zeyden dengan lembut. Kak Zeyden duduk ditepi ranjang sambil memainkan ponsel, sedangkan aku melakukan ritual mandi.
Satu jam sudah aku mandi, ketika keluar kulihat Kak Zeyden tengah meringkuk di tempat tidur. Perlahan kudekati dan kuelus pipinya.
"Kak, mandi dulu." bisikku di telinganya dan seketika badanku ditarik dalam pelukannya.
"Kakak.. Mandi dulu sana bau asem tahu." ledekku sambil meronta melepaskan diri.
Aku terlepas dan sedikit kesal terpancar dari wajah Kak Zeyden. Dengan berat hati dia melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Sambil menunggunya, kusiapkan pakaian gantinya. Tak berapa lama aku duduk di sofa kamar dan memainkan ponselku.
Tiba-tiba sebuah panggilan masuk menghampiriku, tertera disana Arik si Preman. Aku memang iseng menamai kontak teman-teman.
"Kenapa Rik?" ujarku tanpa salam.
"Widih pengantin baru galak banget ya. Salam dulu kek orang mah." ujarnya dengan bete disertai guyonan.
"Assalamualaikum, Pak Arik.." ledekku.
"Waalaikumsalam.. Pindah video call dong." pintanya.
Segera kupindahkan panggilan itu ke video call. Kulihat Arik dengan baju kemeja biru dan rambut basah. Arik lelaki yang sangat tampan dan baik hati. Arik sebenarnya seorang anak pengusaha konglomerat, hanya saja tidak pernah di publik. Aku asyik berbincang-bincang dengannya, tanpa sadar Kak Zeyden sudah di belakangku.
"Hai, bro. Udah mandi basah aja nih." ujarnya membuatku menengok kebelakang.
"Gangguin aja sih. Mau ritual nih." sahutnya dengan guyonan dan mengedipkan mata ke arahku.
Aku jadi takut dengan ucapan Kak Zeyden. Sejujurnya aku belum siap melaksanakan tugasku yang satu itu. Kak Zeyden dan Arik membahas satu masalah yang membuat aku sedikit tertarik. Ya, mereka membicarakan masalah Siera.
"Jadi gimana Siera?" tanya Kak Zeyden sedikit penasaran
"Sudah beres semuanya." Dengan nada sedikit lirih.
"Keadaan bayinya?" Tanya Zeyden yang membuat aku mencubit perutnya.
"Aku hanya khawatir sama keadaan bayinya, itu saja kok sayang." ujarnya meyakinkanku dan Arik terlihat melamun, sesaat ia seakan kembali ke beberapa jam yang lalu.
Flash Back On.
Hari itu Arik ditugaskan menyelidiki seseorang di bar. Bar itu punya sahabatnya sendiri, Arik duduk di meja dan memesan minuman favoritnya ke bartender. Arik tidak minum-minuman keras loh, dia hanya memesan lemon tea ditambah sprite. Arik juga tidak merokok.
Biasa Arik suka berakting, dia pura-pura teler. Padahal sama sekali tidak. Disaat itu pula Siera menghampirinya dan berkenalan. Arik hanya bersikap seperti orang mabuk, diseberangnya bartender yang tahu keadaan Arik hanya tersenyum.
Karena melihat Arik yang pura-pura teler. Siera membawanya ke hotel. Di kamar hotel, Arik di buka pakaiannya dan begitu juga dirinya. Arik hanya diam saja walau dia malu. Ditengah malam Arik bangun dan pindah tidur di sofa. Dia kenakan celana dan menjelang subuh dia kembali ke kasur. Arik tidak tidur lagi, dia mendengarkan dan melihat semua yang Siera lakukan.
Siera menaruh sesuatu berwarna merah di sprei diranjang mereka. Saat pukul 7, Siera menangis. Arik pura-pura terbangun dan kaget. Arik masih mengikuti permainan Siera tanpa diketahui olehnya.
Sebulan berlalu, sampai Arik bertemu kembali dengan Siera di restoran. Saat itu Arik tengah melamar pujaan hatinya. Arik berlutut dengan sebuket mawar putih dan kotak kecil berisi cincin berlian. Saat lamar itu sudah diterima dan Arik hendak memasangkan cincin.
"Berhenti. Arik tidak bisa menikahimu, karena aku mengandung anaknya." teriak Siera yang dilihat oleh seluruh pengunjung restoran.
"Siera.. Jangan membual." teriak Arik tak percaya Siera hamil, karena memang tidak pernah terjadi hal itu.
Plak..
Sebuah tamparan melesat di pipi Arik. Kekasihnya menampar dan meninggalkan Arik. Tidak hanya itu lamaran itu pun menjadi batal. Siera sempat tersenyum bahagia melihat Arik menderita. Tapi bukan Arik namanya kalau tidak bisa melanjutkan kepura-puraannya.
Dia pura-pura bahagia dengan kejadian itu dan mengajak Siera ke rumah sakit. Siera setuju, karena rumah sakit yang ditunjuknya adalah rumah sakit yang sudah ia suap. Tapi Siera tidak tahu kalau itu milik tantenya Arik.
Siera di USG perutnya disana terpampang segenggam janin. Arik tahu itu bukan milik Siera melainkan milik wanita yang ada di ruang sebelahnya. Arik mendapatkan laporannya yang palsu dari petugas yang disuap Siera. Tapi disisi lain ia telah menyuruh anak buahnya untuk menyimpan laporan asli untuk ia pakai di kemudian hari.
Kemarinlah semua kebohongan Siera dia buka. Setelah ia menarik Siera pergi dari hadapan orang-orang dirumahku. Arik mengancam Siera akan membuatnya di bui. Jika Siera masih mau menghancurkan Zeyden dan aku.
Siera menangis sejadi-jadinya dan berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama. Dia akan bertobat, jika Arik berjanji tidak akan membuatnya di bui. Dan Arik setuju, Siera pun berjanji akan pergi sejauh mungkin tanpa harus bertemu dengan kami bertiga lagi.
Flash Back Off.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Dina Tazkia Aqmarina
harusnya di penjara...aneh
2020-09-22
0