Mr. A
Hallo
Priyanka
Hemm
Mr. A
Dimana cantik?
Priyanka
Di kafe utara kampus. Kenapa sih, bertele-tele gini. Nyebelin tahu. Sama kayak dia aja nih.
Mr. A
Hahaha. Si Bryan maksud kamu cantik.
Telepon langsung kumatikan karena bete. Aku senang diperlakukan baik sama kakak-kakakku. Tapi sebenarnya aku lagi kesal sama mereka, yang hanya menemuiku di tempat terbuka. Untuk sekedar main ke rumah, mana mau.
"Hai, Pak Bryan. Boleh gabung nggak?" Ucap Citra sambil menaruh tangannya di pundak Kak Bryan.
"Jangan Cit. Nanti primadona bau itik lagi!" seru Zoan di susul tawa kami semua.
"Nggak apa-apa deh bau, asal deket sama Pak Bryan." sahutnya sambil mencoba duduk dipangkuan kakakku yang ganteng.
Aku tahu kakakku itu sudah mulai risih dengan kelakuan cewek didepannya. Tapi dia nggak bisa menolak, padahal wajahnya sudah menunjukkan kesal. Sayangnya si primadona itu tidak peka, jadi aku harus turun tangan.
"Mas, kamu mau selingkuh depan aku?" rengekku pada kakak tercintaku.
"Nggak sayang. Kamu kan lihat sendiri, siapa mendekati. Aku atau dia?" sahut kakakku dengan wajah menahan ketawa.
"Kalian berdua pacaran?" geram si primadona.
"Aku ini wanita kedua dalam hidupnya Mas Bi." Ucapku manja.
"Wanita kedua? Lalu siapa wanita pertamanya. Itu pasti akulah." Dengan pedenya dia bertanya dan menjawab sendiri.
"Kamu salah wanita pertamaku ya ibukulah. Priyanka adalah wanita kedua dalam hidupku yang takkan pernah tergantikan." tegas kakakku dengan nada meninggi.
Citra berlalu dengan amarah. Aku tahu pasti akan ada bullying lagi untukku setelah ini. Sudah biasa, setiap aku dekat dengan lelaki muda yang ganteng pasti kena bullying. Terlebih lagi dosen idola kampus.
Kepergian Citra membuat kami bertiga tertawa lepas. Mengingat betapa bodohnya dia diperlakukan demikian oleh idolanya. Aku hampir lupa dengan maksud kedatangan kakakku ini.
"Kenapa nyamperin aku?" tanyaku sambil menyeruput jus melon yang tadi dibawa lelaki tampan.
"Bunda dan Ayah kangen kamu. Kenapa nggak pulang-pulang?" nadanya sedikit sendu.
"Kalau rindu ya datengin anaknya atuh! Masa anaknya terus yang datengin. Rumahnya juga rindu pemiliknya tih!" Sahutku dengan nada melas.
Aku juga rindu Ayah, Bunda dan kedua kakakku. Tapi aku sebal mereka tak pernah mau menginjakkan kakinya kerumah yang kini aku tinggali seorang diri. Aku tahu masa lalu masih mengelayuti hidup mereka.
Sesekali boleh dong dihampiri. Sekedar menengok anak dan rumahnya. Komunikasi pun jarang, aku juga ingin pulang dan berkumpul bersama. Tapi aku selalu saja dibilang anak pungut oleh ibu-ibu komplek atau rekan kerja Ayah yang datang berkunjung ke rumah. Aku keluar dari rumah hanya untuk meminimalisir rasa sakit hatiku.
"Hai Priyanka." ujar lelaki berbadn atletis dengan kaos basket menghampiri mejaku.
Agak malas aku menyahutinya. Lelaki idola kampus nomer dua setelah kakakku. Kenapa aku lelah dikelilingi wajah-wajah rupawan. Ingin rasanya aku mengutuk diriku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Efi Maifida Salim
lanjut
2020-09-26
0
Gea Gusdi mayang
semangat ☺
2019-09-28
2