"Tunggu, mau pergi kemana lo cewek jalang!" seru Citra sambil menahan tanganku disertai tawa kedua dayang-dayangnya.
"Lepasin!" perintahku dengan tegas.
"Kalo gue nggak mau, gimana?" ujarnya ketus sambil mengencangkan cengkeramannya di tanganku, dan aku meringis kesakitan.
Saat aku meringis kesakitan, kulihat kedua kakakku, Zeyden dan Zain tengah keluar dari kamar Ayah. Aku harus segera kembali ke tempat preman itu berada, bagaimanapun caranya. Aku tidak mau Zeyden dan kedua kakakku baku hantam dengan preman itu. Walau aku tahu preman itu akan menepati janjinya.
"Auw.. Sakit.." jeritku kesakitan yang lalu dilepaskan cengkeraman itu oleh Abian.
Aku hanya menatap Abian. Dia peduli padaku. Dia masih tak tega melihatku sakit. Apa sebenarnya yang dia mau? Lelaki yang pernah aku cintai, medekatkan dirinya padaku dan berusaha melihat tanganku yang terluka tadi. Merah keungu-unguan terdapat disana, terlihat dari wajahnya yang marah.
Aku tak peduli dengan sikapnya. Saat tersadar tanganku dipegang olehnya, segera kutepis. Dan pergi menghampiri Zeyden dan kakakku.
***
"Anda siapa mencari-cari saya?" ujar Zeyden kepada si preman.
"Maaf saya tidak ingin kasar, karena sudah berjanji pada seseorang." ujarnya sambil berusaha tenang.
"Kak, lelaki itu ngobrol dengan Kak Iya dengan santai dan tertawa bersama. Mungkin dia janji sama Kak Iya tidak mau kasar sama Kak Zeyden." bisik Zain ke kakaknya dan Zeyden sempat kaget dibuatnya.
Zeyden segera duduk berhadapan dengan lelaki itu serta kedua kakakku duduk disamping Zeyden. Aku mempercepat langkahku, tapi apa daya tanganku kembali ditarik oleh Citra. Semua makanan dan minuman di tanganku berjatuhan.
"Auw.. Sakit.." Teriakku dan Citra masih berusaha memelintir tangan kananku.
Semua orang menghampiri suara teriakan itu termasuk si preman, Zeyden, Zain dan kedua kakakku. Mereka menghampiri dengan setengah berlari. Tanganku sakit karena di pelintir sedangkan kakiku tergores oleh pecahan beling.
"Mau lo apa sih, Cit?" tanyaku dengan suara keras dan air mata menetes membasahi pipi.
"Tinggalin Bryan." Ujarnya tegas sambil mengencangkan pelintirannya.
"Nggak bisa.." teriakku dengan menahan sakit.
"Kenapa?" tanyanya heran.
"Karena princess Prinyanka dan kedua pangeran Ryan kakak adik!" seru Zahra yang muncul dalam kerumunan.
"Lepasin Kak Iya. Atau hal buruk akan gue lakuin ke lo." ancam Zahra kesal.
"Gue nggak percaya sama omongan lo." sahut Citra makin mengencangkan pelintiran di tanganku.
"Cit, lepasin gue. Sakit, Cit." lirihku.
Plak..
"Lepasin dia. Jangan sekali-kalinya lo nyakitin Priyanka. Tangan lo itu kotor nggak pantes nyentuh orang baik kayak dia." ujar si preman sambil memampar Citra lebih dari tiga kali.
"Citra.. Citra.. Saya nggak suka dengan kamu karena sikap kamu yang selalu nyakitin hati adik saya. Priyanka adalah satu-satunya wanita yang akan saya lindungi setelah Bunda dan istri saya nanti. Priyanka pelita saya, cukup kamu nyakitin hati dia. Kenapa sekarang harus bermain fisik? Bodoh kamu, saya suruh kamu datang kesini untuk memperkenalkan keluarga saya." jelas Kak Bryan yang sudah lelah melihat aku disakiti terus secara verbal oleh Citra.
"Jadi dia yang selalu nyakitin Princess kita, Bray?" tanya kakak sulungku yang panas melihat tanganku yang mulai memar.
"Iya. Dia dengan dua dayang-dayangnya. Serta MANTAN pacar dan sahabat adik tercinta kita juga hadir tanpa diundang." jelas Kak Bryan sambil melirik ke arah orang-orang yang ia sebutkan tadi.
"Boleh tenang sebentar, Abian dan Siska. Dia yang nyakitin hati kamu, Ka?" tiba-tiba sang preman kembali tampil dan bertanya heran.
Aku menganggukkan kepala dan tiba-tiba hantaman keras jatuh mengenai wajah Abian. Aku kaget melihat sang preman langsung kalap. Aku ingin berteriak, tapi mulutku seakan terkunci. Aku tahu lelaki yang memukul Abian itu marah, karena mendengar semua kisahnya dulu dariku.
"Stop!!" Teriak Zahra.
"Nggak ada kekerasan disini. Duduk semuanya. Tolong diselesaikan dengan baik-baik." pintanya kepada semua orang dan semua duduk.
"Kakak preman apa tujuanmu kesini, jelaskan dan segera kita selesaikan." tegasnya kembali.
"Zahra, nama dia Akmal Attarik. Biasa dipanggil Arik. Dia bukan preman, dia intel yang menyamar jadi preman. Tato ini palsu, dia sahabatku, kakakku dan keluargaku. Dia tahu semua hal tentangku. Dia kesini hanya ingin menyelesaikan laporan beberapa wanita, yang mana sering dilecehkan oleh Zeyden." jelasku membuat semua orang kaget.
"Dia marah sama Zeyden, karena dia kemarin sempat menghancurkan hatiku. Dia juga tahu hari ini aku mau menikah dengan Zeyden, tapi dia tidak terima jika Zeyden menyakitiku dengan pelecehan dimana-mana." jelasku kembali sambil menatap Arik.
"Apa yang diceritakan oleh Iya , benar semuanya. Aku sudah lama kenal sama dia. Tapi aku tidak mau dia disakiti oleh siapapun." jelasnya.
"Tunggu, saya melecehkan perempuan? Apa anda tidak salah?" tanya Zeyden memotong ucapan aku dan Arik.
"Iya." tegas Arik tanpa ragu, sambil mengeluarkan surat tangkap dari kepolisian.
"Gila. Aku kenal mereka aja nggak. Apalagi sampai tidur dengan mereka." jelas Zeyden setelah membaca alasan ia akan ditangkap.
"Mereka ada disini kok." ucap Arik sambil memandang seseorang dan seakan menyuruhnya mengantar mereka yang dia maksud.
"B..B..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
EmmaQu££n
dih... no komen lah, mungkin masalah ini baru sebesar batu kali.... ga tau masalah batu gunung nya kaya apa
2020-11-30
0
Ratna
suka ceritanya
2020-09-06
1
Eun yì
semangat thor ....ceritanya seruuuu..😚😘
2019-08-28
2