"Maaf," ujarku merasa bersalah sambil mengelus dagu Zeyden.
Bukannya marah Zeyden hanya tersenyum. Aku tahu Zeyden tak kan pernah marah, hanya kadang dia hanya menaikkan nada suaranya satu oktaf. Tapi hal itu bisa dikatakan sangat jarang.
"Hayu, kita makan dulu sudah sampai nih." ujarnya sambil membuka sabuk pengaman yang mengikatku.
Aku turun setelah pintu mobil ia bukakan. Zeyden sangat romantis, membuat aku malu. Lelaki yang berada disampingku selalu menggenggam tanganku dengan erat. Seakan ia takut kehilanganku, aku hanya menatapnya memperlakukanku semanis ini. Kami memasuki food court, aku yang memintanya. Aku tidak mau tempat yang terlalu privat.
"Zeyden.." Sapa seorang wanita sambil menepuk pundaknya.
Bruk..
Wanita itu langsung memeluk Zeyden saat hendak duduk. Aku hanya bengong melihat kejadian itu. Zeyden hanya diam tak berkutik. Dia menatapku dan menaikkan bahunya seakan dia berkata "nggak tahu".
"Zey, ini gue Siera." ujarnya mengingatkan Zeyden.
"Ya ampun Zey, plis deh masa lupa." dia masih berusaha.
"Mending kalian duduk dulu deh. Nggak enak diliatnya." ujarku pada mereka berdua yang masih berdiri.
Wanita cantik dan elegan itu duduk di samping Zeyden. Aku sedikit risih sih dengan keadaan seperti ini. Niatnya pengen balikin mood yang rusak malah, makin hancur. Zeyden yang sempat pergi meninggalkan kami berdua, sempat meninggalkan kecanggungan.
"Lo siapanya Zeyden?" tanya wanita itu membuat aku yang memainkan ponsel terhenti.
"Lo sendiri siapanya Zeyden?" aku bertanya balik dan membuat dia sedikit gugup.
"Gue, mantan calon isterinya." serunya sedikit gugup.
"Sorry nih ya, kalo lo mantannya Zeyden. Kok tadi dia nggak respek gitu ya ke lo." ucapku baik-baik.
"Nggak usah bohong, lo siapa? Mau lo apa?" ucapku to the point.
Aku tidak suka Zeyden difitnah. Aku tahu Zeyden orang baik-baik. Tidak mungkin dia menyakiti hati wanita, karena dia sangat menyayangi mamah dan adik-adik perempuannya.
"Gue nggak bohong. Zeyden, ninggalin gue dan ngelupain gue. Itu semua karena kesalahan gue." ujarnya sambil menitikkan air mata.
"Gue selingkuh dari Zeyden. Karena dia terlalu alim dan diam, gue bosen. Tapi gue masih sayang sama dia. Jika lo bukan siapa-siapanya Zeyden, lepasin dia buat gue. Gue hamil, gue mau anak gue punya bapak. Dan gue berharap Zeyden bapaknya." ujarnya dengan penuh kegilaan.
"Sarap lo ya! Mau ngancurin lelaki baik kayak dia." sahutku dengan emosi.
Aku marah ketika mendengar penjelasannya. Aku tidak rela Zeyden difitnah, disakiti atau apapun itu. Apalagi nama baiknya bakal hancur. Jangan harap aku akan bikin keinginannya terlaksana.
"Gue mohon." rengeknya sambil memegang tanganku dan kutepis.
"Gila." Ujarku bangkit.
"Hei, ada apa?" tanya Zeyden sambil memegang bahuku.
"Kita pulang sekarang, gue udah nggak laper." pintaku sambil meninggalkan meja kami.
"Priyanka.. Tunggu." teriak Zeyden sambil mengejarku.
"Zeyden, tunggu." ujar Siera yang berhasil menarik tangan Zeyden.
Aku berhenti dan berbalik badan. Kulihat Zeyden berhenti mengejarku dan diam menatap wanita itu dalam. Sakit hatiku semakin dalam, kubalikkan badan dan berlari keluar mal.
Aku menangis berdiri di pintu utama mal. Tak berapa lama taksi yang kupesan sudah sampai. Segera aku masuk kedalam dan taksi pun melesat meninggalkan mal. Zeyden yang tersadar aku tak ada, segera menelponku. Dia tinggalkan wanita itu dan segera mencariku.
Aku enggan pulang. Pikiranku kalut, tidak mau orang tuaku khawatir dengan keadaanku. Supir taksi sudah beberapa kali menanyakan aku turun dimana, tapi aku tak bergeming.
"Neng, mau diantar kemana ya?" serunya kembali.
"Neng, itu telponnya dari tadi berdering terus, nggak diangkat aja Neng. Kalo lagi berantem sama pacarnya mending diselesaikan Neng." ujarnya membuatku bangun dari lamunan.
"Ke ancol ya pak." Seruku dan supir itu menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
EmmaQu££n
dih.. jgn bilang ujung2 nya balikan lagi sama Aidan ya... ga rela aku tuh, udh klop ama Zayden.
2020-11-30
0
Wulan Sari
selalu saja ada yg merusak kebahagiaan
2020-02-09
1