"Yah, rencana kita jalankan sekarang saja ya. Aryan, nggak kuat liat adik Aryan kayak tadi!" lirih Kak Aryan.
"Bunda bagaimana?" tanya Ayah pada Bundaku yang sedikit menangis.
"Apapun buat kebaikan putriku, aku setuju saja." sahut Bunda lirih.
Mereka bertiga berkompromi tanpa putra keduanya dan aku. Kak Bryan masih menemaniku di kamar. Aku masih seperti bayi untuknya. Tidur dipelukan kakakku sangat hangat dan nyaman. Kepalaku diusap dan sesekali dikecup keningku. Jika orang melihatnya kami seperti sepasang kekasih. Kedua orang tua dan kakakku sangat memanjakanku demikian.
"Ryan.." panggil Ayah di pagi hari kepada si putra kembarnya.
"Iya Yah. Ada apa?" sahut mereka serentak dari lantai atas.
"Turun cepat ada hal penting." titah sang raja dirumahku.
Mereka setengah berlari menghampiri Ayah. Ayah dengan wajah cemasnya, dan kedua pangerannya masih dengan nafas yang tersenggal-senggal.
"Hari ini keluarga Om Zaid akan datang. Salah satu dari kalian, urus adik kalian. Aku ingin semua lancar tanpa diketahui olehnya." jelas sang Ayah membuat kedua putranya mematung tak berkutik.
"Aryan, kamu temani Ayah ketemu Om Zaid dan Kamu Bryan ajak adikmu keluar rumah." titah sang raja kembali.
"Baik Yah." jawab mereka serentak.
Keduanya langsung menuju kamar masing-masing untuk bersiap. Setengah jam berlalu, Kak Bryan masuk ke dalam kamarku yang semalem tidak di kunci. Aku masih bersembunyi dalam selimut. Kak Bryan membuka gorden dan menarik selimutku.
"Hai, putri kesayangan. Cepat bangun aku akan mengajakmu jalan-jalan." ujarnya sambil menarik badanku dari tempat tidur.
"Aku mau di rumah aja!" sahutku sambil menepis tangan kakakku.
"Jadi nggak mau di traktir si Abang ganteng ini nih!" serunya sambil bergaya.
"Aku males banget Kak." sahutku sambil menahan ketawa melihat kakakku bergaya bak model.
"Cepet bangun atau gue panggilin Kak Aryan nih." serunya sambil mencoba melangkah dan membuka mulut.
"Ade bangun kok. Jadi nggak usah panggil Kak Aryan, oke." Sahutku sambil melangkah ke kamar mandi.
Aku memang takut kalau sampai Kak Aryan yang bangunin. Karena dia bisa melakukan apa saja agar adik perempuannya ini bangun. Pernah suatu hari, Kak Aryan banguninku dengan cara menggendong ke kamar mandi lalu aku di ceburkan ke bathtub. Pernah juga aku di bawa turun dan diceburkan di kolam renang.
Setelah aku selesai bersiap, aku diajak sarapan di salah satu restoran cepat saji. Saat perkiraan mal sudah buka kami langsung kesana. Disana kakakku baik banget, semua yang aku minta dituruti. Tidak lupa dia pun memake over aku. Kacamataku dia ganti dengan softlens.
"Kalau proyek hari ini gol, Kak Aryan janji mau benerin matamu de." ujarnya.
"Loh, emang mata gue salah apa sih?" sahutku tanpa berpikir.
"Lo tuh ya, diperhatiin abang sendiri nggak seneng. Mata lo mau di lasik." ujarnya sambil tersenyum manis.
Kami asyik berbelanja di mal. Sedangkan keadaan dirumah menegang. Ayah dengan berdiskusi bersama Om Zaid dan anak-anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Nani Kurniati
jadi pengen punya kakak
2021-07-06
1
EmmaQu££n
di jodohin??
2020-11-30
1
Wulan Sari
senengnya punya kakak yg baik
2020-02-09
1