Bab 9

Aku dan kak Ryan pun berangkat menuju kantor papa. Aku memilih duduk didepan sedangkan kak Ryan duduk dibelakang. Tidak ada pembicaraan yang terjadi antara kami. Aku dan kak Ryan sama-sama memilih untuk diam dengan pikiran kami masing-masing.

Hingga kami sampai di kantor, aku dan kak Ryan juga tidak bicara sedikit pun.

Sampai di kantor, kak Ryan menduduki kursi yang telah disediakan untuknya. Sedangkan aku, aku duduk di kursiku.

Satu minggu aku sudah bekerja di kantor ini. Namun tidak ada hal yang aneh terjadi. Dan aku juga belum pernah bertemu dengan direktur yang selama ini telah membuat aku penasaran. Dari Mika, aku banyak tahu soal direktur itu.

Mika bilang, direktur dan ia sudah lumayan lama pacaran. Tapi sebenarnya, Mika tidak pernah menyukai direktur itu sedikitpun. Mika hanya menjalankan perannya sebagai kekasih, karna ia ingin menyelamatkan mama dan papanya dari ancaraman keluarga Handoko.

Dengan berpacaran dengan direktur itu, ia merasa sedikit aman dari gangguan orang luar. Karna, orang luar akan sedikit segan dengan keluarganya saat mereka tahu kalau ia adalah pacar dari direktur perusahan paling besar.

Demi orang tuanya, Mika mengorbankan perasaannya pada seorang laki-laki yang sangat ia cintai. Karna laki-laki itu tidak punya kedudukan. Orang tuanya tidak merestui Mika pacaran dengan laki-laki itu.

Aku sedikit sedih saat mendengarkan apa yang Mika katakan kemarin. Mika terlihat sangat tertekan saat ia mencurahkan semua isi hatinya. Ia bahkan menangis saat ia bercerita.

Jujur saja, aku ingin membantu Mika. Tapi apalah daya, aku juga berada dibawah tekanan seseorang. Bagaimana aku bisa membantu Mika sedangkan, membantu diri sendiri saja rasanya sangat sulit.

Aku juga tahu dari Mika, kalau direktur sedang ada tugas proyek keluar negeri. Makanya ia tidak ada di kantor selama seminggu belakangan ini.

Mungkin aku harus bersyukur dengan apa yang terjadi. Aku harus bersyukur tidak bertemu dengan direktur. Karna jika bertemu, mungkin aku akan dapat banyak masalah. Setidaknya, itu yang aku tahu dari Mika. Ia mengatakan semua itu padaku. Karna direktur itu lebih kejam dari yang aju bayangkan.

Aku melupakan lamunanku yang kemarin-kemarin saat Mika menyapa aku dengan sangat ramahnya.

"Hai pak Nino ...." ucap Mika membuat lamunanku berantakan.

"Ya ampun, kamu ini bikin aku kaget aja Mika."

"Alah, masih pagi lagi mas. Kamu kok udah melamun gak jelas aja," ucap Mika sambil duduk disamping aku.

Ya, kursi Mika dan aku berjarak hanya beberapa meter saja. Aku dan Mika duduk sangat berdekatan. Kami saling mengobrol berdua saat waktu sengang tiba. Apalgi saat waktu istirahat tiba.

"Oh ya Mika, apa benar hari ini direktur itu akan kembali dari luar negeri," ucapku penasaran.

"Iya kayaknya mas, aku rasa begitu. Aku mah berharapnya, dia gak kembali selamanya," ucap Mika.

"Kamu ini, jika tidak ada direktur, bagaimana kelangsungan perusahan tempat kita bekerja ini."

"Masih ada kamukan mas, kamu lebih berhak berada diposisi direktur."

"Aku masih baru Mika, masih tidak tahu banyak hal. Aku masih butuh waktu lama untuk menduduki posisi itu," kataku sambil sibuk dengan kerjaanku.

Saat kami asik ngobrol, seseorang datang padaku untuk memberikan berkas yang harus aku lihat dan baca. Aku menerima berkas itu tanpa melihatnya, sedangkan Mika, ia bangun dari duduknya dan terlihat sangat kaget.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!