Bab 19

Aku tidak bisa berbasa basi lagi sekarang. Yang harus aku lakukan adalah, segera pergi dari sini. Agar aku tidak ketahuan oleh mamaku, dan aku tidak menimbulkan masalah yang lebih rumit lagi.

Dengan gerak cepat, aku lambai taksi yang sedang melintas di sana.

Tiga puluh menit kemudian, akhirnya aku sampai juga kerumah dengan selamat.

Aku sudah memakai baju laki-lakiku kembali, agar aku mudah masuk kedalam rumah tanpa harus ngendap-ngendap tak ubahnya seperti seorang maling.

"Bagus sekali perilaku kamu ya Nino, keluar seenaknya tanpa mendengarkan perkataan mama."

Aku kaget saat suara mama menyentuh telingaku. Aku tidak percaya, kalau mama sebenarnya sudah pulang kerumah duluan.

"Ma ... mama," ucapku kaget.

Mama bangun dari duduknya, ia berjalan menghampiri aku yang terdiam mematung di depan pintu masuk.

Plakkkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi putihku. Aku tidak melawan sama sekali saat tamparan itu bersarang di sana.

"Sejak kamu berada di sini, kamu jadi tidak mendengarkan apa yang mama katakan lagi ya Nino," kata mama kembali memarahi aku.

"Maafkan Nino mama, Nino hanyabkeluar sebentar untuk beli sesuatu yang penting," kataku beralasan.

"Apa yang pentingnya? Apa yang kamu beli, sehingga kamu tidak bisa meminta pelayan yang keluar untuk membelikannya?"

"Ini rahasia mama, aku tidak mungkin meminta pelayan untuk membelikan apa yang aku butuhkan."

"Masuk kamar sekarang, jangan keluar sebelum mama izinkan. Ingat itu Nino!" kata mama dengan keras.

Aku tidak bisa melawan apa yang mama katakan. Sejak kecil, aku tidak pernah bisa hidup dengan keinginanku sendiri. Semuanya atas persetujuan mama.

Aku berharap, jika semuanya telah selesai, aku akan terbebas dari belenggu yang mama ciptakan untuk aku.

.....

Satu minggu lamanya aku tidak diizinkan keluar oleh mama. Sampai-sampai, aku tidak tahu bagaimana kabar kak Ryan sekarang.

Mama tidak pernah membahas soal kondisi kak Ryan. Padahal, aku setiap hari bertanya padanya, bagaimana keadaan kak Ryan sekarang.

Aku juga tidak bisa pergi kekantor untuk melepas rasa bosan. Karna mama telah mengambil cuti selama seminggu untuk aku.

Mama melakukan itu, karna papa sedang tidak ada di negeri ini. Ia sedang mengurus perusahan yang berada di luar negeri.

"Nino, papa kamu sedang menunggu di ruang keluarga," ucap mama sambil membuka pintu kamarku.

Aku bangun dari baringku dengan sangat malas. Lalu menuju ruang keluarga, tanpa sepatah katapun pada mama.

"Nino, papa dengar, kamu sudah seminggu gak masuk kantor bukan?" kata papa dengan senyum manisnya.

"Iya pa, aku udag seminggu izin."

"Sakit apa kamu nak?" kata papa.

"Aku ...."

"Nino kemarin flu berat mas, tapi hari ini udah mendingan. Tapi aku masih khawatir melepaskannya keluar rumah. Karna kondisinya bisa saja sakit lagi," kata mama dengan cepat memotong pertanyaan papa.

"Oh, tidak masalah kalau ia belum bisa bekerja. Tunggu saja ia sampai sembuh total baru bekerja kembali."

Aku hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus aku katakan pada papa. Namakan juga aku hanyalah sebuah pion catur yang mama mainkan. Jadi, semuanya mama yang atur.

Kalau dilihat-lihat, kehidupan aku ini sebenarnya sangat miris sekali. Serba tidak bisa berjalan sendiri.

Ada rasa ingin bebas sebenarnya, hanya saja, aku tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan.

Aku tidak tahu, kenapa mama melarang aku untuk bicara sama papa, tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Ntah apa alasannya, mama lebih memilih berbohong pada papa, tentang semua yang terjadi setelah papa pergi keluar negeri.

Saat aku bertanya pada mama alasannya, mama pasti akan menjawab.

"Jalankan saja tugas kamu, dan ikuti saja apa yang mama katakan. Karna semua yang mama lakukan, semuanya hanya untuk kamu."

Inilah yang akan mama katakan padaku, jika aku protes atau ingin tahu lebih lanjut.

Aku sempat berpikir kalau, mama hanya menjadikan aku sebuah alat untuk mendapatkan kekayaan papa saja.

Tapi pemikiran itu, dengan cepat aku buang jauh-jauh. Karna aku ingat, bagaimana mama berjuang sendirian di luar negeri untuk membesarkan aku.

Terpopuler

Comments

Heni Kusumastuti Suwardji

Heni Kusumastuti Suwardji

mama yg sangat dominan.. agak aneh dg sifat mama ya, koq lembek saat berhadapan dg Marisa.. aneh

2021-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!