Bab 16

Mama berusaha membuat aku tenang sekarang. Sedangkan aku, aku masih dalam kepanikanku yang teramat sangat. Aku sangat cemas memikirkan keadaan kak Ryan yang sedang berhadapat dengan orang yang bernama Mulya itu.

Beberapa saat kemudian, mama berhasil membuat aku tenang. Aku sudah bisa tenang sekarang. Dan aku mulai menceritakan apa yang terjadi pada kami tadi. Mama terlihat tidak tenang saat mendengarkan apa yang aku katakan.

"Nino, mama harap, kamu jangan keluar rumah dulu untuk beberapa hari ini."

"Kenapa ma? Aku tidak bisa tetap berada di rumah sekarang. Aku sangat cemas pada kal Ryan," kataku.

"Nino, kamu ingat tujuan awal kita. Kamu itu adalah wanita yang tidak bisa berhadapat langsung dengan orang seperti Mulya."

"Apa mama kenal siapa Mulya itu?"

"Tidak, mama tidak kenal siapa Mulya. Karna yang mama tahu, saat papa kamu menikah dengan Marisa. Marisa tidak punya saudara kandung ataupun saudara angkat."

"Sudahlah, itu tidak penting bagi kita. Yang paling penting adalah, kamu baik-baik saja sekarang," ucap mama sangat enteng.

"Ma! Bagaimana bisa mama sangat tenang seperti itu. Kak Ryan sedang dalam masalah sekarang," kataku sangat cemas.

"Mama tahu soal itu, tapi setidaknya, mama tidak perlu kehilangan semua yang mama punya," ucap mama.

Aku tidak percaya dengan apa yang mama katakan. Aku masih tidak mengerti dengan maksud mama bicara kata-kata itu. Bisakah ia mengorbankan kak Ryan hanya untuk aku. Aku tahu mama sayang padaku, tapi mengorbankan orang lain hanya untuk aku itu tidak benar.

Pintu kamarku diketuk oleh seseorang dari luar. Aku tidak bisa membukanya sekarang. Karna, rambut palsu yang aku pakai semuanya berantakan sekarang.

Mama yang membuka pintu kamarku dan melihat siapa yang ada diluar. Sedangkan aku, aku bergegas kekamar mandi sambil membawa rambut palsu itu.

Di sini, aku memasang rambut palsuku dengan cepat. Aku takutnya, seseorang ada perlu dengan aku, sehingga aku harus segera tampil sebagai laki-laki lagi.

"Ada apa ma? Siapa yang berada diluar?" ucapku sambil keluar dari kamar mandi.

"Sopir kamu, ia ingin bilang kalau kakak kamu sedang berada di rumah sakit. Kondisinya agak memperihatinkan. Mama harus segera melihat kakak kamu di rumah sakit. Sedangkan kamu tetap diam di rumah."

"Tidak bisa dong mama. Aku ingin melihat kak Ryan."

"Tidak, kamu tidak usah ikut mama lagi. Jangan membantah apa yang mama katakan Nino. Tetap di rumah dan mama akan bawa kabar buat kamu nanti," kata mama sambil mengunci pintu kamarku.

"Mama ... jangan gini dong ma. Buka pintunya ma, aku mau pergi ikut sama mama."

Mama tidak menjawab lagi, aku juga tidak mendengar suara mama diluar sana. Mungkin mama sudah berangkat kerumah sakit.

"Tidak bisa, aku tidak bisa tetap diam di kamar ini. Aku ingin tahu bagaimana kabar kak Ryan sekarang. Aku harus mencari cara agar bisa keluar dengan aman dan tidak ada resiko apapun."

Aku munda mandir untuk menemukan cara apa yang baik agar aku bisa keluar dari kamar ini. Aku berusaha memutar otak agar bisa menemukan jalan terbaik untuk bebas diluar rumah.

Sekarang, aku menemukan caranya. Aku akan berpakaian lataknya wanita pada umumnya. Karna yang mereka cari adalah laki-laki, bukan wanita. Kenapa tidak aku keluar dengan pakaian wanitaku. Aku yakin, tidak ada yang tahu siapa aku yang sebenarnya.

Tidak sampai sepuluh menit, aku sudah selesai menyiapkan segalanya. Aku keluar dari jendela kamarku dengan cara memanjatnya. Untung saja, jendela kamar ini tidak terlalu tinggi dan mudah untuk aku keluar.

Aku membawa sedikit perlengkapan dalam tas ini. Aku sudah berniat, aku akan ganti baju saat berada di toilet umum nanti. Tidak mungkin aku menggunakan pakaian perempuan langsung dari rumah ini. Bisa-bisa, mereka akan bilang aku maling, atau kedokku sebagai wanita akan terbongkar.

Aku perlahan-lahan keluar dari villa ini. Untung saja, kondisi villa sedang sangat sepi dan penjaganya tidak ada. Aku bisa bebas dengan sangat mudah. Aku pun tidak kesulitan untuk memanggil taksi.

Tak jauh dari sana, aku melihat sebuah rumah makan. Aku minta sopir taksi itu menghentikan mobilnya dan aku pun masuk kerumah makan itu.

Aku pun minta izin untuk menggunakan toilet rumah makan. Sebelum itu, aku lihat dahulu adakah cctv disekitar toilet rumah makan ini. Saat aku memastikan tidak ada, aku langsung masuk kedalam toilet dan segera menggantikan baju dan berdandan ala wanita pada umumnya.

Aku melihat diriku didepan kaca toilet ini. Cantik juga wajahku sekarang. Mungkin lebih cantik dari Mika, gadis tercantik di kantor inti milik papaku.

Ya ampun, kenapa itu yang harus aku pikirkan. Tidak penting aku atau Mika yang paling cantik. Toh, aku tidak bisa seperti Mika, ia gadis bebas. Sedangkan aku, aku tidak bisa bebas dengan pakaian wanita ini.

Terpopuler

Comments

lelah sekali

lelah sekali

kok berasa baca ini
menceritakan diriku sendiri ya🤔

2021-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!