Bab 5

Mama tiriku pun meninggalkan aku dan mamaku di kamar ini. Aku hanya diam saja sambil melihat kepergiannya.

Ya ampun, belum juga satu hari aku di sini. Sudah ada saja masalah yang datang menghampiri aku dan mama.

"Mama gak papakan ma?" kataku dengan sangat cemas.

"Mama gak papa Nino. Kamu kenapa bikin masalah sih sama Marisa. Jangan bikin hidup kita bahaya Nino," ucap mama dengan cemas.

"Mama, aku tidak pernah cari masalah dengan siapapun. Sabaliknya, dia yang cari masalah dengan kitakan ma. Dia yang datang kevilla ini saat papa tidak ada. Lalu, bikin keributan di villa ini."

"Nino, jika dia tidak menyakiti mama dan kamu. Maka sebaiknya, jangan hiraukan apa yang ia lakukan."

"Sampai kapan mama mau mengalah dengan wanita kedua itu. Bukankah dia tidak punya hak sama sekali atas papa. Apa yang mama takutkan," ucapku sangat kesal.

"Nino, mama tidak berpikir untuk melawan orang yang tidak harus dilawan. Ingan apa yanf mama katakan, tujuan kita bukan Marisa, melainkan papa kamu."

Aku tidak menjawab apa yang mama katakan. Bagiku, mama terlalu takut dengan Marisa, sehingga ia tidak ingin melawan. Haruskah kita diam saja saat orang lain membuat kita kesal. Ingat, aku bukan laki-laki yang tidak punya rasa marah. Aku ini wanita, yang selalu punya emosi yang tinggi. Aku rasa mama lupa siapa aku sebenarnya.

"Nino, dengarkan mama. Hindari Marisa sebisa mungkin. Karna ia adalah hambatan terberat buat kita sekarang. Apalagi, ia adalah anak dari seorang pembisnis yang selalu berada dibelakang papamu. Meskipun kekayaannya tidak ada apa-apanya dengan papa kamu, tapi dia sangat berpengaruh."

"Jangan pikirkan soal itu mama, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku sarankan, kita berdua kembali kenegera di mana aku dilahirkan saja. Aku masih bisa menangung semua kebutuhan mama dan aku."

"Nino, kamu tidak tahu apa yang mama khawatirkan. Dan kamu juga tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mama tidak ingin kita jadi buronan selama papa kamu masih menjadi orang paling kaya di negara ini."

Aku tidak ingin berdebat dengan mama lagi. Lebih baik, aku kembali kekamarku untuk segera istirahat di sana. Dari pada berdebat dengan mama yang pastinya aku tidak akan pernah menang melawan mamaku ini.

"Ya udah ma, besok-besok kita bahas lagi hal ini. Nino capek setelah perjalanan dan penyambutan oleh semua orang di sini."

"Ya sudah, istirahatlah sekarang dan jangan lupa apa yang mama katakan pada kamu barusan," ucap mama.

"Iya ma, aku ingat apa yang mama katakan. Aku permisi dulu mama," kataku sambil berjalan meninggalkan mama.

Aku keluar dari kamar mama. Aku meninggalkan kamar mama, lalu menuju kekamarku. Rasanya, aku sangat amat capek setelah apa yang aku lewati hari ini. Ini terlalu berat buat aku lalui. Bayangkan saja, baru datang saja, sudah dapat masalah dari si Marisa wanita simpanan papa.

Aku lebih suka mengatakan mama tiriku itu dengan sebutan wanita simpanan, dari pada mama tiriku. Kayaknya, wanita simpanan lebih tepat buat si Marisa yang jala*ng itu. Dibandingkan dengan istri kedua papaku.

Karna setahu aku, Marisa itu menikah dengan mamaku, tidak pernah dapat restu dari mama sebagai istri pertama. Itu sama saja dengan menikah siri bukan? Tapi karna ia adalah anak orang kuat disamping papa, maka ia punya setatus yang kuat juga dimata semuanya.

Terpopuler

Comments

Naningsanri Santi

Naningsanri Santi

rambut nya nino di potong seperti rambut laki pada umumnya,,biar tdk takut ketahuan,,

2021-08-11

3

Heni Kusumastuti Suwardji

Heni Kusumastuti Suwardji

ini istri sah kenapa takut ama istri siri yaa... aneh

2021-05-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!