Cemburu

Konser bertajuk 'Katakan Cinta Melalui Lagu' sudah siap di gelar. Chan Management bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi swasta untuk menyiarkan konser akbar tersebut. Berbagai sponsor ikut andil dalam konser yang menampilkan semua artis Chan Management, termasuk Jayden.

Dalam konser yang akan digelar kurang lebih selama enam jam tersebut, Jayden hanya akan menyanyikan satu lagu. Single terbarunya yang akan dibawakan bersama dengan Bintang.

Berkali-kali Jayden menghirup oksigen untuk memenuhi paru-parunya, kemudian mengembuskannya perlahan. Ia begitu gugup. Tampil di cafe tidak sama dengan tampil di panggung sebesar ini. Tidak banyak mata melihatnya ketika tampil di cafe. Bahkan terkadang, para pengunjung hanya sibuk dengan makanan di depan mereka masing-masing. Berbeda dengan saat ini. Saat naik ke panggung, semua mata akan tertuju padanya. Ialah pusat perhatiannya.

“Kamu lucu saat gugup seperti itu Jay.” Delia terkekeh melihat wajah gugup Jayden dalam layar ponselnya. Ia menopang dagunya dengan telapak tangannya.

Delia berada di kontrakannya saat ini. Duduk di depan televisi layar cembung 14 inch, menunggu suaminya tampil. Sebenarnya ia ingin sekali menemani Jayden saat ini, tapi ini adalah bagian dari menyembunyikan status yang harus mereka jalani. Jadi, ia hanya bisa melihat Jayden di televisi.

“Sudah siap, Jay?” Bintang masuk ke dalam ruangan yang sama dengan Jayden.

Jayden yang terkejut dengan kedatangan Bintang, segera menyimpan ponselnya di atas meja dengan posisi layar di bawah, sehingga Bintang tidak dapat melihat layar ponselnya.

“Sebentar lagi,” jawab Jayden.

“Aku tunggu di luar yah, kita latihan lagi sekali lagi.” Bintang segera keluar dari sana usai mengatakannya.

“Oke,” jawab Jayden dari balik punggung Bintang.

Sepeninggalnya Bintang, Jayden mengambil ponselnya kembali. Membalik layarnya menghadap ke arahnya. Senyum cantik istrinya terpampang nyata dalam layar ponselnya. Dan bibir itu ... Jika saja Delia ada di depannya saat ini, sudah pasti ia akan menggigitnya sekarang juga. Jayden menyisir kasar rambutnya sendiri dengan jari-jari tangannya. Berharap otaknya yang mulai kotor menjadi bersih kembali. Di saat genting seperti ini pun, sempat-sempatnya ia berpikiran semesum itu.

“Maaf,” ucap Jayden pada Delia yang ternyata masih menunggunya.

“Gak papa kok,” jawab Delia, “sana katanya mau latihan,” lanjutnya.

“Iya, aku tutup dulu ya.”

“Oke.”

“Love you sayang.”

“Love you too.”

Panggilan video pun terputus. Delia mengembuskan nafas kasar. Ingin rasanya saat ini berada di sisi Jayden untuk menyemangatinya, tapi ia tidak bisa. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah menunggu suaminya muncul di layar kaca.

Acara yang ditunggu-tunggu pun akhirnya dimulai. Satu persatu penyanyi menunjukkan skillnya di atas panggung. Para penonton ikut bernyanyi, membuat suasana kian semarak. Ribuan penonton hanya terlihat seperti coretan pena di atas kertas dari atas panggung. Tidak bisa dilihat dengan jelas wajah dari masing-masing penonton.

Tiba saatnya Jayden tampil. Delia sudah mempersiapkan diri di depan televisi. Memastikan antenanya tidak goyang sehingga bisa menampilkan wajah suaminya dengan jelas.

Begitu Jayden keluar, Delia terpukau. Penampilan Jayden sangat jauh berbeda dengan kesehariannya yang sering ia lihat. Wajah tampannya terekspos sempurna dengan setelan jas dan dasi kupu-kupu.

Jayden terlihat sangat menghayati lagu yang ia bawakan, begitu pun dengan pasangan duetnya. Wanita cantik dengan dress backless berwarna pink yang Delia tahu, kalau ia adalah pemenang ajang pencarian bakat yang diselenggarakan stasiun tv yang sama dengan yang ia tonton saat ini.

Namun tidak lama, senyum Delia memudar saat melihat kedekatan antara Jayden dan Bintang. Mereka sangat dekat, bahkan terlalu dekat. Jarak wajah keduanya tidak lebih dari 10 cm. Jika penonton di sana bersorak karena keromantisan pasangan duet di atas panggung, tidak dengan Delia. Ada satu bagian di hati kecilnya yang terluka. Ia cemburu.

Tidak hanya sampai di sana, Delia semakin cemburu melihat tangan suaminya merengkuh pinggang Bintang yang tidak tertutup apa pun. Kulit mereka saling bersentuhan secara langsung. Ah, entah mengapa jantung ini berderu lebih cepat.

Penampilan mereka diakhiri dengan satu kecupan yang Jayden daratkan di punggung tangan Bintang. Dada Delia memanas, tetapi lututnya lemas. Entah perasaan macam apa ini.

Usai Jayden dan Bintang menyelesaikan lagu mereka, Delia mematikan televisinya. Semangatnya memudar seketika. Sekuat tenaga ia meyakinkan diri kalau itu hanyalah akting untuk kebutuhan panggung, tapi sulit. Terlalu sulit.

Jayden baru sampai ke kontrakannya ketika waktu sudah dini hari. Berkali-kali ia menelepon Delia, namun tidak diangkat. Jayden mencoba berpositif thinking kalau Delia mungkin tertidur. Untung saja ia mempunyai kunci cadangan, sehingga tidak harus membangunkan Delia ketika pulang larut.

Sesuai dugaannya, Delia tengah terlelap di atas kasur tipis mereka. Jayden ikut berbaring di samping Delia yang membelakanginya. Perlahan, ia memeluk Delia dari belakang, begitu erat.

Gerakan tangan Jayden membuat Delia terbangun. “Jay, kamu sudah pulang?” tanya Delia dengan suara paraunya.

“Heem,” jawab Jayden, “aku ganggu tidur kamu ya?” tanyanya.

Delia berbalik menghadap Jayden, kemudian menempatkan kepalanya di dada Jayden. Begitu dekat, sampai Jayden bisa mencium aroma sampo istrinya tersebut. Delia memeluk posesif tubuh Jayden. Aroma parfum menguar menusuk indra penciumannya.

“Kamu wangi. Pasti aroma parfumnya Bintang,” ucap Delia, “kalian begitu dekat tadi.”

“Kamu cemburu?” tanya Jayden.

Jayden bisa merasakan kalau Delia mengangguk.

“Itu hanya akting, Del.”

“Aku tahu kamu akan mengatakan itu,” ucap Delia.

“Lalu?” tanya Jayden.

“Hati aku sulit dikondisikan,” jawab Delia, “boleh kan aku cemburu?” tanya Delia lirih.

“Tentu saja. Semua orang pasti tidak suka sesuatu miliknya diusik orang lain,” jawab Jayden, “tapi satu hal yang kamu harus tahu, hanya ada kamu di hati aku. Walaupun ada wanita cantik telanjang di depanku sekalipun, aku tidak akan tertarik. Kecuali itu kamu. Hanya kamu yang bisa membuat aku panas dingin.”

Delia tersenyum. Ia bahkan mendaratkan satu cubitan kecil di perut Jayden.

“Aw!” Jayden mengaduh. “Kenapa? Emang bener kok!”

“Dua tahun akan sangat menyiksa jika aku harus melihat kamu seperti itu setiap hari, Jay,” ucap Delia.

“Tidak setiap hari sayang, hanya saat konser saja.”

“Hemmm ....”

“Jadi mau tidur lagi atau ....” ucapan Jayden begitu ambigu.

“Atau apa?” Delia pura-pura bodoh, padahal ia tahu betul apa yang dimaksud Jayden.

Tidak ada kata terucap. Ucapan Jayden selanjutnya melalui tindakan. Bibir yang terbuka bukan untuk berkata, tapi untuk memetakannya pada bibir wanita di depannya. Bukan hanya bibir yang bekerja, tapi juga tangan Jayden yang menolak untuk diam saja. Dan Delia tahu pasti semua akan berakhir di mana.

“Kamu tidak lelah, Jay?” tanya Delia.

“Tidak ada kata lelah untuk kegiatan yang satu itu,” bisik Jayden di telinga Delia, membuat bulu kuduk Delia seketika meremang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!