Jayden - Bintang

Kepopuleran yang Jayden dapat, berbanding terbalik dengan privasi yang ia punya. Sejak penampilannya bersama dengan Bintang di malam valentine, Jayden sudah tidak bisa pergi sebebas dulu. Banyak kamera membidik ke arahnya.

Para pemirsa tidak bisa move on dari pasangan Jayden-Bintang. Mereka mulai menjodoh-jodohkan Jayden dan Bintang yang menurut mereka pasangan yang serasi. Dan sialnya, Dave mendukung para netizen itu.

“Apa salahnya sih Jay membuat fans kamu senang. Kita sekalian aja bikin skenario cinlok (cinta lokasi). Kamu dan Bintang sama-sama sedang naik daun, akan sangat bagus buat karier kalian.” Ide bodoh Dave terucap begitu ringan, tapi entah kenapa Jayden malah menyetujuinya.

Sejak saat itu, dunia Jayden seperti panggung sandiwara. Jika ia tengah di tempat umum, Jayden akan terlihat memberikan perhatian pada Bintang. Mereka menjadi sering terlihat bersama. Inikah jalur cepat meraih popularitas? Dengan skandal?

Sebenarnya Dave bukan sosok pria jahat. Ia malah cenderung perhatian terhadap para artisnya. Terbukti saat tahu Jayden tinggal di sebuah kontrakan kecil dan hanya mempunyai sepeda motor matic, Dave berinisiatif untuk menyewakan sebuah apartemen untuk Jayden tinggali. Ia juga memberikan sebuah mobil untuk Jayden. Bukan mobil baru, tapi salah satu koleksinya yang sudah tidak pernah ia pakai.

“Kamu bisa nyetir kan?” tanya Dave saat itu.

“Bisa,” jawab Jayden.

Jayden sendiri memang secara diam-diam mulai belajar menyetir sejak remaja. Saat masih tinggal di rumah orang tua angkatnya, ia sering meminta sopir keluarganya untuk mengajarinya menyetir secara diam-diam. Diperlancar saat ia sekolah menengah atas, ia beberapa kali menyetir mobil milik teman sekolahnya.

“Tapi aku gak punya SIM.”

“Gampang,” jawab Dave.

Benar saja, keesokan harinya dari semenjak Dave mengatakannya, SIM sudah jadi. Bisakah seperti itu? Uang memang bekerja dengan baik. Di tambah orang dalam, semua akan terasa mudah. Memang tidak semua orang seperti itu, Dave memanfaatkan nama besarnya kepada oknum untuk memangkas beberapa prosedur.

“Kapan kamu akan menempati apartemennya?” tanya Dave siang itu.

Jayden diam. Ia belum memberitahu apa-apa kepada Delia mengenai ini. Entah Delia setuju untuk pindah atau tidak.

“Aku mau ngobrol dulu sama Delia, Bos.” Panggilan Jayden kepada Dave kini sama dengan artis-artis lain di bawah Chan Management. Tidak semua, hanya sebagian besar. Ada juga yang memanggilnya 'mas', bahkan 'Beb'. Eh.

“Pacar kamu yang waktu itu?” tanya Dave, “Jay, saran aku nih ya, jangan sampai publik tahu kalau kamu sudah punya pacar. Kalau bisa jangan sampai pacar kamu datang ke apartemen. Publik kan tahunya kamu lagi deket sama Bintang, kalau tiba-tiba kamu terlihat bersama wanita lain, kamu akan dianggap playboy,” lanjutnya.

Bukan sekedar datang, aku berencana mengajak Delia tinggal bersama. Batin Jay.

“Jadi begitu, Del.” Jay menjelaskan kepada Delia isi pembicaraannya dengan Dave tadi siang. Tidak ada yang ia tutup-tutupi.

“Kok sampai ke ranah pribadi sih.” Delia mulai berkomentar.

“Itulah,” jawab Jay, “tapi semuanya sudah terlanjur, Del.”

Delia mengangguk dalam pelukan Jayden. Ia menarik sedikit selimut yang menutupi tubuh polos keduanya agar angin malam tidak langsung menyentuh kulitnya.

“Jadi, kamu akan tinggal di sana?” tanya Delia.

“Lebih tepatnya pura-pura tinggal di sana,” jawab Jayden.

Sejak saat itu, kehidupan Jayden seakan dibatasi. Dave mengatur apa yang harus dan tidak boleh Jayden lakukan. Ia bahkan mengatur bagaimana cara menghadapi fans, cara berfoto, dan jawaban-jawaban apa saja yang harus Jayden ucapkan dari setiap pertanyaan. Jayden sudah tidak mempunyai kontrol lagi terhadap dirinya sendiri.

Tidak sampai di sana, Dave bahkan membuat sebuah skenario yang akhirnya membuat Jayden muak padanya. Dengan entengnya, Dave meminta Jayden untuk menyatakan cinta kepada Bintang di konsernya yang akan di gelar beberapa hari lagi.

“Tidak.” Jayden kini memberikan jawaban yang tegas.

“Ini untuk mendongkrak mini album kalian, Jay.” Beberapa hari yang lalu, Jayden dan Bintang memang baru saja menyelesaikan rekaman mini album pertama mereka. Berisi 4 lagu, yang salah satunya adalah single yang mereka bawakan ketika malam valentine.

“It’s okay Jay, ini kan hanya akting. Setelah penjualan mini album kita, kita bisa putus dengan alasan tidak cocok.” Bintang yang duduk di samping Jayden ikut berkomentar.

Jayden menoleh ke arah Bintang. Tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut wanita cantik itu. Bisa-bisanya ia menyetujui ide bodoh Dave. Bagi mereka, sebuah hubungan mungkin tidak berharga.

Jayden akhirnya diam saja. Ia merasa berdebat pun percuma. Tapi, dua orang di ruangan itu menganggap diamnya Jayden sebagai persetujuan.

Dave mulai menyiapkan skenario untuk penampilan mereka pekan depan. Sebuah konser yang diadakan di ballroom sebuah Mall ternama ibukota.

Hari pun tiba. Jayden mewanti-wanti kepada Delia agar ia tidak menonton penampilannya hari ini. Sebelumnya Jayden sudah memberitahu kepada Delia kalau Jayden akan nembak Bintang dalam konser tersebut.

Walaupun pada awalnya Delia terlihat tidak suka, tapi Jayden berhasil meyakinkan Delia kalau lagi-lagi ini hanya akting. Pada akhirnya Delia pun mengiyakannya.

Tapi, entah mengapa Delia sangat penasaran. Walaupun Jayden sudah melarang, Delia tetap pergi ke Mall itu untuk menonton Jayden. Cukup sulit untuk menerobos ke dalam kerumunan, Delia akhirnya memutuskan untuk melihat penampilan Jayden dari lantai atas. Sedikit yang bisa ia lihat, tapi masih bisa mendengar suara Jayden dan Bintang yang tengah membawakan sebuah lagu dengan jelas.

Lagu selesai dinyanyikan. Musik berhenti berdentum. Kini, suara Jaydenlah yang terdengar sangat jelas. Inikah waktunya?

Jayden berlutut di depan Bintang. Tangan kirinya memegang tangan kanan Bintang, sementara tangan kanannya masih memegang mikrofon.

“Bintang, kamu adalah wanita terhebat yang pernah aku temui. Setiap kali aku bersamamu, aku tidak bisa menghindari merasakan sesuatu yang sangat istimewa di hatiku. Satu-satunya alasan adalah aku akan senang bersamamu sepanjang hari dan membuat segalanya mungkin untuk membuatmu bahagia.

Meskipun aku memiliki banyak hal untuk dikatakan, tetapi kata-kataku bersembunyi dariku dan aku tidak bisa mengungkapkannya. Hal sederhana yang ingin aku katakan adalah aku mencintaimu hari ini dan selalu.

Bintang, maukah kamu menjadi pacarku?”

Jeritan histeris dari para penonton menggema di area ballroom tersebut. Mereka iri, ingin diperlakukan begitu juga oleh calon pasangan mereka.

Jeritan mereka semakin kencang tatkala melihat Bintang menganggukkan kepala. Semua bertepuk tangan, ikut berbahagia atas kebahagiaan semu dua orang di atas panggung.

Jayden berdiri usai mengecup punggung tangan Bintang. Tidak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada Bintang, dan juga kepada para fans yang mendukung hubungan mereka. Jayden memeluk pinggang Bintang dengan erat. Seolah mengatakan kepada dunia kalau wanita itu miliknya.

Ucapan terima kasih Jayden ditanggapi dengan satu buah kecupan di pipi Jayden. Bintang tersenyum. Pipinya memerah. Jayden mematung sesaat. Adegan ini tidak ada dalam skenario!

Lain halnya yang terjadi di atas sana. Delia memegangi dadanya yang terasa sesak. Hatinya begitu sakit. Jayden benar, tidak seharusnya ia datang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!