Namaku Jayden

Jalan kesuksesan setiap orang itu berbeda-beda. Tidak melulu melalui jalan yang sedang mereka upayakan. Begitu pula dengan Jayadi.

Siapa yang menyangka, lagu yang Jayadi bawakan sebagai hadiah ulang tahun Delia menjadi viral di media sosial. Bahkan laman youtube yang mengunggah video itu pun sudah ditonton jutaan kali.

Banyak netizen mempertanyakan, siapa sosok penyanyi ini. Berita simpang siur pun terdengar. Ada yang mengatakan kalau itu adalah pengamen jalanan, ada yang mengatakan kalau itu adalah sang pujangga yang tengah menyatakan cinta kepada sang kekasih.

Berita tentang Jayadi juga sampai di ponsel Delia. Dia tersenyum melihat Jayadi begitu menghayati lagu yang ia bawakan lebih dari satu bulan yang lalu tersebut. Ia tidak menyangka, ada yang memvideonya hingga viral seperti saat ini.

Pintu kontrakan terbuka begitu saja. Seseorang masuk tanpa mengetuk pintu. Kedatangan Jayadi yang begitu tiba-tiba sukses membuat Delia terkejut. Ia bahkan sempat menjatuhkan ponsel di tangannya, tapi segera ia ambil kembali.

“Del?!” Jayadi berseru. Ia masuk dan duduk di samping Delia. Memeluknya erat. Nafasnya terengah. Sangat jelas kalau ia habis berlari.

“Kenapa Jay?” tanya Delia begitu pelukan merenggang.

“Video aku viral di youtube, Del.”

“Aku tahu. Aku baru saja melihatnya.”

“Tapi ada satu hal yang kamu belum tahu.”

“Apa?”

“Ada manajemen artis yang nawarin aku gabung! Mereka bilang akan menerbitkan aku sebagai artis baru mereka, Del!”

“Benarkah?” tanya Delia antusias.

Jayadi mengangguk cepat, “sekarang kamu siap-siap, kita berangkat!”

“Ke mana?”

“Aku ingin kamu menjadi saksi awal mula karier aku Del, kita ke sini!” Jayadi memberikan kartu nama berisi perusahaan manajemen artis beserta alamatnya.

Delia tersenyum bahagia. Sekali lagi, ia memeluk erat tubuh suaminya tersebut. Akhirnya, segala doanya akan terkabul hari ini.

Jayadi dan Delia sudah sampai beberapa saat lalu. Sekali lagi, mereka memastikan gedung berlantai tiga itu adalah tempat yang akan mereka tuju. Nama CHAN MANAGEMENT terpampang jelas di depan gedung tersebut. Mereka yakin, mereka tidak salah alamat.

Setelah memberitahukan maksud kedatangan mereka kepada resepsionis. Mereka duduk di ruang tunggu. Menunggu pemilik perusahaan tersebut menemuinya secara langsung.

30 menit menunggu, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba. Mereka dipersilakan masuk ke ruangannya. Tidak terlalu besar. Gaya ruangannya pun tidak formal.

“Dave Chaniago.” Pria bertubuh tinggi dengan setelan casual memperkenalkan diri usai melepas kaca mata hitam yang sebelumnya membingkai bola matanya.

“Jayadi.”

“Delia.”

Mereka berdua duduk di sofa yang tersedia di sana. Berbincang sedikit sebelum membicarakan masalah kontrak kerja.

Tiga cangkir teh sudah tersaji beberapa saat yang lalu. Pun dengan kontrak kerja yang sudah berada di tangan Jayadi.

“Baca dulu dengan teliti!” titah Dave.

Jayadi tersenyum gembira menerimanya. Ia membacanya dengan seksama, pun dengan Delia yang ikut menyondongkan tubuhnya agar bisa ikut membaca. Senyum mereka terukir dari bibir masing-masing, sampai pada poin no. 8 yang mengganggu pikiran Jayadi.

“Maaf Pak, ini nomor delapan maksudnya gimana?” tanya Jayadi.

Dave mengambil map dari tangan Jayadi, kemudian membacanya sekilas. “Oh ... Kamu tidak masalah kan kalau tidak menikah selama dua tahun?”

“Kenapa?” tanya Jayadi.

“You know lah, kebanyakan penikmat musik cewek suka sama yang single-single. Itu akan membuat karier kamu meningkat pesat.”

“Tapi—“ Jayadi sudah akan mengatakan perihal statusnya, tapi gerakan tangan Delia yang tiba-tiba membuat Jayadi berhenti berbicara.

“Atau kalian ada rencana menikah dalam waktu dekat ini?” tanya Dave.

Delia dan Jayadi saling pandang.

“Ditunda dulu gak papa kan? Kayaknya pacar kamu juga gak minta buru-buru dinikahin tuh. Nanti aja kalo kamu udah sukses, baru nikah. Iya gak? Hahahaha.” Dave tertawa begitu saja. Entah ucapannya yang mana yang menurutnya lucu.

“Boleh saya pikirkan dulu?” tanya Jayadi.

“Its oke, kamu jangan kaku gitu dong. Kamu bawa pulang aja dulu, besok bawa lagi ke sini.”

Begitulah pertemuan pertama mereka. Jayadi dan Delia pulang dalam keadaan hati yang tidak menentu.

“Jay, kenapa kamu tidak menandatanganinya?” tanya Delia begitu mereka sudah sampai di kontrakan.

“Aku diminta untuk tidak menikah selama dua tahun Del. Sedangkan aku sudah menikah.”

“Kita menikah siri. Di mata negara, kamu masih lajang.”

“Tapi itu artinya aku berbohong kan?”

Delia diam. Ia membenarkan ucapan Jayadi.

“Jay, ini kesempatan kamu, kesempatan kita. Kita bisa melangsungkan pernikahan yang sah secara hukum negara kita setelah dua tahun.”

“Lalu bagaimana kita menjalani dua tahun itu?”

“Tidak ada yang berubah dari hubungan kita Jay, hanya saja, menunda publikasinya saja.”

“Kamu tidak apa-apa?”

“Apa pun akan aku lakukan demi kamu Jay, demi karier kamu.”

Jayadi tersenyum mendengar jawaban Delia. Sekali lagi, mereka saling memeluk satu sama lain. Keputusan sudah dibuat, dengan dukungan Delia, Jayadi sudah yakin untuk menandatangani kontrak tersebut.

Jayadi sudah menyerahkan surat kontrak yang sudah dia tandatangani kepada Dave. Dave menyambutnya dengan gembira. Mereka saling memeluk seolah mereka adalah sahabat dekat.

Dave Chaniago berasal dari Minangkabau. Chaniago sendiri merupakan suku / marga yang dibuat oleh Datuk Parpatih Nan SabaTang yang merupakan salah satu suku / marga induk etnis Minangkabau selain suku Koto, suku Piliang dan suku Bodi. Jadi salah besar yah kalau kalian menyangka Dave ini bule Eropa.

“Mulai sekarang, nama kamu Jayden.” Nama pemberian Dave yang menjadi hadiah pertama darinya.

“Jayden?”

“Ya, Jayden. Nama kamu kurang menjual. Orang akan lebih mudah mengingat nama panggung kamu, Jayden.”

“Baiklah.”

Dave memperkenalkan Jayden kepada artis-artis yang juga ada di bawah manajemennya. Kebanyakan dari mereka memang artis-artis muda dan berbakat. Salah satunya adalah artis baru yang merupakan juara di sebuah ajang pencarian bakat.

“Bintang. Atau kamu bisa panggil aku Baby B.” Begitu gadis itu memperkenalkan diri.

Secara fisik, Bintang, gadis yang cantik dan energik. Semua pria normal yang melihatnya pasti akan tertarik. Tapi bagi Jayden, istrinya jauh lebih menarik. Dan yang paling penting, dia mencintainya. Apakah itu berarti Jayden pria tidak normal? Hahahaha terserah kalian menilai saja.

Jayden pulang dengan membawa nama baru. Nama yang juga akan menjadi jati dirinya yang baru. Bukan lagi Jayadi sang penyanyi cafe, tapi Jayden calon artis nasional. Semoga.

“Jayden?” Delia mengulang ucapan suaminya begitu ia memberitahukan nama barunya.

“Yups! Gimana menurut kamu?”

“Bagus,” jawab Delia seraya mengalungkan tangannya di leher Jayden, “aku selalu yakin, hari ini akan tiba,” lanjutnya lirih, lebih berupa bisikan.

Jayden mendekatkan menempelkan bibirnya pada bibir Delia. Sedetik, dua detik, dan pada detik ke tiga, ciuman mereka semakin dalam. Jayden membawa Delia ke kamar mereka. Melakukan hal candu yang membuatnya menginginkan lagi dan lagi. Dan Delia pun melakukannya dengan suka rela.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!