CINTAI AKU SUAMIKU
"Apa ini mimpi?," ucap seorangĀ gadisĀ cantikĀ yangĀ memakaiĀ gaunĀ pengantinĀ lengkapĀ dengan hiasannya. MenatapĀ wajah dari pantulan kacaĀ yangĀ ada di depan nya.Ā KebahagiaanĀ terpancar jelasĀ di wajah nya. bibir tipis yangĀ indahnyaĀ tersenyum lebarĀ bak bulan sabit.
Begitu bahagia yangĀ dirasakan,Ā sampai-sampaiĀ ia tidakĀ bisaĀ berkata-kata apa-apa lagi. TangisĀ takĀ bersuara mewakili kebahagiaan yangĀ dia rasakan.
Gadis itu bernamaĀ Kirania, atauĀ bisaĀ di panggil Kiran, gadisĀ cantik,Ā bermataĀ coklat,Ā hidung mancungĀ dan memiliki bibirĀ yangĀ tipis serta pipi yangĀ terus.
" IniĀ bukanĀ mimpi,Ā ini kenyataan, sebentarĀ lagiĀ kau akan menjadiĀ nyonya Devano wijaya Group, salah satu keluargaĀ terkayaĀ di indonesia, anak semata wayangĀ dari keluar Wijaya, otomatisĀ kamu akanĀ menjadiĀ ratu di rumahĀ keluar Wijaya." UcapĀ seorangĀ gadisĀ cantik yangĀ baruĀ saja datang. Indira, atau kerapĀ disapaĀ Dira,Ā sahabatĀ terbaikĀ Kirania. Dia adalahĀ orangĀ yangĀ mempertemukan Kirania denganĀ seorangĀ pria yang sebentarĀ lagiĀ akanĀ menjadi suaminya.
" Aku bahagiaĀ bukanĀ karenaĀ itu,Ā tapi... ya.. kau tau sendiriĀ alasan nya,Dir. Dia adalahĀ cintaĀ pertama ku,Ā dia satu-satu nya orangĀ yangĀ selama akuĀ cintai, cumaĀ dia yangĀ ada di hati ku. Dan tidakĀ akanĀ tergantikanĀ olehĀ apapun, hinggaĀ saat ini."
"Kirana, aku tidak tauĀ harusĀ berkata apa,Ā yangĀ jelasĀ aku iri sama kamu,Ā bukanĀ karena kamu akan menjadiĀ nyonyaĀ di keluarĀ Wijaya,Ā tapiĀ aku iri karena kamu bisa mempertahankanĀ cintaĀ sejatimu itu,Ā cintamu tak pudarĀ dimakanĀ waktu,Ā aku banggaĀ sama kamu." puji Indira denganĀ tulus, sembariĀ memeluk Kirania dari belakang.
" Dira, aku sendiriĀ tidak tau kenapaĀ aku bisaĀ seperti ini,Ā mencintaiĀ orangĀ yangĀ tidakĀ pasti, yangĀ jelasĀ Allah yangĀ sudahĀ mengaturĀ ini semua, sehinggaĀ aku bisaĀ bertemu dan bisaĀ bersatuĀ denganĀ nya lagi."
" KamuĀ benar,Kiran. YangĀ jelas aku bahagiaĀ saat kamu bahagia." KeduanyaĀ salingĀ berpelukan,Ā airĀ mata kebahagiaanĀ mengalirĀ di pelupukĀ mata indahĀ kedua nya.
" Sudah jangan menangis lagi,Ā nantiĀ riasanmu rusak." Indira menyekaĀ air mata nya dan begituĀ juga denganĀ Kirania.
"Dira, apa Devano sudahĀ datang?."tanya Kurnia.
" Belum, aku jugaĀ tidakĀ tahuĀ kenapa, ponsel nya tidak bisa di hubungi."
" TidakĀ bisaĀ di hubungi?," MenimpaliĀ ucapĀ Dira,Ā rasa cemasĀ tiba-tibaĀ munculĀ dalam. benakĀ Kirania.
" Iya, tapiĀ kamuĀ tenangĀ saja,Ā paman,bibi serta kedua orangĀ tuanyaĀ sudahĀ tiba,Ā beliau baruĀ saja datang." JelasĀ Indira.
" MerekaĀ sudahĀ datang?." senyumĀ kebahagiaanĀ kembaliĀ muncul.
" Iya, pamanĀ bilang, Devan sedangĀ dalam perjalanan." jelas Ā Indira lagi.
" Benarkah,Ā syukurlah kalau begitu, aku... aku sedikit lega."
" Jangan khawatir,Ā dia tidak akanĀ melakukanĀ hal buruk, percayalah." mengusapĀ punggungĀ sangĀ sahabat, membantu menenangkanĀ apaĀ yangĀ sedangĀ dirasakan nya.
"Indira, kenapaĀ aku tiba-tibaĀ merasa sedih, Ā jantungku berdegupĀ kencang."
" Kamu harus tenang, kauĀ hanyaĀ mengalamiĀ kecemasanĀ berlebih."
"Yah,Ā kamuĀ benar,Ā aku harusĀ tenang,semua akan baik-baikĀ saja." Kirania menghelaĀ nafasĀ dalam-dalam, menganti oksigenĀ dalam paru-paru nya, rasa sesakĀ yangĀ dirasakanĀ perlahanĀ membaik.
SetelahĀ menungguĀ beberapaĀ saat,Ā Devano dan Kirania sudahĀ siapĀ untukĀ melakukan ijab kabul di depanĀ penghulu.
DenganĀ setelan jas berwarna hitam, dan rambut yangĀ tertataĀ rapi, DevanoĀ denganĀ penuhĀ percaya diri menghadap penghuluĀ dan paraĀ saksi. TidakĀ ada keraguanĀ di manaĀ Devano, membuatĀ Kirania tidakĀ lagiĀ merasaĀ cemas.
" SaudaraĀ Devano wijayaĀ apa saudara sudahĀ siap." tanyaĀ pak penghulu.
" Siap." ucapnya denganĀ penuhĀ percayaĀ diri.
" SodariĀ Kirania Bramanta, apa sodariĀ sudahĀ siap?,"
" Siap," jawabĀ Kirania denganĀ suaraĀ yangĀ sedikitĀ gemetar.
" Apa ada unsurĀ pemaksaan di pernikahanĀ ini?."
"Tidak."Ā kali iniĀ Kirania takĀ lagiĀ gemetarĀ dalamĀ menjawabĀ pertanyaanĀ pak penghulu.
" Baiklah kalauĀ begitu,Ā kita sudah bisa melakukan atauĀ melaksanakanĀ ijab kabul pada hariĀ ini."
" Saudara Devano wijaya bin wijaya, saya nikahkan dan kawinkan engkauĀ denganĀ sodariĀ Kirania Bramanta binti Bramasta denganĀ mas kawinĀ seperangkat alatĀ sholat, dan uangĀ satuĀ milyarĀ besertaĀ satu buahĀ mobil dibayarĀ tunai."
"SayaĀ terimaĀ nikah dan kawinyaĀ Kirania BramastaĀ denganĀ maskawinĀ tersebutĀ dibayarĀ tunai." menjawab denganĀ satuĀ hembusanĀ nafas,
"Bagaimana saksi,sah?,"
" Sahhhh," para saksi menjawabĀ kompak.
"Alhamdulillah, sah."
"KalauĀ begituĀ Sadari Devano sekarangĀ anda resmiĀ menjadiĀ suamiĀ dari Kirania Bramanta.
Upacara sakral pernikahan sudahĀ selesai,Ā dan kini tinggal merayakan pestaĀ pernikahan, pestaĀ yangĀ hanyaĀ dihadiriĀ pihakĀ keluargaĀ ini berjalan denganĀ lancar. semua tampak bahagiaĀ denganĀ pernikahan ini.
sebagian besarĀ tamuĀ adalahĀ keluarga Devano, dengarkan untukĀ keluargaĀ Kirania yangĀ beberapa saja.Kirania,Ā yang hidupĀ sebatangĀ kara hanyaĀ beberapaĀ saja yangĀ datang,Ā yaituĀ Indira selaluĀ sahabatĀ dekat nya,Ā itu pun Indira terbilang masihĀ bagianĀ dariĀ keluarga Devano, dan beberapaĀ orangĀ dariĀ pantiĀ asuhanĀ di mana dulu Kirania tinggal.
"SelamatĀ ya Kiran, aku sangatĀ bahagia melihatĀ kalianĀ resmiĀ menikah," ucap Indira penuhĀ haru,Ā airĀ mataĀ kebahagiaanĀ kembali mengalir dariĀ sudutĀ matanya.
" Ini semuaĀ karenamu, Dira,Ā kalauĀ bukanĀ karenamu iniĀ tidakĀ akanĀ terjadi," AirĀ mataĀ kebahagiaanĀ jugaĀ kembaliĀ mengalir dariĀ sudutĀ mataĀ Kirania, memelukĀ sangĀ sahabatĀ denganĀ erat,Ā Kirania tidakĀ bisaĀ menyembunyikanĀ rasaĀ bahagia nya.
Kirania tak sabarĀ lagiĀ menunggu pesta ini berakhir, ia tidakĀ sabarĀ untuk memberitahukanĀ akanĀ kebenaranĀ siapa dirinya,Ā Kirania yakinĀ sangĀ suamiĀ akanĀ bahagiaĀ bilaĀ mendengarĀ hal ini.
KiranaiĀ tersenyumĀ saatĀ melihatĀ sangĀ suamiĀ terlihatĀ bahagiaĀ saat melihatnya bersamaĀ keluarga nya.
"Mas, akuĀ berjanjiĀ akanĀ menjadiĀ istriĀ terbaikĀ untuk mu,Ā aku akan merawatmuĀ sebagai mungkin." batinĀ Kirania.
"Ā Mas, Aku yakinĀ kau akanĀ semakinĀ bahagia saatĀ tauĀ siapaĀ aku. Sebelum kau pergiĀ kauĀ pernahĀ berjanjiĀ pada ku, kau akanĀ datang danĀ melamarku." KiraniaĀ menyekaĀ kembaliĀ air mata nya, saat ia teringatĀ masa-masaĀ kecilĀ nya bersamaĀ sangĀ suami.
Flashback on.
AwalĀ pertemuanĀ KarinaĀ denganĀ Devano. Kirania bertemuĀ denganĀ Devano saat keduanyaĀ bermainĀ di tepiĀ danauĀ buatanĀ yangĀ ada di salahĀ satuĀ tempatĀ wisata keluarga.
Saat itu,Ā Kirania sedang menangisĀ karenaĀ mainan nya terceburĀ ke dalamĀ danau. Tak lamaĀ seorangĀ anakĀ laki-lakiĀ datangĀ menghampiriĀ Kirania.
" JanganĀ menangis, iniĀ untuk mu," anakĀ laki-lakiĀ itu memberiĀ Kirania kecilĀ sebuahĀ boneka denganĀ bentukĀ yangĀ unik. berkepala sepertiĀ kuda tapiĀ itu bukanĀ kuda,Ā berwarna ungu muda pada tubuhnya, tapiĀ berwarnaĀ biruĀ padaĀ kepala dan pingĀ padaĀ bagian hidungĀ serta ungu tua padaĀ bagianĀ belakangĀ kepala nya.
KiraniaĀ menatapĀ lekat wajahĀ anak laki-laki itu, dan dengan ragu-raguĀ ia menerimaĀ bonekaĀ itu.
" Terimakasih kak," ucapĀ Kiranya denganĀ lirih saat bonekaĀ itu berpindahĀ ke tangan nya.
"Iya,Ā sekarangĀ ikutĀ aku,Ā berbahayaĀ kalauĀ kamu bermainĀ di pinggirĀ danauĀ sendirian." MenggandengĀ tanganĀ KiraniaĀ dan membawa Kirania untukĀ bergabungĀ denganĀ anggotaĀ keluarga anak laki-laki itu.
KurniaĀ berhenti menangisĀ dan menyekaĀ air mata nya denganĀ asal. Anak itu tersenyumĀ melihatĀ Kirania. ia melihatĀ ada ingusĀ di pipiĀ Kirania,Ā anak laki-laki itu membersihkan denganĀ sapu tanganĀ yangĀ ada di saku celana nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Fashion Shiip
banyak typo. nama kirania seperti susah. kadang autor bilang karina. kadang kurnia.
2023-07-30
0
Triana Purnami
komek bagus
2023-04-03
0
nuna_jhs94
baru sekali baca karyamu thor, perkenalan dulu ššš
salfok sama boneka kudanya kirania mirip kudanya J-HOPE BTS
2023-02-01
0