ApaĀ yangĀ ditunggu-tungguĀ akhirnyaĀ datangĀ juga,Ā sebuah ferrari berwarnaĀ hitamĀ berhentiĀ di depanĀ mention itu.Ā tak lamaĀ Devano turun, diikutiĀ olehĀ wanitaĀ yangĀ memilikiĀ kaki yangĀ jenjang nan putih mulus,Ā denganĀ menggunakanĀ gaun berwarnaĀ sama denganĀ yangĀ Kirania kenakan,Ā wajahnya begituĀ cantik Ā denganĀ polesan mek up yangĀ tidakĀ begituĀ mencolok. dia adalahĀ Nara, kekasihĀ Devano yangĀ yangĀ kiniĀ resmi menjadiĀ istriĀ keduaĀ Devano.
ParaĀ pekerjaĀ menunduk hormatĀ menyambutĀ kedatanganĀ NyonyaĀ mudaĀ keduaĀ mereka.Ā dan denganĀ senyuman yangĀ begituĀ cantikĀ NaraĀ membalas sambutanĀ mereka.
" Terimakasih." ucapĀ Nara denganĀ lembut.
Dari kejauhan, Kirania yangĀ berdiriĀ paling ujungĀ menatapĀ wanitaĀ yangĀ selama iniĀ inginĀ sekali ia lihat.
" Cantik," gumamĀ Kirania lirih.
" PantasĀ DevanoĀ sangatĀ mencintai nya,Ā berpendidikanĀ dan dari kalanganĀ yangĀ sama." batinĀ Kirania.
Nara berjalanĀ denganĀ anggunĀ menghampiri Kirania. Nara dan Kirania kiniĀ sudahĀ salingĀ berhadapan, dan salingĀ menatapĀ satuĀ sama lain. TidakĀ berselangĀ lama Nara memelukĀ Kirania.
" Terima Kasih, " ucapĀ Nara.
" UntukĀ apa?," tanyaĀ Kirania yangĀ kurang paham.
" UntukĀ semuanya, sambutan ini dan....Ā izin mu."
" TidakĀ apa-apa," melepasĀ pelukanĀ Nara. " Ada alasanĀ tersendiriĀ kenapaĀ aku melakukanĀ hal ini,Ā itu semuaĀ demiĀ Devano."
" kamuĀ memangĀ baik,Ā tidakĀ salahĀ Devano memilihmu,Ā dia memperlakukan dengan baikĀ kan?,"
Kirania terdiam,Ā melihatĀ Devano yangĀ diamĀ memperhatikanĀ keduanya.
" Baik,Ā sangatĀ baik,Ā kamu janganĀ khawatir. " mencoba untukĀ tersenyum.
" KamuĀ harusĀ istirahat,Ā keadaanmu sedangĀ tidakĀ baik."Ā Devano menghampiriĀ Nara danĀ membawaĀ ke kamarĀ yang sudah di siapkan untukĀ Nara dan Devano.
Kirania menghelaĀ nafasĀ beratĀ melihatĀ suaminya sangatĀ perhatianĀ denganĀ istriĀ baru nya itu. meskipunĀ terasaĀ perihĀ tetapiĀ Kirania mencoba untukĀ tetapĀ tersenyum.
Di kamarĀ yangĀ di tempatĀ Nara.Ā Devano denganĀ penuh perhatianĀ membantuĀ Nara untukĀ beristirahat.
" istirahat lah,Ā aku akanĀ pergi mengantiĀ baju ku,"
"Ā JanganĀ lama-lama, "
" Tidak, akuĀ tidak akan lama, hanyaĀ sebentar." mencium kening Nara sekilasĀ lalu pergi.
Di kamarĀ yang Kirania tempati.
Saat Devano masuk, Devan melihatĀ Kirania yangĀ tengahĀ merapikanĀ isiĀ lemarinya. Devano terus menatapĀ Kirania yangĀ menurut nya ia terlihatĀ sangatĀ cantik, di tambahĀ gaun yangĀ dia pakai.
" Apa yang kamuĀ lakukan?," tanya Devano heran.
" TidakĀ ada,Ā aku cumaĀ beberas."
" UntukĀ apa?, kamuĀ bisaĀ menyuruhĀ pelayan."
"Tidak apa mas,Ā aku bisaĀ lakukan sendiri," jawabĀ Kirania, tak lupaĀ Kirania terusĀ tersenyumĀ kearahĀ Devano.
" Apa mas mauĀ mandi?," tanyaĀ Kirania yangĀ melihatĀ Devano melepasĀ kemejanya.Ā berjalanĀ mendekatiĀ Devano dan membantuĀ Devano melepasĀ kemeja nya.
" Tidak,Ā aku hanyaĀ mengantiĀ kemejaĀ ku saja."
" Oh,Ā oh iya Mas,Ā apaĀ dia sedangĀ sakit." tanyaĀ Kirania yangĀ belumĀ tau siapaĀ nama Nara.
" Dia?," ulang Devano, sedikitĀ bingung.
" Maksudku, wanitaĀ yangĀ baruĀ saja datangĀ bersama mu." jelasĀ Kirania.
" NamanyaĀ Nara."
" Nara?, namaĀ yangĀ bagusĀ seperti orang nya." ucapĀ Kirania sembari mengambilĀ bajuĀ gantiĀ untukĀ Devan.
" Oh iya,Ā kamuĀ belum jawabĀ pertanyaan ku,Ā apa dia sakit,Ā maksudku Nara."
" Apa kauĀ senangĀ saatĀ tauĀ dia sakit?," tanyaĀ Devano curiga.
" Tidak,Ā bukanĀ seperti itu,Ā kalauĀ iya aku akanĀ membantumu merawat nya," jelasĀ Kirania, takĀ lupaĀ Kirania terusĀ tersenyum, menunjukkan kalauĀ ia baik-baikĀ saja.
" Tidak perlu,Ā aku sudahĀ sewa suster untukĀ merawatĀ nya."
" Benarkah, baguslah kalauĀ begitu,Ā itu jauhĀ lebihĀ baik."
Devano terdiamĀ saatĀ melihatĀ reaksiĀ Kirania yangĀ biasaĀ saja denganĀ semuaĀ ini.
" KamuĀ tidakĀ marahĀ pada ku?," tanyaĀ Devano, tak bisa menutupi rasa penasaran nya.
Kirania yang baruĀ sajaĀ meletakkan bajuĀ kotor pada tempatnyaĀ terdiam, melihatĀ kerahĀ Devano.
" Marah, untukĀ hal apa?," tanya Kirania.
" Kalau kamuĀ inginĀ marah,Ā marahĀ lah,Ā janganĀ kauĀ pendam."
Kirania kembali tersenyum berjalanĀ kerahĀ Devano.
"Mas,Ā akuĀ sudahĀ mengatakanĀ hal ini sama kamu,Ā aku tidak apa-apa,Ā aku ikhlasĀ dengan semua ini,Ā aku hanyaĀ cemasĀ saat kamu pergiĀ dan akuĀ tidakĀ tahuĀ seperti apaĀ keadaanmu,Ā aku takut terjadiĀ apa-apa denganmu."
" Hanya itu?," tanyaĀ Devano.
" hemm... cuma itu, selebihnya tidak ada."
" SekarangĀ kembalilah ke kamar Nara,Ā dia sendirian disana, dia membutuhkanmu, aku akan bawakan minumanĀ hangat untuk mu, tungguĀ saja di kamar," lanjut Kirania.
Kirania pergiĀ begituĀ saja meninggalkanĀ Devano yangĀ hanya bisa diam dan terpakuĀ melihatĀ KiraniaĀ yangĀ selaluĀ bersikapĀ biasa saja saat ia melakukanĀ hal yangĀ pastiĀ membuatnyaĀ sakit hati,Ā karenaĀ itulah tujuanĀ sebenarnyaĀ Devano, membuatĀ Kirania kecewa dan meminta untukĀ pisah.
"DasarĀ perempuan gila harta,Ā demi kemewahanĀ relaĀ menahan sakit," gumamĀ Devano.
**
"Hay Nara," sapaĀ Kirania,
Kirania datangĀ kekamarĀ yangĀ Nara tempatiĀ sembariĀ membawaĀ dua teh herbal.
" Ini,Ā aku bawakan kamuĀ teh herbal,Ā mumpung masih hangatĀ minumĀ lah." meletakkan nampan padaĀ nakasĀ laluĀ menyodorkanĀ cangkirĀ teh ituĀ padaĀ Nara yangĀ sedangĀ beristirahatĀ dengan Devano yangĀ dudukĀ di samping nya.
" Terimakasih," Nara menerima cakirĀ tehĀ pemberian Kirania.
" Mas,Ā ini untuk mu, " kembali menyodorkan cakirĀ the padaĀ Devano, Devano punĀ menerimaĀ cangkirĀ itu.
" Aku juga sudahĀ puas kan beberasĀ buahĀ untukĀ muĀ makanlah,Ā tapiĀ janganĀ terlaluĀ banyak, sebentarĀ lagiĀ sudahĀ waktuĀ makanĀ siang,Ā nantiĀ kekenyanganĀ sebelumĀ tiba waktuĀ makanĀ siang." jelasĀ Kirania.
" Ya sudah,Ā akuĀ pergiĀ dulu," pamitĀ Kirania, tidakĀ lupa Kirania selaluĀ tersenyumĀ untukĀ menutupiĀ luka yangĀ dia rasakan.
" Dev,Ā kamuĀ yakinĀ dia bertahanĀ demiĀ harta?," tanyaĀ Nara lirih,Ā namunĀ Kiran masihĀ bisaĀ mendengarĀ itu.
Kirania menarikĀ nafasĀ dalam-dalamĀ saatĀ Kirania sudahĀ beradaĀ di luarĀ kamar.
" AlasanĀ apaĀ yangĀ membuatmu berpikiranĀ kalauĀ akuĀ menikah hanyaĀ untukĀ harta mu, Berudu?, iniĀ akuĀ cebong mu mas, apa masĀ benar-benarĀ lupaĀ dengan ku?," batinĀ Kirania. Tanpa Kirania sadari airĀ mata Kirania jatuh denganĀ sendiri nya.
Skip. makanĀ malamĀ nya,Ā Kirania, Devano dan Nara kiniĀ sudahĀ duduk di meja makan,Ā denganĀ berbagaiĀ menu tersajiĀ di atasĀ nya.
" Nara,Ā akuĀ sudahĀ memintaĀ koki untukĀ membuatkan mu makananĀ sehat,Ā kamuĀ harusĀ terus menjagaĀ kesehatanmu," jelas nara sambilĀ mengambilkan makanĀ ituĀ di atasĀ piringĀ Nara.
"MakanĀ sehatĀ itu kurangĀ enak, tapi demi kamu malam ini kita juga akanĀ ikutĀ makanĀ yangĀ kamuĀ makan." jelasĀ Kirania lagi.
" Mas,Ā kamuĀ juga harusĀ makan,Ā makananĀ yangĀ Nara makan,Ā aku tauĀ kamuĀ tidakĀ suka, tapiĀ iniĀ demiĀ Nara." menambahkan makanĀ ituĀ keatasĀ piringĀ Devano.
" Dah selesai,Ā ayo kita makan." lanjut Kirania.
DenganĀ lahapĀ Kirania menyantapĀ makanĀ malamĀ nya,Ā sedangkan Devano dan Nara hanya diamĀ terpaku melihatĀ apa sikapĀ yangĀ Kirania tunjukkan pada nya.
SelesaiĀ makanĀ malam, Nara kembali beristirahat, setelahĀ meminum obat nya. denganĀ ditemaniĀ Devano NaraĀ mencoba untukĀ beristirahat.
MelihatĀ Nara yangĀ terlelap,Ā Devano berjalanĀ ke arahĀ jendela, dan dariĀ kejauhanĀ ia melihatĀ seseorangĀ berdiriĀ di pinggirĀ kolamĀ yangĀ diketahuiĀ hanya ditumbuhiĀ bungaĀ teratai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sungguh mulia dan sabarnya hati mu Kiran
2023-05-01
0
Elisabeth Ratna Susanti
tuntaskan like yang tertinggal š
2021-11-19
1
anggita
like kabeh.
2021-11-19
1