Bab 5

Pagi harinya,  Devano dan Nara  menikmati sarapan  bersama. Kebahagiaan  terlihat jelas  di wajah  Devano, Devano sangat  perhatian  dan terlihat juga  dia sangat  mencintai  Nara,  begitu juga  dengan  Nara.

Selesai  Sarapan  Nara dan Devano pergi  ke tempat-tempat romantis, menghabiskan waktu  berdua  sampai  Devano lupa  akan  Kirania yang  tengah  menunggu  kepulangan  nya.

****

Kirania dan Devano kini  tengah  menikmati sarapan  bersama,  tidak  ada percakapan di antara kedua nya,  hanya  ada denting  garpu dan sendok saat  kedua  saling menyentuh  permukaan  piring  yang  terbuat  dari keramik. Perbedaan yang  sangat  jelas  saat Devano menikmati  sarapan  berdua  dengan  Nara.

Kirania melirik  sekilas  pada  Devano, ingin  sekali  dia menanyakan  kemana  dia pergi,  namun. lidahnya terasa kaku, tak mampu berkata apa-apa.

" Kamu  kenapa?," tanya  Devano yang  melihat  Kirania tak melanjutkan kan makan  nya.

" A aku..  tidak,  tidak  ada apa-apa, aku baik" jawab  Kirania sedikit  terkejut.

" Oh, ya sudah, lanjutkan makanmu." Devano kembali  fokus. dengan  sarapan nya.

" Mas," panggil  Kirania.

" Hmm?, ada apa?,"

" Emmm itu..  a aku mau... -"

Pasti  dia mau  minta uang, batin Devano.  menebak  apa  yang  akan Kirania tanya kan.

"Aku  mau  minta maaf,  semalam aku  ketiduran  dan tidak  menyambut kepulang mu."

Devano terdiam,  ia  tidak  menduga  kalau  Kirania malah  meminta  maaf akan  kesalahan nya, bukan  memarahinya  keren  pergi di hari  yang  terbilang masih di hari  kebahagian  nya.

" Tidak  apa-apa, kamu  pasti  capek  dengan  apa  yang  sudah  kamu  nikmati hari."

"Nikmati?," Kirania berpikir  keras  akan  kata Nikamati yang Devano maksud.

" Ah iya,kamu benar mungkin aku lelah  karena  hal itu." menjawab asal.

"Kiran,  apa kamu  akan  pergi  belanja hari ini?,kalau iya asisten ku yang  akan menemani mu,  sebenarnya aku inggin memanimu tapi  aku tidak  bisa." jelas  Devano.

" Belanja?, lagi-lagi Kirania bingung  dengan pertanyaan Devano. "Aku beluam  tahu, nanti  kalau  aku ingin  aku akan  pergi,  tapi..."

" Tapi?, tapi  apa?," tanya Devano yang  tidak. mendengar Kirania melanjutkan  ucapan nya.

" Ah tidak, tidak  jadi." Kirania ragu  untuk  mengatakan  hal yang  ingin  ditanyakan.

"Yasudah,  kalau  kamu  ingin  pergi  panggil  kepala  pelayan  untuk  menghubungi asisten ku. "

" Iya."

" Kalau  begitu aku berangkat  dulu," Devano bangkit  dari kursinya begitu juga dengan  Kirania.

"Mas, Hati-hati, cepatlah pulang kalau sudah selesai dengan pekerjaanmu, jangan  lembur terus, jaga kesehatan mu" pinta Kirania.

" Iya," jawab Devano singkat, lalu pergi  bersama  asisten nya.

Mas,  aku harap kamu  pulang  malam ini, aku mohon hargai  aku sebagai istrimu,  meskipun kau tidak  mencintaiku.

"Nyonya..." Salah  satu  pelayan hendak  memberi dukungan moral namun ia tak  lintas  melakukan niat nya saat  kepal pelayanan  menatap  dengan  tajam  kerah nya, seakan memintanya untuk diam dan  tidak  ikut  campur dengan  urusan majikannya. Untung saja Kirania tidak  mendengar suara  pelayanan  itu.

***

Masih  di mansion mewah  dimana Kirania tinggal. kehidupan mewah  yang Kirania rasakan, tak lantas membuat  Kirania merasakan  kebahagiaan yang  berlimpah pulak.

"Nyonya," panggil pelayan  yang  sama dengan  pelayan yang  ditegur oleh kepala pelayan.

"Iya, ada apa?," tanya Kirania. kemari mendekatlah," pinta  Kirania pada  pelayanan itu, Kirania yang  berada di ruang  tengah.

"Husss.. "jangan,  nanti kamu kena hukum." tegur  pelayanan  yang  lain.

"Apa kepala  pelayan  itu galak?," tanya  Kirania sedikit  berbisik,  Kirania melihat  wajah  takut mereka  saat  melihat kepala  pelayan  itu.

Kelima pelayanan  yang  terus mengikuti  Kirania mengangguk dengan  kompak. mendapat jawaban  seperti itu membuat  Kirania merasa  merinding.

"Nyonya  jangan  takut,  kalau  sama nyonya dia tidak akan berani." bisik pelayan  itu lagi.

" Benar juga,  aku kan istri tuan  nya." gumam  Kirania.

" Nyonya,  lebih  baik  nyonya  keluar  saja-"

"Keluar?." ulang Kirania.

"Emmm itu... maksud nya keluar  rumah,  bisa ketaman belakang  atau mana  saja bisa,  udara di sini sangat segar,  bisa.... emmm  itu  bisa  melihat-lihat  pemandangan di sekitar,  misal nya pantai, iya pantai."

"Hampir  saja," gumam  pelayan  itu lagi,  ia hampir  saja mengatakan hal yang  paling dilarang di rumah itu, ikut campur  masalah majikan.

Tak Kirania punkiri ia memang  sangat  membutuhkan ketenangan, tanpa  berpikir  panjang  ia segera mengajak satu pelayan  untuk  menemaninya dan meminta yang  lain  untuk  tetap  di tempat nya.

"Nama kamu  siapa,"  tanya Kirania pada  pelayanan  yang bersama nya.keduanya sudah  berada  di hamparan  rumput  yang ada di sekitar  rumah  mewah  itu.

" Nama  ku Gebiy, Nyonya."

" Gebiy, sejak  kapan kamu  bekerja  di keluarga  wijaya?,"

"  Baru  satu tahun, Nyonya."

" Satu  tahun?, apa kesulitan kamu  untuk  bisa masuk  dan bekerja di sini?,"

"Sebagian  besar  dari kami  adalah pelayanan yang  sudah  bekerja  turut  temurun,  salah  satu nya  saya,  saya  generasi  ke 3 dari keluarga  saya, dan setiap  anggota  keluarga yang  berniat ingin bekerja disini harus  mendapatkan  pendidikan khusus selama 2  tahun, kecuali  dia memiliki keahlian  khusus yang  memang  dibutuhkan." jelas  pelayan  bernama  Gebiy.

Keduanya  berbincang   sambil  berjalan. Tak lama  perhatian Kirania tertuju pada  sebuah  kolam kecil  yang  di tumbuh  bunga teratai. kolam berukuran dua kali  tiga meter, dan seluruh permukaan air ditumbuhi dengan bunga teratai.

Kirania berjongkok di tepian kolam,  menyibakan  daun bunga teratai,  terlihat ia tengah  mencari sesuatu.  pindah  dari  sisi  satunya  ke sisi yang  lain,  sampai  semua  bagian kolam  Kirania periksa,  tapi  ia tak menemukan apa  yang  dia cari.

Gebiy yang  melihat  itu merasa  heran,  apa  yang  sebenarnya yang  sedang  dicari  oleh  nyonya mudanya  itu. padahal air itu sangat  kotor dan bisa saja berbuat tak sedap.

" Maaf Nyonya,  apa  yang  tengah  anda cari?,"  Gebiy memberanikan diri  untuk  bertanya.

"Tidak ada." jawab  Kirania, tapi  ia tetap  saja fokus  dengan  apa  yang  sedang  lakukan.

" Sama sekali tidak  ada,  aku pikir  di setiap  kubangan air akan  ada,  tapi  disini  hanya ada jentik nyamuk." ia merasa kecewa, tak  menemukan  apa  yang  dia cari.

" Gebiy, apa  disini  tidak  ada katak?,"  tak bisa  menutupi  dengan rasa  penasaran nya.

" Katak?, aduh.. maaf Nyonya, saya tidak  tahu, saya tidak pernah  pergi  sejauh ini dari rumah  belakang."

" Kamu kan bisa  tau dari  suara nya?,"

" Iya Sih,  tapi...  mansion kan sangat  besar, Nyonya." Gebiy merasa  tidak  enak  hati, tidak  bisa  menjawab dengan  pasti  akan  pertanyaan  sang  majikan.

" Ya sudah  tidak apa-apa,  kita  pergi  saja  dari  sini." Kirania melangkah  lebih  dulu diikuti oleh  Gebiy.

***

Di tempat lain,  gedung  yang  bertuliskan Wijaya Group. Gedung  diana  Devano bekerja.

" Apa dia tidak  menghubungi nu?," tanya  Devano pada  asisten  yang  merangkap  menjadi  sekretaris nya.

" Iya tuan,  baru saja  kepala  pelayan  menghubungi  ku,  kalau  Nyonya pergi  bersama salah  satu  pelayan."

" Satu pelayan?, kamana?,"

" Nyonya  bilang  hanya  pergi  sebentar  ke toko hewan."

" Toko  hewan?!, mau apa dia kesana?,  memelihara  binatang  di rumah  ku?!,  tidak  aku izinkan dia  melakukan  hal itu!,"

" Kamu buang  kucing  atau anjing yang akan dia pelihara!," tegas Devano lagi.

" Baik  tuan  muda."

Terpopuler

Comments

Machan

Machan

hemh, jahara si devano ini

2021-11-23

1

𝕾𝖊𝖗𝖊𝖓𝖆𝖉𝖊 𝕰𝖚𝖓𝖔𝖎𝖆

𝕾𝖊𝖗𝖊𝖓𝖆𝖉𝖊 𝕰𝖚𝖓𝖔𝖎𝖆

semangat kaka

2021-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!