Pagi harinya, Devano dan Nara menikmati sarapan bersama. Kebahagiaan terlihat jelas di wajah Devano, Devano sangat perhatian dan terlihat juga dia sangat mencintai Nara, begitu juga dengan Nara.
Selesai Sarapan Nara dan Devano pergi ke tempat-tempat romantis, menghabiskan waktu berdua sampai Devano lupa akan Kirania yang tengah menunggu kepulangan nya.
****
Kirania dan Devano kini tengah menikmati sarapan bersama, tidak ada percakapan di antara kedua nya, hanya ada denting garpu dan sendok saat kedua saling menyentuh permukaan piring yang terbuat dari keramik. Perbedaan yang sangat jelas saat Devano menikmati sarapan berdua dengan Nara.
Kirania melirik sekilas pada Devano, ingin sekali dia menanyakan kemana dia pergi, namun. lidahnya terasa kaku, tak mampu berkata apa-apa.
" Kamu kenapa?," tanya Devano yang melihat Kirania tak melanjutkan kan makan nya.
" A aku.. tidak, tidak ada apa-apa, aku baik" jawab Kirania sedikit terkejut.
" Oh, ya sudah, lanjutkan makanmu." Devano kembali fokus. dengan sarapan nya.
" Mas," panggil Kirania.
" Hmm?, ada apa?,"
" Emmm itu.. a aku mau... -"
Pasti dia mau minta uang, batin Devano. menebak apa yang akan Kirania tanya kan.
"Aku mau minta maaf, semalam aku ketiduran dan tidak menyambut kepulang mu."
Devano terdiam, ia tidak menduga kalau Kirania malah meminta maaf akan kesalahan nya, bukan memarahinya keren pergi di hari yang terbilang masih di hari kebahagian nya.
" Tidak apa-apa, kamu pasti capek dengan apa yang sudah kamu nikmati hari."
"Nikmati?," Kirania berpikir keras akan kata Nikamati yang Devano maksud.
" Ah iya,kamu benar mungkin aku lelah karena hal itu." menjawab asal.
"Kiran, apa kamu akan pergi belanja hari ini?,kalau iya asisten ku yang akan menemani mu, sebenarnya aku inggin memanimu tapi aku tidak bisa." jelas Devano.
" Belanja?, lagi-lagi Kirania bingung dengan pertanyaan Devano. "Aku beluam tahu, nanti kalau aku ingin aku akan pergi, tapi..."
" Tapi?, tapi apa?," tanya Devano yang tidak. mendengar Kirania melanjutkan ucapan nya.
" Ah tidak, tidak jadi." Kirania ragu untuk mengatakan hal yang ingin ditanyakan.
"Yasudah, kalau kamu ingin pergi panggil kepala pelayan untuk menghubungi asisten ku. "
" Iya."
" Kalau begitu aku berangkat dulu," Devano bangkit dari kursinya begitu juga dengan Kirania.
"Mas, Hati-hati, cepatlah pulang kalau sudah selesai dengan pekerjaanmu, jangan lembur terus, jaga kesehatan mu" pinta Kirania.
" Iya," jawab Devano singkat, lalu pergi bersama asisten nya.
Mas, aku harap kamu pulang malam ini, aku mohon hargai aku sebagai istrimu, meskipun kau tidak mencintaiku.
"Nyonya..." Salah satu pelayan hendak memberi dukungan moral namun ia tak lintas melakukan niat nya saat kepal pelayanan menatap dengan tajam kerah nya, seakan memintanya untuk diam dan tidak ikut campur dengan urusan majikannya. Untung saja Kirania tidak mendengar suara pelayanan itu.
***
Masih di mansion mewah dimana Kirania tinggal. kehidupan mewah yang Kirania rasakan, tak lantas membuat Kirania merasakan kebahagiaan yang berlimpah pulak.
"Nyonya," panggil pelayan yang sama dengan pelayan yang ditegur oleh kepala pelayan.
"Iya, ada apa?," tanya Kirania. kemari mendekatlah," pinta Kirania pada pelayanan itu, Kirania yang berada di ruang tengah.
"Husss.. "jangan, nanti kamu kena hukum." tegur pelayanan yang lain.
"Apa kepala pelayan itu galak?," tanya Kirania sedikit berbisik, Kirania melihat wajah takut mereka saat melihat kepala pelayan itu.
Kelima pelayanan yang terus mengikuti Kirania mengangguk dengan kompak. mendapat jawaban seperti itu membuat Kirania merasa merinding.
"Nyonya jangan takut, kalau sama nyonya dia tidak akan berani." bisik pelayan itu lagi.
" Benar juga, aku kan istri tuan nya." gumam Kirania.
" Nyonya, lebih baik nyonya keluar saja-"
"Keluar?." ulang Kirania.
"Emmm itu... maksud nya keluar rumah, bisa ketaman belakang atau mana saja bisa, udara di sini sangat segar, bisa.... emmm itu bisa melihat-lihat pemandangan di sekitar, misal nya pantai, iya pantai."
"Hampir saja," gumam pelayan itu lagi, ia hampir saja mengatakan hal yang paling dilarang di rumah itu, ikut campur masalah majikan.
Tak Kirania punkiri ia memang sangat membutuhkan ketenangan, tanpa berpikir panjang ia segera mengajak satu pelayan untuk menemaninya dan meminta yang lain untuk tetap di tempat nya.
"Nama kamu siapa," tanya Kirania pada pelayanan yang bersama nya.keduanya sudah berada di hamparan rumput yang ada di sekitar rumah mewah itu.
" Nama ku Gebiy, Nyonya."
" Gebiy, sejak kapan kamu bekerja di keluarga wijaya?,"
" Baru satu tahun, Nyonya."
" Satu tahun?, apa kesulitan kamu untuk bisa masuk dan bekerja di sini?,"
"Sebagian besar dari kami adalah pelayanan yang sudah bekerja turut temurun, salah satu nya saya, saya generasi ke 3 dari keluarga saya, dan setiap anggota keluarga yang berniat ingin bekerja disini harus mendapatkan pendidikan khusus selama 2 tahun, kecuali dia memiliki keahlian khusus yang memang dibutuhkan." jelas pelayan bernama Gebiy.
Keduanya berbincang sambil berjalan. Tak lama perhatian Kirania tertuju pada sebuah kolam kecil yang di tumbuh bunga teratai. kolam berukuran dua kali tiga meter, dan seluruh permukaan air ditumbuhi dengan bunga teratai.
Kirania berjongkok di tepian kolam, menyibakan daun bunga teratai, terlihat ia tengah mencari sesuatu. pindah dari sisi satunya ke sisi yang lain, sampai semua bagian kolam Kirania periksa, tapi ia tak menemukan apa yang dia cari.
Gebiy yang melihat itu merasa heran, apa yang sebenarnya yang sedang dicari oleh nyonya mudanya itu. padahal air itu sangat kotor dan bisa saja berbuat tak sedap.
" Maaf Nyonya, apa yang tengah anda cari?," Gebiy memberanikan diri untuk bertanya.
"Tidak ada." jawab Kirania, tapi ia tetap saja fokus dengan apa yang sedang lakukan.
" Sama sekali tidak ada, aku pikir di setiap kubangan air akan ada, tapi disini hanya ada jentik nyamuk." ia merasa kecewa, tak menemukan apa yang dia cari.
" Gebiy, apa disini tidak ada katak?," tak bisa menutupi dengan rasa penasaran nya.
" Katak?, aduh.. maaf Nyonya, saya tidak tahu, saya tidak pernah pergi sejauh ini dari rumah belakang."
" Kamu kan bisa tau dari suara nya?,"
" Iya Sih, tapi... mansion kan sangat besar, Nyonya." Gebiy merasa tidak enak hati, tidak bisa menjawab dengan pasti akan pertanyaan sang majikan.
" Ya sudah tidak apa-apa, kita pergi saja dari sini." Kirania melangkah lebih dulu diikuti oleh Gebiy.
***
Di tempat lain, gedung yang bertuliskan Wijaya Group. Gedung diana Devano bekerja.
" Apa dia tidak menghubungi nu?," tanya Devano pada asisten yang merangkap menjadi sekretaris nya.
" Iya tuan, baru saja kepala pelayan menghubungi ku, kalau Nyonya pergi bersama salah satu pelayan."
" Satu pelayan?, kamana?,"
" Nyonya bilang hanya pergi sebentar ke toko hewan."
" Toko hewan?!, mau apa dia kesana?, memelihara binatang di rumah ku?!, tidak aku izinkan dia melakukan hal itu!,"
" Kamu buang kucing atau anjing yang akan dia pelihara!," tegas Devano lagi.
" Baik tuan muda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Machan
hemh, jahara si devano ini
2021-11-23
1
𝕾𝖊𝖗𝖊𝖓𝖆𝖉𝖊 𝕰𝖚𝖓𝖔𝖎𝖆
semangat kaka
2021-11-22
0