Bab 9

" SedangĀ  apaĀ  dia disana?," gumaĀ  Devano, saat ia menyadari kalauĀ  itu adalahĀ  Kirania.

Devano yangĀ  sejakĀ  awalĀ  tidakĀ  peduliĀ  denganĀ  Kirania hanyaĀ  mengabaikanĀ  Kirania,Ā  dan kembali beristirahat.

Dalam tidurnya,Ā  Devano bermimpiĀ  tengah bermain denganĀ  seorang gadisĀ  kecil kecil. gadis kecilĀ  itu adalahĀ  Kirania.

" Cebong !!! kamuĀ  di mana?!!," panggilĀ  seorangĀ  anak laki-laki,Ā  dia adalahĀ  Devano.

"Aku di sini!!," sahutĀ  Kirania.

" Dimana!!, aku tidakĀ  melihatmu!!,"

" Di sini,Ā  aku tidakĀ  jauhĀ  dariĀ  mu!,"

" Dimana!!Ā  aku masihĀ  tidakĀ  bisaĀ  melihatmu!,"

" Berudu,Ā  aku di belakangmu,"

Devano segeraĀ  membalikan tubuh nya,Ā  namunĀ  tidakĀ  melihatĀ  apa-apa.

" Dimana?!," tanyaĀ  Devano lagi.

" Di sini," tak lamaĀ  muncul seorangĀ  gadis yang mengenakanĀ  gaun berwarna unguĀ  muda, membawaĀ  buketĀ  bunga yangĀ  masihĀ  menutupiĀ  wajahnya.

" Cebong."Ā  Devano yangĀ  juga sudahĀ  mengenakan setelan jasĀ  berwarnaĀ  putihĀ  dan dikombinasikan denganĀ  warnaĀ  ungu di bagian kerah dan bagian kancing.

" Cebong," panggilĀ  Devano lag,Ā  beranjak mendekatiĀ  Kirania."Kenapa kau tutupi wajahmu, aku inginĀ  melihat nya."Ā 

" Jangan,Ā  aku malu,"

"Malu, ayolah janganĀ  seperti itu,Ā  sudahĀ  lamaĀ  kita tidakĀ  bertemu,Ā  aku ingin melihatĀ  wajahmu." mendekatiĀ  Kirania dan siap meraihĀ  buketĀ  bungaĀ  yangĀ  Kirania pegang.

"Jangan!,Ā  akuĀ  tidak mauĀ  kamu melihatĀ  wajahku yangĀ  seperti ini.

"Apapun keadaanmu akuĀ  akanĀ  tetapĀ  menerimamu, apaĀ  adanya."

" Sungguh?, baiklah kalauĀ  begitu," Devano bersiapĀ  menyingkirkanĀ  buketĀ  bunga itu.

Mata Devano terbelalakĀ  saat berhasil menyingkirkan bunga itu dari wajah Kirania. iaĀ  melihatĀ  wajahĀ  Kirania yangĀ  penuhĀ  denganĀ  sayatan, dan penuhĀ  darah.

" Aaahhh!!!," Devano berteriak danĀ  terbangunĀ  dari tidur nya,Ā  MelihatĀ  kekananĀ  dan kekiri, dan mendapatiĀ  Nara yang masihĀ  terlelap di sampingnya, Nafasnya begitu cepat Tenggorokannya terasaĀ  kering, namunĀ  tidakĀ  ada air di kamarĀ  itu,Ā  ia bangkit, berjalanĀ  melewatiĀ  jendelaĀ  yang terbuka, Ā  melihatĀ  kerahĀ  di mana ia melihatĀ  Kirania.

" Kiran." ucapĀ  Devano yangĀ  masihĀ  melihat Ā  Kirania masihĀ  berada di sana. Devan beranjak menghampiriĀ  Kiran.

" Kiran." panggil Devan.

Kirania menoh dan tersenyumĀ  kearahĀ  Devan. "Ā  Mas Devan." ucapĀ  Kirania lirih.

" Kamu-

" Mas," menyela ucapan Devano. "boleh aku memelukmu sebentar,Ā  aku merindukanmu," ucapĀ  Kirania sambilĀ  merentangkan tanganĀ  nya.

Reflek Devano mendekatĀ  kearah, dan Kirania langsungĀ  mendekapĀ  Devano denganĀ  erat.

" Kiran," panggilĀ  Devano, namunĀ  tidakĀ  ada jawab

" Kirania," panggilĀ  Devano lagi.

Devano mencoba melihat mata Kirania, dan ternyataĀ  Kirania sudahĀ  terlelap. TidakĀ  ada pilihan,Ā  Devano membopong Kirania masukĀ  kedalam kamarĀ  nya.

" Maafkan aku Kiran, akuĀ  tidakĀ  tahuĀ  apaĀ  yangĀ  sebenarnya kamuĀ  rasakan." ucapĀ  Devano lirihĀ  saatĀ  ia sudahĀ  merebahkan Kirania di atasĀ  ranjang. mengusapĀ  lebih Ā  keningĀ  Kirania dan menciumnya sekilas dan entah apa yang membuatnya inggin melakukan itu.

Saat Devano akan pergiĀ  Kirania mencekal tanganĀ  Devan. "Mas,Ā  jangan pergi,Ā  akuĀ  merindukanmu," ucapĀ  Kirania, namunĀ  saat Devano melihatĀ  mata Kirania, lagi-lagi Kirania masihĀ  terlelap.

Devano sedikitĀ  ibaĀ  melihatĀ  keadaanĀ  Kirania, dan ia memutuskan untukĀ  bermalamĀ  di kamarĀ  Kirania.

Pagi nya,Ā  Nara yangĀ  tak melihatĀ  Devano di sebelahnya mencari-cariĀ  keberadaannya.

" Devan,Ā  dimana dia." Nara bangkit dan mencariĀ  keberadaĀ  Devano.

" Mbak Kiran, dimanaĀ  Devan?," tanyaĀ  Nara, Kirania yangĀ  tengah membantuĀ  para pelayanĀ  menyiapkanĀ  sarapanĀ  pagi. " Apa,Ā  Devano semalamĀ  tidurĀ  di kamarĀ  mbak?," tanyaĀ  Nara lagi.

Kirania sedikit tidak enakĀ  hati untukĀ  menjawab "yah", tapiĀ  ia juga tidakĀ  tahuĀ  ingin menjawabĀ  apa.

" KalauĀ  iya juga tidakĀ  apaĀ  mbak,Ā  Devan juga suami mbak." ucapĀ  Nara,

" Maaf, " hanya kata itu yang bisa Kirania ucapkan.

" TidakĀ  apa, aku yangĀ  seharusnyaĀ  mintaĀ  maaf." ucapĀ  Nara, laluĀ  pergiĀ  kembaliĀ  ke kamarnya.

" Nara belumĀ  keluar?," tanya Devano yangĀ  baru saja tidak.

" Baru saja ia datang,Ā  dia mencarimu, MasĀ  temuiĀ  dia." pintaĀ  Kirania.

Devan punĀ  beranjakĀ  menemuĀ  Nara.

" Sayang," panggilĀ  Devan, namunĀ  tidakĀ  mendapati Nara beradaĀ  dikamarĀ  nya.

" Nara,Ā  kamu di dalam." panggilĀ  Devano, mengetukĀ  kamarĀ  mandi.

" Iya," jawabĀ  Nara dari dalam kamar mandi.

"Aku harus ke kantorĀ  sekarang, aku pergi dulu." pamitĀ  Devano.

" Tunggu,Ā  sebentarĀ  lagi aku selesai." pintaĀ  Nara. Tak lama Nara keluarĀ  hanyaĀ  menggunakan handuk. " Maaf, lama yah?,"

".Tidak,Ā  yaudahĀ  aku pergi." pamitĀ  Devano, sambilĀ  mencium keningĀ  Nara sekilas.

" Hati-hati."

"Pasti," Devano mengusapĀ  pipiĀ  Nara denganĀ  lembut.

Di ruangĀ  makan,Ā  Kirania masih sibukĀ  menyiapkanĀ  sarapan untuk Devano.

" Aku pergi sekarang," pamitĀ  Devano.

"Mas tidakĀ  sarapan dulu?," tanyaĀ  Kirania.

" Tidak,Ā  aku ada rapatĀ  pagiĀ  ini."

" Ya Sudah,Ā  nantiĀ  aku antar sarapan untuk mu."

" Tidak perlu," tolakĀ  Devano.

Kirania terpakuĀ  melihatĀ  Devano yangĀ  pergiĀ  begitu saja,Ā  padahalĀ  Kirania sudahĀ  susahĀ  payahĀ  memasakĀ  untuk nya.

Kirania tersenyumĀ  getir melihatĀ  makanĀ  yangĀ  sudahĀ  tersusunĀ  rapiĀ  di atasĀ  meja.

"Embak,Ā  Devan pergi tanpaĀ  sarapan?," tanyaĀ  Nara yangĀ  sudah ada di dekat nya.

" Iya,Ā  tapiĀ  tidakĀ  apa,Ā  biar nantiĀ  aku yangĀ  mengantarkan sarapan nya ke kantor."

" Apa aku bolehĀ  ikut?," tanyaĀ  Nara." BolehĀ  yaaaa." bujuk Nara

" Iya,Ā  boleh,"

" Mas Devano marah tidak yah akuĀ  ke kantor,Ā  Nara ikutĀ  lagi." batinĀ  Kirania.

" AkuĀ  kekamar sebentar,Ā  pamitĀ  Kirania.

" SekretarisĀ  Juw,Ā  Aku dan NaraĀ  akanĀ  ke kantor,Ā  apaĀ  Mas Devano mengijinkan?," tanyaĀ  Kirania, Pada sekretarisĀ  Devano yangĀ  bernamaĀ  Juw. bicara melalui ponsel.

WajahĀ  Kirania tampakĀ  murung saatĀ  Juw tidakĀ  mengijinkan Kirania pergi apalagiĀ  membawaĀ  Nara.

DenganĀ  kepalaĀ  tertunduk Kirania kembaliĀ  menemui Nara.

" Nara, maaf, SekretarisĀ  Juw tidakĀ  mengijinkan kita pergi."

"Juw?, suami kita itu Juw atauĀ  Devan?," tanyaĀ  Nara ketus.

Kirania terdiam, iaĀ  takĀ  mampuĀ  menjawab pertanyaan Nara yangĀ  sangat sebenarnya mudahĀ  di jawabnya itu.

" KitaĀ  akanĀ  tetap pergi,Ā  tanpa izin Juw," tegasĀ  Nara." Pelayan siapkan bekalĀ  untuk Devan" pinta Nara.

" Tapi, Nara?, kataĀ  Mas Devano, apa yangĀ  diucapkan Juw adalahĀ  keputusan nya.

" Patuh banget sih kamu,Ā  aku jadi raguĀ  kalauĀ  kamuĀ  seperti yangĀ  dikatakanĀ  Devano"

" MemangĀ  apa yangĀ  dikatakanĀ  mas Devano?,"

"KamuĀ  cewekĀ  matre, karenaĀ  hartaĀ  kamuĀ  mauĀ  menikahĀ  denganĀ  Devano."

" Matrek?,"Ā  Ulang nya. Kirania tersenyumĀ  getirĀ  mendengar hal itu. " Aku hanyaĀ  berpikirĀ  realistis,Ā  siapaĀ  yangĀ  tidakĀ  mau hidupĀ  serbaĀ  kecukupan." ucap nya lagi.

" KamuĀ  benar, kita hidupĀ  butuhĀ  uang,Ā  tapiĀ  uangĀ  tidakĀ  bisaĀ  menjaminĀ  hidupĀ  kita." sahutĀ  Nara lalu pergiĀ  meninggalkan Kirania yangĀ  terpaku menatap nya.

" KamuĀ  benar,Ā  kalauĀ  aku bisaĀ  memilih hidupĀ  serbaĀ  kekuranganĀ  tapi mendapatĀ  kasih sayangĀ  berlimpah dari Mas Devano, aku akan memilihĀ  itu." batinĀ  Kirania.

Keesokan hari nya, Kirania memintaĀ  izinĀ  langsungĀ  padaĀ  Devano untukĀ  pergiĀ  bertemuĀ  denganĀ  Indira di toko bungaĀ  milikĀ  Indira.

" Mas,Ā  akuĀ  mauĀ  mintaĀ  izin, akuĀ  akanĀ  ke tempat Dira, apaĀ  mengijinkan?," tanyaĀ  Kirania.

" Terserah kamu mauĀ  pergiĀ  kemana, aku tidakĀ  akanĀ  melarangmu."

" Ah iya,Ā  baik,Ā  akuĀ  mengerti." Merasa kecewa dengan jawaban Devan, namun Kiran sudah biasa dengan ucapan Devan yang terkesan acuh dan tidak peduli dengan nya.

" Mbah Kiran mau kemana?, apa akuĀ  boleh ikut?,"

Kirania terdiamĀ  dan melihat ke arah Devano. "Nara, kau akan pergiĀ  dengan ku," ucap Devano

"Mas!," ucapĀ  Kirania tak percaya.

Nara diamĀ  danĀ  menatapĀ  Kirania, penuh tanya.

Terpopuler

Comments

@sulha faqih ayshašŸ’ž

@sulha faqih ayshašŸ’ž

kamu tahu dalam mimpimu itu kamu melihat wajah Kiran tersayat sayat ya itu sebenarnya yang di rasakan seperti hatinya sekarang ini

2022-01-24

1

Ana Yulia

Ana Yulia

Hadir di sini bawah boomlike, di tunggu respeknya di sakitnya Mencintai Milik orang šŸ™šŸ’Ŗ

2021-12-02

0

Emak Femes

Emak Femes

Kesian kiraaaannn

2021-11-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!