Malam nya, Kirania terlihatĀ tengah bersiap menyambut kepulanganĀ sang suami,Ā dengan bantu olehĀ para pelayan yang ditugaskan untukĀ mengurus keperluan nya.
" Apa ini sudah cukup,Ā ada yang kurang tidak?,"Ā Kirania bertanyaĀ pada para pelayanĀ akan riasanĀ yang dia pakai.
"Sudah Nyonya, NyonyaĀ sudahĀ terlihat sangat cantik,"
" Iya,Ā NyonyaĀ sudahĀ terlihat sangat cantik, tuan muda pastiĀ terpesonaĀ dengan kecantikanĀ Nyonya."
"NyonyaĀ dan tuanĀ mudaĀ terlihatĀ sangatĀ serasi, yangĀ satuĀ cantikĀ yangĀ satuĀ tampan,Ā pasanganĀ yangĀ sangat sangatĀ sangatĀ serasi."
Mendengar pujianĀ dari para pelayanĀ ituĀ sedih membuatĀ Kirania tersipu malu sekaligus sedihĀ saat mengingat apaĀ yangĀ sebenarnya terjadi, membuatĀ hati nya terasa perih.
"Ya sudahĀ kita tungguĀ di bawah," suara Kirania terdengarĀ datar.
Membuat para pelayanĀ itu merasaĀ bersalah, mengingat apa yangĀ terjadiĀ di hari pertamaĀ NyonyaĀ baru nya itu.Ā Di hariĀ pertamaĀ pernikahanĀ sangĀ tuan muda malahĀ pergiĀ bahkanĀ tidakĀ pulang.
Kirania kiniĀ tengahĀ menungguĀ kepulangan Devano.Ā berjalan mandir mandir,Ā merasa gelisah takutĀ sang suamiĀ tak kembaliĀ seperti kemarin malam.Ā satuĀ jamĀ sudahĀ Kirania menungguĀ tapiĀ orangĀ yang ia tungguĀ tak kunjung datang. Kirania masihĀ berusahaĀ untukĀ sabar menunggu, satu bahkanĀ sampaiĀ dua tiga jam lebih,Ā bahkan waktuĀ sudahĀ kembaliĀ menujukanĀ pukulĀ 12 malam, Kirania masihĀ saja beradaĀ di tempat nya,Ā menungguĀ di ruang tengah, rumahĀ utama.
SudahĀ jam segini, dia jugaĀ belumĀ pulang, apaĀ dia tidakĀ pulangĀ lagi?.
Kirania kembaliĀ menghela nafasĀ berat,Ā kembaliĀ merasakan sesakĀ di dadanya, berusahaĀ menahanĀ sakitĀ hatiĀ akanĀ perlakuanĀ suami nya.
Kirania melihatĀ kerahĀ para pelayanĀ yangĀ setiaĀ menungguĀ nya. " Kalian kembali ke tempatĀ kalian," pintaĀ Kirania. " Ini perintah!," tegasĀ Kirania yangĀ melihatĀ para pelayanĀ itu tak bergeming.
" Baik Nyonya," Mendengar hal itu paraĀ pelayan mulaiĀ bergerakĀ dan meninggalkan Kirania seorangĀ diri.
Kirania menjatuhkan bokong nya di atas sofa,Ā tanpaĀ ia sadariĀ cairanĀ beningĀ mengalirĀ dariĀ ujungĀ matanya,Ā mata berwarnaĀ sedikitĀ coklat itu.
Kamu kemana mas,Ā apa kamuĀ sedangĀ bersamaĀ denganĀ kekasih mu?.
Tidak, aku tidakĀ bolehĀ berpikirĀ burukĀ terus menerus,Ā mungkinĀ dia memangĀ banyakĀ pekerjaanĀ atau dia ter jebak macet.
Meskipun ia tahuĀ betulĀ ke manaĀ sangĀ suami pergi selainĀ ke kantor tapiĀ Kirania berusaha berpikirĀ positif.
Kirania yangĀ kelelahanĀ akhirĀ ketiduran di sofaĀ denganĀ ditemaniĀ dua pelayanan yangĀ diam-diamĀ menemani Kirania dan memberi kan selimut agarĀ Kirania tak kedinginan.
***
Pagi hari nya, Kirania terbangunĀ sudahĀ berapa di atasĀ ranjang, deres yangĀ ia kenakan sudahĀ bergantiĀ piyama.
"Di manaĀ aku?, ah iya, iniĀ kamar ku,Ā tapiĀ siapaĀ yangĀ membawa ku kemari?,Ā Kirania terbangun, dudu, dan berusa mengumpulkan kesadarannya.
" Mas..., AstagaĀ mas Devano!," Kirania terkejutĀ berniat untukĀ beranjak pergi namunĀ ada sesuatuĀ yangĀ menindih kedua kaki nya.
Jantung Kirania berdegup kencang,Ā ia merasa takutĀ akanĀ apaĀ yangĀ beradaĀ di kakinya.
" A apa i ini?, u ularkah atau-" Kirania yang mengiraĀ seekor ular yang berada di kakinya segeraĀ sadarĀ kalauĀ itu bukanĀ ularĀ tapiĀ kaki seseorang.
Kirania menyadariĀ ada yangĀ SeseorangĀ di samping nya, belahan tapi pastiĀ Kirania memberanikan diri untuk melihatĀ siapaĀ atau apaĀ yangĀ ada di sebelah nya.
DenganĀ nafasĀ yangĀ berhembus cepatĀ menyesuaikanĀ denganĀ detakĀ jantung yangĀ berdebar Ā cepat. Kirania melihatĀ apaĀ yangĀ ada di sebelahnya, Mata nya terbelalakĀ saat melihatĀ siapa yangĀ ada di sebelahĀ nya. Seketika mimikĀ wajah Kirania berubah bahagia.
Mas Devan?, dia, dia pulangĀ dan tidurĀ bersama ku?. Kirania sedikitĀ takĀ percayaĀ denganĀ apaĀ yangĀ dia lihat.
Apa ini mimpi?, seperti nya tidak,Ā dia benar suamiku,Ā mas Devano. Tak merubahĀ posisi duduk, takutĀ membuat Devan terbangun. Kirania menatapĀ lekasĀ wajahĀ tampan yang tertidurĀ lelapĀ di sebelah nya.
Rasa bahagiaĀ tidakĀ bisaĀ ia tutupi, mengobatiĀ luka yangĀ beberapaĀ hari ini dia rasakan.
hal itu terjadiĀ karenaĀ besarnyaĀ cintaĀ padaĀ sang suami,Ā tanpa mau tahuĀ apa yang terjadiĀ kemarinĀ malam saat sangĀ suamiĀ pergi Ā dan baruĀ kembaliĀ malamĀ berikutnya,Ā meninggal kan dirinyaĀ diĀ hari pertamaĀ ia menjadiĀ istriĀ seorangĀ CIO di wijaya group,Ā salahĀ satu orangĀ terkaya di Indonesia.
**
Keberadaan Devano saat pergi.
MalamĀ itu,Ā saatĀ malamĀ pernikahanĀ Kirania dan Devano.Ā Saat DevanoĀ berbicaraĀ denganĀ seorangĀ wanita, dan wanitaĀ itu adalahĀ kekasihĀ Devano.
kekasihĀ Devano tahuĀ akanĀ kabarĀ pernikahanĀ Devano, langsungĀ menelepon, dan keduanyaĀ bicara panjangĀ lebar, membahas soal kelanjutanĀ akan hubunganĀ keduanya.
WanitaĀ itu bernama Nara Adipati karang. wanitaĀ yangĀ juga keturunanĀ Indonesia campuran, dan tinggalĀ di LA, tempatĀ yangĀ sama di mana Devano dan keluarga tinggal.
Pagi hari nya,Ā saat Devano berpamitanĀ untukĀ menemu rekanĀ bisnis, sebenarnya pergiĀ menemui kekasihnya, Nara, di LA. DenganĀ menggunakan Jet pribadi, Devano terbangĀ menemui Nara yangĀ merasaĀ kecewa akan keputusan nya.
SetibanyaĀ di LA, Devano langsungĀ menemui Nara di kediamanĀ pribadiĀ Nara.
" Nara," panggilĀ Devano denganĀ lembutĀ padaĀ kekasih nya yangĀ tengahĀ sakit. Nara mengaku telah didiagnosaĀ menderitaĀ kanker darah, namunĀ pihakĀ dokterĀ menyatakanĀ kalauĀ Nara bisaĀ disembuhkan apabila terus melakukan pengobatan. itu alasanĀ kenapa Devano nekat terbangĀ ke LA untukĀ menemuĀ Nara. Dan itu jugaĀ alasanĀ kenapaĀ Nara menolakĀ menikahĀ denganĀ Devano, kerenĀ dia ingin di pernikahan nya nantiĀ dia sudahĀ dalamĀ keadaanĀ sehat sehinggaĀ bisa menjadiĀ istri yangĀ baik untukĀ Devano.
Nara memilikiĀ sikapĀ yangĀ baik dan lembut. Sebenarnya dia tidakĀ setujuĀ denganĀ keputusanĀ yangĀ Devano ambilĀ karenaĀ itu akanĀ menyakitiĀ hatiĀ wanitaĀ yangĀ kiniĀ menjadiĀ istriĀ kekasihnya itu.
"KenapaĀ kamuĀ datang?, kau meninggalkan istri mu?," tanyaĀ NaraĀ deganĀ heran.
" Iya,Ā akuĀ mencemaskanmu, aku takutĀ terjadiĀ apa-apa samaĀ kamu." Devano memeluk Nara denganĀ lembut, begituĀ juga denganĀ Nara, meski dia kecewa akanĀ keputusanĀ yangĀ Devano ambil, namun iya tidakĀ bisaĀ membohongiĀ diri nya sendiri.
"Dev, kamuĀ berada disini, bagaimana denganĀ dia?," tanyaĀ NaraĀ sembariĀ bersandarĀ pada bahu kekarĀ Devano. keduanya berada atas ranjang.
"JanganĀ hirau kan dia,Ā mungkin sekarangĀ dia tengahĀ bahagiaĀ tinggalĀ di rumahĀ mewahĀ denganĀ fasilitasĀ yangĀ lengkap."
" Maksud kamu?." tanyaĀ Nara.
" Kamu pastiĀ tahuĀ apa maksudku, KiraniaĀ samaĀ sajaĀ denganĀ wanita-wanita di luaran sana, gila harta." jelasĀ Devano.
" DariĀ mana kamuĀ tahu kalauĀ dia wanita seperti itu?."
"Dia sendiriĀ yangĀ bilang,Ā dia bahagia karenaĀ menikahĀ denganĀ priaĀ tampanĀ dan kaya raya seperti ku ."
" Kamu yakinĀ dia mengatakan hal itu?."
" Tentu,Ā aku mendengar nya sendiri."
" Dev, maksudku bukanĀ itu, apa kamuĀ yakinĀ dia bicaraĀ denganĀ hati nya,Ā takut nya ada hal dia tutupi, bisa- " NaraĀ tak melanjutkan ucapannyaĀ karena Devano mencegahnya, denganĀ caraĀ menautkanĀ bibirnya denganĀ bibirĀ Nara.
" KalauĀ kamu terus membicarakan nya, janganĀ salah aku kalauĀ aku melewatkan malamĀ kedua ku dengan mu." AncamĀ Devano denganĀ lembutĀ dan sedikit berbisikĀ di depanĀ wajahĀ Nara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
tega sekali kau Devano.. demi kekasih mu kau tinggalkan isteri mu..
2023-05-01
0
Uthie
Syukurlah.. orang ke 3 nya adalah wanita penyakitan.. bukan wanita yg ambisius šš
2022-09-29
0
Nurhalizah
CEO kan maksudnya
2022-01-26
0