BAB 12 "Apa kau mau aku menggigit bibirmu lagi"

Hari masih gelap diluar tirai, Yurina telah berpakaian rapi dan santai setelah membersihkan tubuhnya dikamar mandi.

Moranno masih terlelap dalam selimutnya di atas tempat tidur, karena menjelang pagi ia baru menyelesaikan pekerjaannya.

Yurina yang melihatnya membiarkan suaminya itu masih berada ditempat tidur dengan tidak membangunkannya.

Dengan hati - hati ia melangkah keluar kamar dan menuruni anak - anak tangga menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Yurina mengeluarkan bahan - bahan yang akan ia olah untuk pagi itu dari lemari pendingin.

Ia mulai membersihkan bahan - bahan yang ada dengan air mengalir dari kran.

Ia mulai memotong - motong dengan cekatan semua bahan - bahan yang ada.

Detik selanjutnya ia mulai sibuk dengan kegitan masak - memasaknya.

Aroma masakannya mulai menyebar ke segala penjuru.

Masakan yang telah matang ia tuangkan ke piring saji.

Lalu ia mulai mengangkat piring - piring saji itu untuk ditata di atas meja.

Yurina terkejut saat melihat seseorang yang telah duduk di kursi meja makan tanpa ia sadari kehadirannya.

"Sudah bangun...?" Tanya Yurina sambil meletakan piring - piring saji berisi sarapan pagi mereka di atas meja.

"Iya." Jawab pria itu singkat.

"Aroma masakanmu memanggilku untuk segera turun." Kata Motanno tanpa ekspresi.

"Kalau begitu, aku cukup memasak saja di pagi hari dan aromanya bertugas membangunkan 'sang tuan'." Kata Yurina yang memberanikan diri menggoda suaminya.

Moranno yang mendengar perkataan Yurina segera bangkit dari kursinya dan menangkap pergelangan tangan isterinya dan memeluknya dari belakang.

Yurima terkesiap dengan apa yang dilakukan Moranno suaminya secara tiba - tiba.

"Apa maksudmu dengan 'sang tuan'?" Kata Moranno berbisik di belakang telinga isterinya.

Yurina merasakan deru napas pria itu menyapu lehernya, sekujur tubuh Yurina seketika merinding.

"Bukankah aku pernah mengatakan padamu jangan memanggilku tuan?" Lanjut pria itu lagi.

"Ma... maafkan aku..." Kata Yurina gugup.

"Tolong lepaskan aku... Aku hanya...." Yurina tak berani melanjutkan kalimatnya.

"Hanya menggodaku... ? Hhmmm...??" Kata Moranno cepat.

"Sekarang kau akan kuhukum karena memanggilku 'sang tuan'..." Kata Moranno sambil membalikkan tubuh Yurina ke hadapannya, lalu merapatkan tubuh wanita itu ke dinding disisi meja makan dan menguncinya.

"Ma... Maafkan aku..." Kata Yurina lagi.

"Berikan aku satu kecupan sebagai hukumanmu."

"A... Aku...?." Tanya Yurina gugup.

"Iya... Siapa lagi... Di sini hanya kita berdua." Kata Moranno sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Yurina.

Yurina hanya diam tak bergeming sambil menatap pria di depan nya. Ia merasa bahwa pria ini hanya ingin mendapatkan keuntungan dari dirinya.

"Ayoo... cepat lakukan..." Kata Moranno mendesaknya.

"Baiklah.... Tapi pejamkan matamu." Kata Yurina menyetujui.

Moranno lalu memejamkan matanya. Yurina menatap pria didepannya, namun masih belum melakukan apa - apa.

"Ayoo... cepatlah...." Kata Moranno lagi dengan matanya yang masih terpejam.

"Bagamana bisa aku melakukannya... wajahmu lebih tinggi dari wajahku..." Kata Yurina santai.

"Kenapa tidak bilang dari tadi, aku sudah lama bersiap." Kata Moranno sedikit kesal.

"Ayoo, lakukan sekarang..." Kata Moranno membungkukan sedikit tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Yurina isterinya.

"Pejamkan matamu dulu..." Kata Yurina sedikit memerintah.

Moranno menuruti kata - kata isterinya untuk kembali memejamkan matanya.

Yurina menatap wajah Moranno yang sudah terpejam di depannya, perlahan ia mendekatkan wajahnya, sehingga mereka berdua sama - sama dapat merasakan hembusan napas masing - masing.

Wajah pria didepannya itu yang telah menjadi suaminya beberapa hari ini memang sangatlah tampan. Demikianlah Yurina mengakui kenyataan itu dalam hatinya.

"Cup." Dengan cepat Yurina mendaratkan kecupannya di dahi Moranno, hanya dengan waktu sepersekian detik saja, sangat singkat dan nyaris tak terasa oleh sang pria.

Moranno segera membuka matanya.

"Kenapa didahi... kenapa tidak disini? Kata Moranno protes sambil menunjuk bibirnya.

"Apa kau mau aku menggigit bibirmu lagi sampai lepas dari tempatnya." Yurina pun tak mau kalah.

Moranno terdiam, ingatannya melayang pada peristiwa yang pernah terjadi di antara dirinya dan Yurina hingga terjadi pernikahan mereka.

"Maafkan aku..." Kata Moranno dengan nada yang menyesal.

Pria itu lalu melepaskan Yurina dihadapannya yang masih berdiri menempel di dinding.

Moranno lalu kembali duduk dikursinya menghadapi meja makan.

Yurina pun mengikuti Moranno dan duduk dikursinya,. Keduanya duduk berhadapan seperti biasa.

Yurina memasukan menu sarapan pagi ke piring, lalu meletakannya didepan suaminya.

Kemudian ia memasukan menu sarapan pagi yang sama ke dalam piringnya sendiri.

Mereka makan dengan tenang dalam keheningan, hanya suara sendok, garpu dan piring saja yang terdengar saling beradu, hingga acara sarapan pagi mereka selesai.

"Aku akan membantumu..." Kata Moranno sambil berdiri mengangkat peralatan makan yang kotor.

Yurina mengangguk setuju, lalu turut mengangkat peralatan makan yang belum sempat terangkat oleh Moranno.

Detik berikutnya, terlihat keduanya saling berkerjasama namun tanpa berbicara satu sama lain hingga akhirnya selesai.

"Ayoo, ikutlah denganku..." Kata Moranno setelah mereka selesai dengan kegiatan dapurnya.

"Aku harus mengganti pakaian dulu..." Kata Yurina sambil mengendus - endus pakaianya.

" Tak perlu, begitu saja sudah cukup." Kata Moranno sambil menggandeng tangan Yurina keluar dari villa.

Mereka menuju garasi. Moranno lalu membukakan pintu mobil untuk Yurina masuk.

Moranno lalu membuka pintu di sebelah kemudi dan segera masuk lalu duduk dibelakang kemudi.

Aroma maskulin minyak rambut pria itu tercium oleh Yurina, saat ia memiringkan tubuhnya memasang sabuk pengaman pada tubuh Yurina.

Jantung wanita itu berdetak tak beraturan, namun ia berusaha untuk menguasai dirinya.

Perlahan mobil itu merayap meninggalkan area villa, Moranno mengemudikan mobilnya dengan tenang tanpa berbicara melintasi jalan yang sepi di pinggiran kota.

Ponsel Moranno berdering memperlihatkan panggilan asisten Rudi.

Moranno lalu menepikan mobilnya perlahan di pinggir jalan.

Ia segera meraih ponselnya untuk menjawab panggilan asisten Rudi.

"Ya, ada apa..." Kata Morano saat mengangkat panggilan asistennya.

Terdengar suara assisten Rudi dari sambungan telepon.

"Aku sudah tau..." Kata Moranno menjawab perkataan asistennya, ekor matanya melirik ke arah Yurina yang duduk disampingnya dengan pandangan lurus kedepan.

Moranno menutup sambungan teleponnya dan meletakan kembali ponselnya.

IMoranno kembali menghidupkan mesin mobilnya, lalu mobil itu merayap lagi dengan pelan menyusuri sepanjang jalan di pinggiran kota.

Setelah tiga puluh menit berlalu, mobil Moranno memasuki kawasan persawahan yang sangat luas membentang bak lukisan alam yang menghijau.

Mobil Moranno berhenti sejenak saat melewati pos security. Ia menurunkan sedikit kaca jendela mobil.

Security yang sudah mengenali plat mobil Moranno segera berdiri memberi hormat dengan membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Silahkan tuan..." Kata sang security dengan hormat.

"Moranno tak berbicara, hanya menganggukan sedikit kepalanya lalu menutup kaca mobilnya kembali.

Mobil Moranno kembali merayap perlahan menuju area parkir.

Mobil itu akhirnya berhenti secara sempurna di area parkir khusus.

Moranno kembali membuka sabuk pengaman di tubuh isterinya. Yurina kembali mencium aroma maskulin minyak rambut suaminya, jantungnya kembali berdetak tak beraturan, hingga ia berusaha keras menenangkan dirinya.

Moranno segera membuka pintu disebelahnya lalu segera keluar dari belakang kemudi. Ia buru - buru membuka pintu mobil di sebelah Yurina dan mempersilahkan isterinya turun.

Keduanya lalu memasuki area perkantoran. Didepan perkantoran tersebut bertuliskan 'AGATSA RICE GRUP'

Semua pegawai yang sedang sibuk bekerja segera berdiri dengan membungkuk hormat.

"Selamat datang tuan dan nyonya." Kata manager Hardi menyapa .

"Terima kasih... " Kata Moranno pada manager Hardi.

"Kami datang untuk melihat - lihat, bisakah manager Hardi menemani kami sejenak." Kata Moranno lagi.

"Dengan senang hati tuan dan nyonya." Jawab sang manager sambil membungkukan tubuhnya kembali.

"Tuan dan nyonya ingin mulai dari mana dahulu." Tanya nya lagi.

"Langsung area persawahan." Kata Moranno cepat.

"Baik tuan." Kata sang manager.

***

"

"

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

morano suami idaman banget kalao begitu mah.. udah tampan tajir n bae

2022-11-29

1

Inru

Inru

Dag dig dug der

2022-10-12

1

Inru

Inru

Enak nih pasti

2022-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 SAYA HANYA SEORANG CLEANING SERVICE
2 BAB 2 "Tuan Moranno apa yang terjadi pada bibir anda?"
3 BAB 3 "Dokter, kenapa anda juga bau..."
4 BAB 4 "Perut gadis itu akan segera membuncit, dan di dalamnya ada anakmu"
5 BAB 5 "Bersedialah menikah denganku"
6 BAB 6 "Sebenarnya.... Kau telah di pecat"
7 BAB 7 "Aahhh, dia pria yang romantis"
8 BAB 8 "Terima kasih.... suamiku"
9 BAB 9 "Tetaplah disisiku, aku akan menjagamu"
10 BAB 10 "Bolehkah aku saja yang melakukan ini untukmu suamiku"
11 BAB 11 "Mulai sekarang aku akan membantumu"
12 BAB 12 "Apa kau mau aku menggigit bibirmu lagi"
13 BAB 13 "Dan aku mempercayaimu"
14 BAB 14 "Aku obati lagi ya"
15 BAB 15 "Bersikaplah tenang... Aku ada disisimu"
16 BAB 16 "Kalau sayang katakan sayang, buat apa kau sembunyikan"
17 BAB 17 "Aku akan selalu menjagamu"
18 BAB 18 "Buatlah aku bahagia dengan membayar hukumanmu"
19 BAB 19 "Pipimu...!"
20 BAB 20 Nyonya, apa anda baik - baik saja?"
21 BAB 21 "Pasal 1, bos tidak pernah salah"
22 BAB 22 "Anggaplah itu stempel kepemilikan."
23 BAB 23 "Tambah lagi"
24 BAB 24 "Wow... Banyak sekali."
25 BAB 25 "Anda salah orang"
26 BAB 26 "Tidak perlu, isteriku dapat melakukannya"
27 BAB 27 " Oh... Kalian adalah pasangan yang luar biasa"
28 BAB 28 "Beritahu aku, bagaimana cara mengenalmu"
29 BAB 29 "Tadi untuk mommynya, sekarang untuk anak-anak daddy"
30 BAB 30 "Bibirmu berkata tidak, tapi hatimu berkata lain"
31 BAB 31 "Dia memang berbeda"
32 BAB 32 "Serius sekali... aku tak dihiraukan"
33 BAB 33 "Hal penting apa yang membawamu menemui mommy malam-malam begini"
34 BAB 34 "Kalian adalah wanita terpenting dalam hidupku"
35 BAB 35 "Dimana wanita itu?"
36 BAB 36 "Sedang apa sayang?"
37 BAB 37 "Wah bibi, ternyata pernah merasakan bucin juga"
38 BAB 38 "Dan semuanya ini masih mimpi bagiku"
39 BAB 39 "Iya, aku terbangun dan yang lainnya ikut terbangun"
40 BAB 40 "Jangan lepaskan...."
41 BAB 40 "Aku menginginkanmu"
42 BAB 41 "Kau tampaknya sangat percaya diri sekali dalam ucapanmu"
43 BAB 42 "Jangan mendekat, aku tak mau kau sentuh"
44 BAB 43 "Benarkah? Apakah hubungan kita seperti itu?
45 BAB 44 "Berhentilah menggodaku. Kau akan membuatku semakin jatuh cinta padamu"
46 BAB 45 "Mungkin kau benar"
47 BAB 46 "Apa kau cemburu pada asisten Rudi, hmmm?"
48 BAB 47 "Aku suka bau tubuhmu yang belum mandi"
49 BAB 48 "Sungguh mulia hati nyonya Naomi"
50 BAB 49 "Apa mungkin bayi kembar yang kau kandung?"
51 BAB 50 "Itu tidak lucu"
52 BAB 50 "Apa dia lebih tampan dariku?
53 BAB 51 "Agak geli rasanya"
54 BAB 53 "Terima kasih tuan Morgan atas sanjungannya"
55 BAB 54 "Apa yang kuinginkan? Dan apa salahmu?"
56 BAB 55 "Iya tuan, saya memang harus mengerti."
57 BAB 56 "Mungkinkah cinta seaneh itu"
58 BAB 57 "Sekarang mommy telah melihatku kan?"
59 BAB 58 "Ambillah, ini untuk nyonya."
60 BAB 59 "Tolong, lakukan yang terbaik untuk isteriku."
61 BAB 60 "Ayolah sayang, aku kan suamimu..."
62 BAB 61 "Lagi pula aku telah melihat semuanya, apa kau lupa?"
63 BAB 62 "Photo... Untuk apa dia memintanya?"
64 BAB 63 " Memangnya teh, pake celup-celup gitu"
65 BAB 64 " Baiklah.... Mommy tak memaksamu."
66 BAB 65 "Jangan lupa, ini rumah sakit."
67 BAB 66 "Bagaimana? Tidak bisa tekunci."
68 BAB 67 "Saya yakin dokter."
69 BAB 68 "Bukan demi anda pak Gustaf."
70 BAB 69 "Sayang, kau tahu... Aku sangat perduli pendapatmu tentang diriku."
71 BAB 70 "Mommy harap, isterimu itu adalah wanita yang layak untuk kau perjuangkan
72 BAB 71 "Buatkan kami teh herbal."
73 BAB 72 "Apakah kau berpikir aku menaruh racun didalamnya?"
74 BAB 73 "Hanya ada tiga wanita yang dekat dihatiku."
75 BAB 74 "Tentu saja tidak sayang. Jangan khawatir."
76 BAB 75 "Saya ingin berbicara dengan nyonya besar."
77 BAB 76 "Semuanya itu kulakukan bukan untukmu."
78 BAB 77 "Ohh, anda membuat saya iri nyonya."
79 BAB 78 "Biar jadi kejutan saja dok, saat mereka lahir nanti."
80 BAB 79 "Disini masih ada mommy dan pak Kasan."
81 BAB 80 "Aku... Agak merasa takut."
82 BAB 81 "Sakit sekalinya bagaimana bi?"
83 BAB 82 "Tenangkan diri anda nyonya muda..."
84 BAB 83 "Memang tugas kami melakukan yang terbaik bagi pasien kami."
85 BAB 84 "Dokter, anda mendengarkan saya kan?"
86 BAB 85 "Tolong dok, lakukan yang terbaik buat suami saya."
87 BAB 86 "Itu masih diselidiki oleh pihak kepolisian nyonya."
88 BAB 87 "Apa maksud nyonya muda?"
89 BAB 88 "Siapa yang memberimu ijin menanda tangani berkas operasi putraku."
90 BAB 89 "Nyonya besar dan nyonya muda ikutlah dengan saya."
91 BAB 90 "Kau memang wanita pembawa sial."
92 BAB 91 "Apa dokter Rosalie sudah gila."
93 BAB 92 "Apa anda mendengar suara itu."
94 BAB 93 "Selamat atas kelahiran cucu - cucu anda"
95 BAB 94 "Selamat datang penerus keluarga Agatsa."
96 BAB 95 "Daddy kalian pasti merasa tersaingi nanti."
97 BAB 96 "Saya khawatir dia demam."
98 BAB 97 "Bolehkah saya melihat bayi kembar anda nyonya."
99 BAB 98 "Nyonya besar... Anda disini??"
100 BAB 99 "Apakah ibu Mira belum mendapatkan gaji terakhir dan santunan dari kami?"
101 BAB 100 " Tidak ada rotan, akar pun jadi."
102 BAB 101 "Saya terpaksa melewati kawasan itu untuk mempersingkat waktu."
103 BAB 102 "Tarik ucapan anda nyonya."
104 BAB 103 "Ibu Mira yakin mau berkerja disini?"
105 BAB 104 "Teruslah bermimpi dan berkhayal sesuka hatimu."
106 BAB 105 "Suamiku, cepatlah bangun, diriku menunggumu bersama bayi - bayi kita"
107 BAB 106 "Tidur ya cucunya oma"
108 BAB 107 "Aku akan mengikhlaskan putraku itu pergi."
109 BAB 108 " Dokter Rosalie sangat cocok jadi ibunya."
110 BAB 109 "Suamiku... tanganmu sudah memberi respon..."
111 BAB 110 "Bibi tidak salah dengar."
112 BAB 111 "Kakak Rosa, pamitan dulu dengang adik - adik bayi."
113 BAB 112 "Jadi Rosa mau pulang kalau ada adik bayi?"
114 bab 113 "Apakah nyonya sedang berkabung."
115 BAB 114 "Itu bukan perkara sulit bagiku."
116 BAB 115 "Hentikan tindakan konyolmu itu."
117 BAB 116 "Kenapa keras sekali seperri batu?"
118 BAB 117 " Kau tahu kakakmu ini bukan laki - laki pecinta banyak wanita."
119 BAB 118 "Sepertinya enak..."
120 BAB 119 "Tidak sekarang, tunggu kau sembuh."
121 BAB 120 "Kakak menggelikan."
122 BAB 121 "Ingat, keluarga itu adalah harta kita yang paling berharga adik ipar."
123 BAB 122 " Kalian terlihat seperti ibu dan anak"
124 BAB 123 "Kau sangat cantik hari ini sayang."
125 BAB 124 "Lepaskan mereka...."
126 BAB125 "Saya ada disini untuk anda nyonya besar."
127 BAB 126 "Beri saya kesempatan bicara....!"
128 BAB127 "Kondisinya saat ini sangat baik."
129 BAB 128 "kebetulan ada sesuatu yang ingin kami sampaikan pada anda nyonya besar"
130 BAB 129 "Apakah isteriku sakit mom....?"
131 BAB 130 "Aku mohon dijinkan...."
132 BAB 131 "Kenapa sayang? Haus ya?"
133 BAB 132 "Bayi besarku...."
134 BAB 133 "Janji....??"
135 BAB 134 "Apa ini asisten Rudi?"
136 BAB 135 " Itu artinya, mereka benar - benar putraku."
137 BAB 136 "Saya ibu mertua Yurina."
138 BAB 137 "Saya pun menyesal"
139 BAB 138 " Isteri tuan ini adalah adik saya"
140 BAB 139 "Tidak boleh bertanya aneh seperti itu."
141 BAB 140 "Namanya juga isteri, belahan jiwa kita..."
142 BAB 141 "Apakah kau membalasku suamiku?"
143 BAB 142 "Yang ada aku akan jadi bapak menyusui kalau minum gelas susumu itu."
144 BAB 143 "Apa yang telah aku lakukan, sehingga kau mengacuhkanku suamku."
145 BAB 144 "Apakah sekarang kau sudah berubah suamiku?"
146 BAB 145 "Bukankah kau ingin kita liburan sayang."
147 BAB 146 "Aku sudah terbiasa dengan sikap manismu padaku"
148 BAB 147 "ASI mommy nya sebanyak ini"
149 BAB 148 "Aku bangga padanya"
150 BAB 149 "Aku janji, tidak akan menangis bila tanganku terlanggar olehmu nanti"
151 BAB 150 "Tentu saja aku tidak keberatan suamiku."
152 BAB 151 "Dimana yang lainnya?"
153 BAB 152 "Memangnya siapa yang kau cari sayang?"
154 BAB 153 "Semuanya akan baik - baik saja."
155 BAB 154 "Itu hukuman kalian."
156 BAB 155 "Saya ingin, Margareth yang menjadi mempelai wanitanya."
157 BAB 156 "Aku masih bisa menunggu."
158 BAB 157 "Kehadiranmu Menyakitiku...."
159 BAB 158 "Berani - beraninya kalian menjadikanku bahan tertawaan....."
160 BAB 159 "Bagaimana ini....?"
161 BAB 160 "Iya, seperti guling...."
162 BAB 161 "Tidak ada bantahan."
163 BAB 162 "Pupuklah perasaanmu padanya..."
164 BAB 163 "Tante berubah...."
165 BAB 164 "Papa tidak berdusta."
166 BAB 165 "Ternyata dunia yang seluas ini serasa sempit."
167 BAB 166 "Praktek apa sayang??"
168 BAN 167 "Sejak kapan kau ingin tahu urusan pribadi orang?"
169 BAB 168 "Jangan lupa kepraktekku ya..."
170 BAB 169 "Ternyata kau bisa menjaga hatimu untuk bisa bertahan bersamaku."
171 BAB 170 "Suamiku.... bisakah kau mandi lagi?"
172 BAB 171 "Sepertinya nyonya masuk angin tuan."
173 BAB 172 "Moranno memang suamimu, tapi dia adalah putra mommy."
174 BAB 173 "Resepnya hanya CINTA"
175 BAB 174 " Apakah suamiku sudah mengabari mommy?"
176 BAB 175 "Kau memang isteriku yang sangat lucu sayang..."
177 BAB 176 "Nanti orang salah faham melihat ini."
178 BAB 177 " Aku? Marah padamu?"
179 BAB 178 "Apakah ada ruang untukku?"
180 BAB 179 "Hanya ingin bertemu langsung calon isteri saya."
181 BAB 180 "Apa yang ingin kau lakukan?"
182 BAB 181 "Apa maksud dokter mengatakan saya seorang pasien??"
183 BAB 182 "Kenapa hanya bayanganmu saja yang selalu hadir tuan Harry?"
184 BAB 183 "Jangan berlagak seperti perempuan yang sedang mengandung."
185 BAB 184 "Hanya sekedar mengagumi kecantikan makhluk ciftaan Tuhan."
186 BAB 185 "Tentu saja calon menantu mommy....?"
187 BAB 186 "Bolehkah aku membatalkan pernikahanku?"
188 BAB 187 "Itu tuan Harry, mau kemana dia?"
189 BAB 188 "Tidak sulit bagi mommy untuk mencari sarang persembunyianmu."
190 BAB 189 "Kenapa sesakit ini cinta yang kau tawarkan padaku?"
191 BAB 190 "Itu hukuman untuk mulut tamu yang nakal sayang."
192 BAB 191 "Aku siap menikah mom...."
193 BAB 192 "Gaun sebanyak ini? Aku coba satu - persatu?"
194 BAB 193 "Aku takut akan terlambat datang dipemberkatan nikahku."
195 BAB 194 "Sepertinya kau sudah tidak sabar mencapai altar....."
196 BAB 195 "Selalu berjanji setia...."
197 BAB 196 "Katakan apa yang bisa daddy kembar lakukan untuk menolong kakak Rosalia
198 BAB 197 "Mulai sekarang, semuanya akan kalian lakukan berdua."
199 BAB 198 " Dari Suamimu."
200 BAB 199 "Aku sangat senang, bila kau menyukainya sayang."
201 BAB 200 "Sepertinya itu panggilan bagus."
202 BAB 201 "Jujur saja"
203 BAB 202 "Aku tahu...."
204 BAB 203 "Tolong pastikan dokter Rosalie untuk segera kemari"
205 BAB 204 "Tentu saja saya harus selalu ada disisi isteri saya dokter."
206 BAB 205 "Bukan hewan Rosalia sayang....."
207 BAB 206 "Tidak ada yang lucu disini."
208 BAB 207 "Saya.... mandul."
209 BAB 208 "Jangan sedih ditinggalin Rosa....."
210 BAB 209 "TAMAT"
Episodes

Updated 210 Episodes

1
BAB 1 SAYA HANYA SEORANG CLEANING SERVICE
2
BAB 2 "Tuan Moranno apa yang terjadi pada bibir anda?"
3
BAB 3 "Dokter, kenapa anda juga bau..."
4
BAB 4 "Perut gadis itu akan segera membuncit, dan di dalamnya ada anakmu"
5
BAB 5 "Bersedialah menikah denganku"
6
BAB 6 "Sebenarnya.... Kau telah di pecat"
7
BAB 7 "Aahhh, dia pria yang romantis"
8
BAB 8 "Terima kasih.... suamiku"
9
BAB 9 "Tetaplah disisiku, aku akan menjagamu"
10
BAB 10 "Bolehkah aku saja yang melakukan ini untukmu suamiku"
11
BAB 11 "Mulai sekarang aku akan membantumu"
12
BAB 12 "Apa kau mau aku menggigit bibirmu lagi"
13
BAB 13 "Dan aku mempercayaimu"
14
BAB 14 "Aku obati lagi ya"
15
BAB 15 "Bersikaplah tenang... Aku ada disisimu"
16
BAB 16 "Kalau sayang katakan sayang, buat apa kau sembunyikan"
17
BAB 17 "Aku akan selalu menjagamu"
18
BAB 18 "Buatlah aku bahagia dengan membayar hukumanmu"
19
BAB 19 "Pipimu...!"
20
BAB 20 Nyonya, apa anda baik - baik saja?"
21
BAB 21 "Pasal 1, bos tidak pernah salah"
22
BAB 22 "Anggaplah itu stempel kepemilikan."
23
BAB 23 "Tambah lagi"
24
BAB 24 "Wow... Banyak sekali."
25
BAB 25 "Anda salah orang"
26
BAB 26 "Tidak perlu, isteriku dapat melakukannya"
27
BAB 27 " Oh... Kalian adalah pasangan yang luar biasa"
28
BAB 28 "Beritahu aku, bagaimana cara mengenalmu"
29
BAB 29 "Tadi untuk mommynya, sekarang untuk anak-anak daddy"
30
BAB 30 "Bibirmu berkata tidak, tapi hatimu berkata lain"
31
BAB 31 "Dia memang berbeda"
32
BAB 32 "Serius sekali... aku tak dihiraukan"
33
BAB 33 "Hal penting apa yang membawamu menemui mommy malam-malam begini"
34
BAB 34 "Kalian adalah wanita terpenting dalam hidupku"
35
BAB 35 "Dimana wanita itu?"
36
BAB 36 "Sedang apa sayang?"
37
BAB 37 "Wah bibi, ternyata pernah merasakan bucin juga"
38
BAB 38 "Dan semuanya ini masih mimpi bagiku"
39
BAB 39 "Iya, aku terbangun dan yang lainnya ikut terbangun"
40
BAB 40 "Jangan lepaskan...."
41
BAB 40 "Aku menginginkanmu"
42
BAB 41 "Kau tampaknya sangat percaya diri sekali dalam ucapanmu"
43
BAB 42 "Jangan mendekat, aku tak mau kau sentuh"
44
BAB 43 "Benarkah? Apakah hubungan kita seperti itu?
45
BAB 44 "Berhentilah menggodaku. Kau akan membuatku semakin jatuh cinta padamu"
46
BAB 45 "Mungkin kau benar"
47
BAB 46 "Apa kau cemburu pada asisten Rudi, hmmm?"
48
BAB 47 "Aku suka bau tubuhmu yang belum mandi"
49
BAB 48 "Sungguh mulia hati nyonya Naomi"
50
BAB 49 "Apa mungkin bayi kembar yang kau kandung?"
51
BAB 50 "Itu tidak lucu"
52
BAB 50 "Apa dia lebih tampan dariku?
53
BAB 51 "Agak geli rasanya"
54
BAB 53 "Terima kasih tuan Morgan atas sanjungannya"
55
BAB 54 "Apa yang kuinginkan? Dan apa salahmu?"
56
BAB 55 "Iya tuan, saya memang harus mengerti."
57
BAB 56 "Mungkinkah cinta seaneh itu"
58
BAB 57 "Sekarang mommy telah melihatku kan?"
59
BAB 58 "Ambillah, ini untuk nyonya."
60
BAB 59 "Tolong, lakukan yang terbaik untuk isteriku."
61
BAB 60 "Ayolah sayang, aku kan suamimu..."
62
BAB 61 "Lagi pula aku telah melihat semuanya, apa kau lupa?"
63
BAB 62 "Photo... Untuk apa dia memintanya?"
64
BAB 63 " Memangnya teh, pake celup-celup gitu"
65
BAB 64 " Baiklah.... Mommy tak memaksamu."
66
BAB 65 "Jangan lupa, ini rumah sakit."
67
BAB 66 "Bagaimana? Tidak bisa tekunci."
68
BAB 67 "Saya yakin dokter."
69
BAB 68 "Bukan demi anda pak Gustaf."
70
BAB 69 "Sayang, kau tahu... Aku sangat perduli pendapatmu tentang diriku."
71
BAB 70 "Mommy harap, isterimu itu adalah wanita yang layak untuk kau perjuangkan
72
BAB 71 "Buatkan kami teh herbal."
73
BAB 72 "Apakah kau berpikir aku menaruh racun didalamnya?"
74
BAB 73 "Hanya ada tiga wanita yang dekat dihatiku."
75
BAB 74 "Tentu saja tidak sayang. Jangan khawatir."
76
BAB 75 "Saya ingin berbicara dengan nyonya besar."
77
BAB 76 "Semuanya itu kulakukan bukan untukmu."
78
BAB 77 "Ohh, anda membuat saya iri nyonya."
79
BAB 78 "Biar jadi kejutan saja dok, saat mereka lahir nanti."
80
BAB 79 "Disini masih ada mommy dan pak Kasan."
81
BAB 80 "Aku... Agak merasa takut."
82
BAB 81 "Sakit sekalinya bagaimana bi?"
83
BAB 82 "Tenangkan diri anda nyonya muda..."
84
BAB 83 "Memang tugas kami melakukan yang terbaik bagi pasien kami."
85
BAB 84 "Dokter, anda mendengarkan saya kan?"
86
BAB 85 "Tolong dok, lakukan yang terbaik buat suami saya."
87
BAB 86 "Itu masih diselidiki oleh pihak kepolisian nyonya."
88
BAB 87 "Apa maksud nyonya muda?"
89
BAB 88 "Siapa yang memberimu ijin menanda tangani berkas operasi putraku."
90
BAB 89 "Nyonya besar dan nyonya muda ikutlah dengan saya."
91
BAB 90 "Kau memang wanita pembawa sial."
92
BAB 91 "Apa dokter Rosalie sudah gila."
93
BAB 92 "Apa anda mendengar suara itu."
94
BAB 93 "Selamat atas kelahiran cucu - cucu anda"
95
BAB 94 "Selamat datang penerus keluarga Agatsa."
96
BAB 95 "Daddy kalian pasti merasa tersaingi nanti."
97
BAB 96 "Saya khawatir dia demam."
98
BAB 97 "Bolehkah saya melihat bayi kembar anda nyonya."
99
BAB 98 "Nyonya besar... Anda disini??"
100
BAB 99 "Apakah ibu Mira belum mendapatkan gaji terakhir dan santunan dari kami?"
101
BAB 100 " Tidak ada rotan, akar pun jadi."
102
BAB 101 "Saya terpaksa melewati kawasan itu untuk mempersingkat waktu."
103
BAB 102 "Tarik ucapan anda nyonya."
104
BAB 103 "Ibu Mira yakin mau berkerja disini?"
105
BAB 104 "Teruslah bermimpi dan berkhayal sesuka hatimu."
106
BAB 105 "Suamiku, cepatlah bangun, diriku menunggumu bersama bayi - bayi kita"
107
BAB 106 "Tidur ya cucunya oma"
108
BAB 107 "Aku akan mengikhlaskan putraku itu pergi."
109
BAB 108 " Dokter Rosalie sangat cocok jadi ibunya."
110
BAB 109 "Suamiku... tanganmu sudah memberi respon..."
111
BAB 110 "Bibi tidak salah dengar."
112
BAB 111 "Kakak Rosa, pamitan dulu dengang adik - adik bayi."
113
BAB 112 "Jadi Rosa mau pulang kalau ada adik bayi?"
114
bab 113 "Apakah nyonya sedang berkabung."
115
BAB 114 "Itu bukan perkara sulit bagiku."
116
BAB 115 "Hentikan tindakan konyolmu itu."
117
BAB 116 "Kenapa keras sekali seperri batu?"
118
BAB 117 " Kau tahu kakakmu ini bukan laki - laki pecinta banyak wanita."
119
BAB 118 "Sepertinya enak..."
120
BAB 119 "Tidak sekarang, tunggu kau sembuh."
121
BAB 120 "Kakak menggelikan."
122
BAB 121 "Ingat, keluarga itu adalah harta kita yang paling berharga adik ipar."
123
BAB 122 " Kalian terlihat seperti ibu dan anak"
124
BAB 123 "Kau sangat cantik hari ini sayang."
125
BAB 124 "Lepaskan mereka...."
126
BAB125 "Saya ada disini untuk anda nyonya besar."
127
BAB 126 "Beri saya kesempatan bicara....!"
128
BAB127 "Kondisinya saat ini sangat baik."
129
BAB 128 "kebetulan ada sesuatu yang ingin kami sampaikan pada anda nyonya besar"
130
BAB 129 "Apakah isteriku sakit mom....?"
131
BAB 130 "Aku mohon dijinkan...."
132
BAB 131 "Kenapa sayang? Haus ya?"
133
BAB 132 "Bayi besarku...."
134
BAB 133 "Janji....??"
135
BAB 134 "Apa ini asisten Rudi?"
136
BAB 135 " Itu artinya, mereka benar - benar putraku."
137
BAB 136 "Saya ibu mertua Yurina."
138
BAB 137 "Saya pun menyesal"
139
BAB 138 " Isteri tuan ini adalah adik saya"
140
BAB 139 "Tidak boleh bertanya aneh seperti itu."
141
BAB 140 "Namanya juga isteri, belahan jiwa kita..."
142
BAB 141 "Apakah kau membalasku suamiku?"
143
BAB 142 "Yang ada aku akan jadi bapak menyusui kalau minum gelas susumu itu."
144
BAB 143 "Apa yang telah aku lakukan, sehingga kau mengacuhkanku suamku."
145
BAB 144 "Apakah sekarang kau sudah berubah suamiku?"
146
BAB 145 "Bukankah kau ingin kita liburan sayang."
147
BAB 146 "Aku sudah terbiasa dengan sikap manismu padaku"
148
BAB 147 "ASI mommy nya sebanyak ini"
149
BAB 148 "Aku bangga padanya"
150
BAB 149 "Aku janji, tidak akan menangis bila tanganku terlanggar olehmu nanti"
151
BAB 150 "Tentu saja aku tidak keberatan suamiku."
152
BAB 151 "Dimana yang lainnya?"
153
BAB 152 "Memangnya siapa yang kau cari sayang?"
154
BAB 153 "Semuanya akan baik - baik saja."
155
BAB 154 "Itu hukuman kalian."
156
BAB 155 "Saya ingin, Margareth yang menjadi mempelai wanitanya."
157
BAB 156 "Aku masih bisa menunggu."
158
BAB 157 "Kehadiranmu Menyakitiku...."
159
BAB 158 "Berani - beraninya kalian menjadikanku bahan tertawaan....."
160
BAB 159 "Bagaimana ini....?"
161
BAB 160 "Iya, seperti guling...."
162
BAB 161 "Tidak ada bantahan."
163
BAB 162 "Pupuklah perasaanmu padanya..."
164
BAB 163 "Tante berubah...."
165
BAB 164 "Papa tidak berdusta."
166
BAB 165 "Ternyata dunia yang seluas ini serasa sempit."
167
BAB 166 "Praktek apa sayang??"
168
BAN 167 "Sejak kapan kau ingin tahu urusan pribadi orang?"
169
BAB 168 "Jangan lupa kepraktekku ya..."
170
BAB 169 "Ternyata kau bisa menjaga hatimu untuk bisa bertahan bersamaku."
171
BAB 170 "Suamiku.... bisakah kau mandi lagi?"
172
BAB 171 "Sepertinya nyonya masuk angin tuan."
173
BAB 172 "Moranno memang suamimu, tapi dia adalah putra mommy."
174
BAB 173 "Resepnya hanya CINTA"
175
BAB 174 " Apakah suamiku sudah mengabari mommy?"
176
BAB 175 "Kau memang isteriku yang sangat lucu sayang..."
177
BAB 176 "Nanti orang salah faham melihat ini."
178
BAB 177 " Aku? Marah padamu?"
179
BAB 178 "Apakah ada ruang untukku?"
180
BAB 179 "Hanya ingin bertemu langsung calon isteri saya."
181
BAB 180 "Apa yang ingin kau lakukan?"
182
BAB 181 "Apa maksud dokter mengatakan saya seorang pasien??"
183
BAB 182 "Kenapa hanya bayanganmu saja yang selalu hadir tuan Harry?"
184
BAB 183 "Jangan berlagak seperti perempuan yang sedang mengandung."
185
BAB 184 "Hanya sekedar mengagumi kecantikan makhluk ciftaan Tuhan."
186
BAB 185 "Tentu saja calon menantu mommy....?"
187
BAB 186 "Bolehkah aku membatalkan pernikahanku?"
188
BAB 187 "Itu tuan Harry, mau kemana dia?"
189
BAB 188 "Tidak sulit bagi mommy untuk mencari sarang persembunyianmu."
190
BAB 189 "Kenapa sesakit ini cinta yang kau tawarkan padaku?"
191
BAB 190 "Itu hukuman untuk mulut tamu yang nakal sayang."
192
BAB 191 "Aku siap menikah mom...."
193
BAB 192 "Gaun sebanyak ini? Aku coba satu - persatu?"
194
BAB 193 "Aku takut akan terlambat datang dipemberkatan nikahku."
195
BAB 194 "Sepertinya kau sudah tidak sabar mencapai altar....."
196
BAB 195 "Selalu berjanji setia...."
197
BAB 196 "Katakan apa yang bisa daddy kembar lakukan untuk menolong kakak Rosalia
198
BAB 197 "Mulai sekarang, semuanya akan kalian lakukan berdua."
199
BAB 198 " Dari Suamimu."
200
BAB 199 "Aku sangat senang, bila kau menyukainya sayang."
201
BAB 200 "Sepertinya itu panggilan bagus."
202
BAB 201 "Jujur saja"
203
BAB 202 "Aku tahu...."
204
BAB 203 "Tolong pastikan dokter Rosalie untuk segera kemari"
205
BAB 204 "Tentu saja saya harus selalu ada disisi isteri saya dokter."
206
BAB 205 "Bukan hewan Rosalia sayang....."
207
BAB 206 "Tidak ada yang lucu disini."
208
BAB 207 "Saya.... mandul."
209
BAB 208 "Jangan sedih ditinggalin Rosa....."
210
BAB 209 "TAMAT"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!