Moranno tertegun menatap wanita di hadapannya.
Rambut panjangnya yang di ikat tinggi memperlihatkan leher putihnya yang jenjang. Wajah dengan Make up tipis yang natural membuat mata Moranno tak bosan memandang isterinya.
Dress berwarna peach tanpa lengan yang dipilih Moranno senada dengan kulit lengannya yang mulus dan memperlihatkan kaki panjangnya yg lurus.
"Suamiku." Yurina yang bingung melihat sikap Moranno memanggilnya seperti apa yang pernah ia minta.
"A... Apa...?" Moranno tergagap mendengar panggilan Yurina yang tidak ia duga.
"Katakan sekali lagi..."
"Suamiku...."
Hati Motanno menghangat.... Ia maju selangkah dan memberikan sebuket bunga mawar berwarna peach sewarna dengan dress yang dikenakan Yurina isterinya.
Yurina menerima bunga itu sambil tersenyum, lalu menghirup aroma wanginya dengan penuh perasaan.
"Terima kasih.... Suamiku."
Moranno seakan terbang melayang di angkasa tiada bertepi.
Tanpa terasa ia meraih tangan Yurina isterinya menautkan kedua jemari tangan mereka lalu menggandengnya berjalan menuruni tangga tanpa ada yang bersuara di antara mereka.
Kepala mereka masing - masing dipenuhi imajinasinya yang tak dapat di ungkapkan dengan kata - kata.
Sesaat lamanya berjalan, mereka sampai di taman yang berada disisi villa yang diterangi lampu taman yang temaram dan sinar bulan.
Di atas meja telah tertata berbagai hidangan yang lezat dan di hiasi lilin - lilin yang menyala.
Musik mengalun lembut membuat suasana makan malam itu begitu romantis.
Moranno menarik kursi dan mempersilahkam Yurina isterinya duduk.
Lalu Moranno menarik satu kursi didepan isterinya sehingga mereka berdua duduk saling berhadapan.
Moranno menggambil piring putih lalu mulai memasukan nasi ke dalam piring, lalu dengan isyarat bertanya menu yang diinginkan sang isteri.
Yurina lalu menunjuk satu persatu menu yang ia inginkan tanpa suara sampai piringnya penuh.
Moranno yang melihat hal itu tersenyum, lalu menyerahkan piring yang ada ditangannya pada isterinya.
Moranno lalu mengambil piring putih satu lagi, Yurina yang melihatnya lalu memberi isyarat dengan mengulurkan kedua tangannya meminta piring yang dipegang suaminya.
Sejenak Moranno merasa bingung apa yang ingin dilakukan isterinya, namun ia tetap memberikan piring yang dipegangnnya kepada sang isteri.
Yurina segera menerima piring dari tangan suaminya lalu mulai menyendok nasi ke dalam piring yang ia pegang.
Lalu dengan isyarat pula ia bertanya menu apa yang diinginkan suaminya.
Moranno lalu menunjuk menu satu persatu yang diinginkannya, persis sama dengan menu yang di pilih oleh Yurina isterinya.
Sehingga piring itu pun sama penuhnya dengan piring isterinya.
Yurina pun memberikan piring yang ada di tangannya kepada suaminya sambil tersenyum.
Mengertilah Moranno bahwa istrinya membalas apa yang ia lakukan.
Keduanya pun mulai menikmati makan malam mereka tanpa suara, hanya terdengar suara sendok garpu dan piring yang saling beradu.
Selesai makan, Moranno segera memberikan vitamin dan segelas susu ibu hamil pada istrinya. Yurina pun langsung menerima dan meminum nya hingga tandas.
Moranno menggeser kursinya dan berdiri mendekati Yurina, sedangkan Yurina hanya menatapnya.
"Berdansalah denganku malam ini...." Pinta Moranno sambil mengulurkan satu tangannya pada istrinya sambil sedikit membungkukkan tubuhnya, sementara tangannya yang lain berada dibalik punggungnya.
"Tapi... aku tak bisa berdansa..." Ujar Yurina ragu.
""Aku yang akan mengajarimu." Moranno meyakinkan.
Yurina lalu menyambut tangan suaminya yang teŕulur, lalu di tarik perlahan oleh Moranno untuk berdiri.
"Tautkan jari tangan kananmu pada jari tangan kiriku." Pinta Morano.
Yurina melakukan seperti apa yang dikatakan suaminya.
"Sekarang taruh tangan kirimu melingkar dileherku."
"Seperti ini?" Tanya Yurina sambil melakukannya.
"Ya benar, seperti itu."
"Sekarang lepas sepatumu."
"Untuk apa? Tanya Yurina heran.
":Lakukan saja."
Yurina pun melepaskan sepatunya dengan bantuan kakinya sendiri.
"Sekarang letakan kaki kananmu di atas kaki kiriku?"
"Nanti kakimu sakit." Kata Yurina merasa tak nyaman.
"Lakukan saja apa yang kukatakan." Kata Moranno lagi.
Yurina pun meletakan kaki kànannya diatas kakk kiri suaminya.
"Sekarang, kakimu yang sebelah kiri lagi, letakan diatas kaki kananku."
"Tapi...."
"Lakukan saja...."
Akhirnya Yurina tetap menurut walau tak mengerti.
"Apa seperti ini, berdiri diatas kedua kakimu." Tanya Yurina lagi.
"Iya benar, seperti itu." Kata Moranno mengiyakan. Lalu tangan kiri Moranno memeluk pinggang isterinya, sehingga posisi keduanya siap berdansa.
"Sekarang lemaskan kedua kakimu, ikuti setiap gerakan langkah kakiku yang berada dibawah kakimu." Kata Moranno.
"Seperti ini.... langkahkan kaki kiri, lalu kaki kanan mengikuti, dan ikuti alunan suara musik yang kau dengar." Kata Moranno memberi instruksi.
"Ya seperti itu, terus lakukan, jangan ragu." Kata Motanno lagi.
"Tapi nanti kakimu sakit bagaimana?" Kata Yurina lagi.
"Aku masih sanggup menahannya, jangan risau."
Yurina akhirnya tak bicara lagi, iya melakukan apa yang di instruksikan suaminya.
Awalnya sangat kaku, detik - detik kemudian Yurina pun dapat menyesuaikan langkah kaki Moranno dan mengikuti alunan musik.
"Sekarang arahkan wajahmu ke wajahku, tatap mataku."
"A... aku malu..." Kata Yurina gugup. sambil wajahnya menghadap ke arah lain.
"Mengapa....?"
"Iyaaa... aku malu saja..." Kata Yurina lagi.
"Ayolah.... tatap mataku..." Paksa Moranno lagi sambil berdànsa.
"Tidak mau..." Kata Yurina menundukan wajahnya.
"Ayolah... tidak ada orang yang berdansa tanpa saling menatap mata pasangan dansanya."
"Tapi aku maluu...." Kata Yurina masih menundukan wajahnya.
"Ini perintah suami mu, anggap saja begitu." Kata Moranno masih memaksa.
Yurina lalu mulai menengadahkan wajahnya dengan perlahan menghadap ke atas karena Moranno lebih tinggi darinya.
Tatapan matanya tiba - tiba saling bertabrakkan dengan mata Moranno suaminya, hingga membuat jantungnya serasa berhenti dan semua tubuhnya terasa lemas.
Moranno langsung mengeratkan pelukannya dipinggang Yurina menahan gravitasi tubuh isterinya agar tidak terjatuh.
"Eratkan peganganmu di leherku, supaya kau tidak terjatuh." Kata Moranno yang tetap menatap mata isterinya.
Yurina hanya menurut apa yang di katakan suaminya, lidahnya terasa kelu dan tak mampu berbicara apapun.
Yurina mengeratkan tangannya sedikit memeluk leher Moranno, dengan jarak wajah mereka yang begitu dekat sampai dapat merasakan hembusan napas masing - masing.
Ia menatap mata Moranno, seakan mata pria yang ada di hadapannya itu mampu menembus sampai ke jantungnya.
Wajahnya begitu bersih, tanpa ada brewokan seperti habis dicukur.
Bibir tipisnya berpadu dengan hidung mancungnya.
Yurina baru menyadari bahwa pria yang menikahinya itu ternyata sangatlah tampan, dan mempesona dimatanya.
Mereka terus berdansa, tubuh mereka meliuk - liuk, bergerak kesana - kemari mengikuti alunan musik.
Waktu terus berjalan tanpa mereka sadari, Yurina yang terpesona memandang suaminya, lama kelamaan merasa tak mampu, perlahan - lahan wajahnya menunduk.
Moranno yang melihat hal itu tak memaksakan lagi kehendaknya, ia lalu menyandarkan kepala isterinya di dadanya sambil terus berdansa.
Yurina merasa lebih nyaman dengan posisi baru nya saat Moranno menyandarkan kepalanya didadanya.
Aroma khas pria yang keluar dari tubuh Moranno membuat Yurina seperti terhipnotis, seakan berayun - ayun melayang di angkasa tak berujung.
Hal itu berlangsung lama, sampai akhirnya Moranno merasakan tubuh Yurina lama - kelamaan menjadi berat dan susah melangkahkan kaki untuk berdansa mengikuti alunan musik.
Ia berhenti lalu memanggil dengan lirih. Tidak ada jawaban. Ia menggerakan tubuh istrinya tapi tak ada respon, lalu ia memperhatikan wajahnya, napas nya teratur berirama menandakan ia telah pulas tertidur.
Moranno melihat jarum jam tàngannya menunjukan hampir jam satu pagi.
Moranno hanya tersenyum.
"Mungkin hanya dia saja yang bisa tertidur saat sedang berdansa." Gumam Moranno sambil menggendong tubuh isterinya dengan kedua tangannya menuju kamar peristirahatan mereka.
Sesampainya di kamar, Moranno meletakan tubuh isterinya dengan perlahan.
Karena ia juga begitu lelah, ia pun langsung tertidur di samping isterinya tanpa mengganti pakaiannya."
***
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
neng ade
semoga Moranno tetap bersikap manis seperti itu.. jangan berubah ya
2025-03-23
1
Setia R
satu vote untukmu!
2023-08-29
1
Setia R
KK sepertinya mahir sekali mengajarkan dansa, biasa berdansa ya? 🤭🤭🤭
2023-08-29
1