Pagi ini Yurina terbangun lebih dulu, ia mengerjap - ngerjapkan matanya, ia menoleh ke arah pria yang masih terlelap disampingnya.
Pria itu masih menggunakan setelannya semalam, tidak sempat mengganti baju tidur sama seperti dirinya.
Hatinya menghangat mengingat moment yang tercipta antara dirinya dan suaminya semalam.
Telah dua malam ini ia tidur bersama pria yang telah menjadi suaminya itu, dalam satu kamar dan satu tempat tidur.
Tidak seperti malam sebelumnya, ia agak kesulitan untuk tertidur, karena pengalaman pertamanya tidur bersama seorang pria. Semalam ia merasa lebih nyaman, mungkin karena kelelahan berdansa.
Ia segera bangkit menuju ke tirai, dibukanya tirai itu perlahan untuk melihat keluar, ternyata masih samar - samar, masih terlalu pagi.
Ia segera masuk ke kamar mandi, dan lagi - lagi ia dibuat terkesiap dengan kelopak - kelopak mawar berwarna kuning kembali bertaburan diseluruh sisi kamar mandi.
Ia masuk ke bathtub dan merendamkan tubunya disana. Terasa sangat hangat, sangat nyaman, dan sangat menenangkan.
Ia memejamkan matanya menikmati aroma kelopak mawar yang begitu menyegarkan.
Seperti hari sebelumnya, Yurina pun berlama - lama menikmati mandinya.
Lama berselang, Yurina akhirnya menyelesaikan ritual mandinya.
Saat ia keluar, kembali ia melihat Moranno telah siap dengan pakaian rapinya dengan wajah yang segar berseri duduk di sofa dekat tirai.
Moranno segera berdiri saat melihat Yurina keluar dari kamar mandi, seperti biasa ia langsung menarik kursi dan mempersilahkan Yurina isterinya duduk.
"Biarkan aku sendiri yang menyisir rambutku." Kata Yurina yang malu karena Moranno yang adalah suaminya selalu mengurusnya seperti bayi.
"Tidak.... Aku saja..."
"Aku suka melakukannya." Kata Moranno sambil menyisir rambut isterinya seperti biasa hingga mengeringkannya menggunakan hairdryer.
"Hari ini kau kenakanlah ini?" Moranno menyerahkan paper bag pada Yurina.
"Aku menunggu mu di bawah untuk sarapan pagi."
***
Dari meja makan Moranno memperhatikan langkah ringan Yurina isterinya yang menggunakan sepatu sneakers putih menuruni tanģga menuju ke arah nya.
Dress lengan panjang dengan rok lebar selutut warna kuning gading sangat serasi dengan tubuhnya yang ramping.
Rambut panjang hitamnya yang terurai ditutupi topi lebar yang dihiasi kuntum - kuntum mawar berwarna kuning bak noni Belanda.
"Duduklah..." Kata Moranno mempersilahkan Yurima duduk dihadapannya.
"Terima kasih.... " Kata Yurina yang mengambil posisi duduk dikursi yang sudah disediakan sambil menatap kearah suaminya.
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Moranno saat Yurina menatapnya.
"Aku ingin berterima kasih..." Kata Yurina.
"Berterima kasih untuk apa?"
"Untuk semua yang telah kau lakukan untukku disini...."
"Termasuk bunga - bunga di kamar mandi itu..." Kata Yurina.
"Apa kau menyukainya?"
"Iya.... sangat..... Tapi dari mana kau menemukan kelopak2 mawar sebanyak itu?"
"Apa kau membeli tokonya?"
"Tidak..."
"Lalu...." Tanya Yurina penasaran.
"Sarapanlah dahulu, nanti aku akan mengajakmu ke suatu tempat." Katanya sambil mendekatkan piring sarapan pagi ke hadapan Yurina isterinya.
Mereka berdua lalu sarapan bersama, tanpa bicara, hingga sarapan selesai.
"Vitaminmu jangan lupa diminum... Juga habiskan susumu..."
Yurina segera meminum vitaminnya, juga segelas susu yang disodorkan suaminya.
"Ayoo..." Moranno berdiri dari duduknya sambil menatap Yurina isterinya.
"Kita belum membersihkan meja ini..." Kata Yurina sambil ingin membereskan peralatan makan yang ada di atas meja.
"Aku sudah meminta pelayan kemari untuk membereskan tempat ini selama kita pergi."
'Sekarang ikutlah dengan ku..." Moranno langsung meraih tangan Yurina dan membawanya segera pergi keluar villa.
Mereka melewati taman bunga tempat mereka melakukan pesta pernikahan, lalu taman lampion tempat mereka makan malam dan berdansa semalam.
Moranno tak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Yurina isterinya sepanjang perjalanan.
Mereka melewati kebun sayur - sayuran yang luas, beberapa orang terlihat sedang berkerja menyiang tanaman sayuran, saat melihat Moranno dan Yurina lewat mereka semua lalu berdiri.
"Selamat pagi tuan dan nyonya...." Sapa mereka dengan hormat sambil membungkukkan tubuh mereka.
"Ada yang bisa kami bantu tuan." Kata salah seorang dari mereka yang adalah kepala kebun sayuran.
"Tidak, terima kasih. Silahkan lanjut bekerja, Saya hanya sedang mengajak isteri berkunjung saja."
" Baik tuan..." Kata kepala kebun sambil meneruskan pekerjaannya kembali bersama para pekerja lain.
"Untuk apa kebun sayur seluas ini?" Tanya Yurina sambil memandang sekelilingnya yang terlihat kebun yang begitu luas berisi bermacam - macam sayuran.
"Agatsa Grup memiliki banyak anak cabang perusahaan, dan setiap kantinnya memerlukan banyak sayuran, dan sayur - sayurannya di distribusikan dari kebun sayur ini." Jelasnya singkat.
Yurina merasa kagum pada pola pikir mantan majikannya itu, karena pada saat dia berkerja sebagai cleaning service di Agatsa Properti Grup, dia berpikir bahwa sayuran yang dimasak di dapur kantin adalah membeli di pasar tradisional atau di super market.
"Berapa lama sudah kebun sayur sebesar ini dikelola." Tanya Yurina lagi.
"Enam tahun terakhir." Jawabnya singkat.
Tak terasa mereka sudah berada di tepi kebun sayur.
"Woooww... Indah sekali...." Yurina yang tiba - tiba terkagum - kagum tak sadar melepaskan genggaman tangan Moranno suaminya dari tangannya.
Ia berjalan lurus kedepan. Moranno yang melihat hal itu mengikutinya berjalan dari belakang.
"Ini indah sekali.... suamiku?"
Moranno yang berjalan dibelakang Yurina terkesiap mendengar panggilan Yurina pada dirinya, wajahnya menghangat, sehangat sinar matahari pagi yang menerpa kulitnya.
Yurina mulai berlari - lari kecil, tak sabar menggapai hamparan bunga - bunga mawar di hadapannya.
"Isteriku, hati - hati... nanti kakimu tersandung." kata Moranno tanpa sadar.
Yurina menoleh dan menatap suaminya saat ia mendengar panggilan suaminya untuk dirinya.
Moranno yang tersadar, lalu mengalihkan pembicaraan.
"Ingat, kau itu sedang mengandung anakku, kau harus menjaga dirimu dengan baik, jangan ceroboh."
"Maafkan aku." Kata Yurina merasa bersalah.
"Tetaplah disisiku, aku akan menjagamu." Kata Moranno lagi sambil menggenggam tàngan isterinya kembali.
Yurina hanya mengangguk tanpa suara. Mereka berdua pun berjalan beiringan.
Tak lama, wajah Yurina kembali berseri melihat hamparan luas kebun bunga mawar yang seolah tak bertepi.
Tertata rapi, berbaris seperti barisan prajurit negara, sesuai warna yang mereka miliki. Sungguh teramat sangat indah dan mempesona.
Semuanya bermekaran, menyebarkan aroma dari segala penjuru.
"Apakah dari kebun ini kelopak - kelopak mawar di kàmar mandi itu? "
"Ya, benar." Jawab Moranno singkat.
"Mengapa kau membuat kebun mawar seluas ini?"
"Apa kau juga suka pada bunga mawar?"
"Karena setahu ku, jarang ada pria menyukai bunga, apalagi mawar." Tanya Yurina.
"Aku suka filosofi bunga mawar." Kata Moranno sambil menatap kuntum - kuntum mawar yang mulai bermekaran.
"Mawar dilambangkan dengan cinta dan kasih sayang."
"Filosofinya... Sebagai manusia, kita harus memberikan yang terbaik pada oràng - orang yang kita kasihi dan kita hargai."
"Lihatlah, bunga - bunga mawar ini memiliki banyak macam warna, dan setiap warnanya memiliki artinya sendiri."
"Perhatikan duri yang ada pada tangkai ataupun batangnya berfungsi untuk melindungi diri, ya seperti kita juga harus memiliki ketegasan dalam sikap melindungi diri kita."
"Mawar sering dicari orang, mengapa? karena memiliki bentuknya yang khas, wangi, dan indah di pandang mata."
"Kita juga sebagai manusia, akan selalu dicari orang bila kita memiliki kelebihan dan kemampuan."
"Mawar itu, mau ditanam di mana saja tetap menarik dan terlihat indah, baik itu menanamnya dihutan, didesa, dikota, atau di istana."
"Kita juga, mau kita ditempatkan dimana saja, bàgian apa saja dalam dunia kerja ataupun bermasyarakat, bila pribadi kita baik dan jujur, kita tetap akan disukai semua orang."
"Masih banyak lagi...." Kata Moranno mengakhiri penjelasannya.
"Tapi.... Alasan utamaku membuat kebun mawar ini adalah karena adik perempuanku..." Kata Moranno sambil memandang jauh kedepan.
"Dia sangat suka mawar dan bermimpi memiliki kebun mawar."
"Dimana dia sekarang.....?" Tanya Yurina hati - hati.
"Dia berada disuatu tempat karena sesuatu alasan."
"Bila waktunya tepat dan kau telah melahirkan bayi - bayimu, kita bisa menemuinya." Jawab Moranno.
"Apa maksudmu dengan bayi - bayi?" Tanya Yurina heran.
Moranno tersadar mendengar pertanyaan Yurina isterinya, wajahnya menjadi gugup.
"Yaa... bisa sajakan kau akan melahirkan banyak anak-anak untukku." Jawabnya sekenanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Setia R
dua iklan untuk mu!
2023-08-30
1
Setia R
👍👍👍👍👍👍👍
2023-08-30
1
Refnida Fitri
haha hajar terus beranak pinak ayo demen apa suka sih kayak nya bagus deh punya banyak anak kalau bapak nya kaya
2022-11-28
1