"Duduk saja disini, biarkan aku saja yang membereskan semuanya ini..."Kata Moranno pada istrinya.
"Tidak, mulai sekarang aku akan membantu." Kata Yurina sambil turut membereskan peralatan makan diatas meja.
"Aku takut kau terpeleset." Kata Moranno lagi.
"Aku akan berhati - hati."
"Bila dilakukan bersama bukankah akan segera selesai." Kata Yurina lagi.
"Baiklah...." Moranno membiarkan Yurina membantunya.
Moranno melihat Yurina melakukan semua itu dengan sangat cekatan, terlihat bahwa wanita yang dia nikahi itu sangat terbiasa dengan kegiatan dapur.
"Sudah selesai.... Ayo, kita beristirahat dulu." Kata Moranno menggandeng tàngan isterinya ke kamar mereka.
"Mawarku..." Kata Yurina sambil berbalik mengambil vas bunga yang ada di atas meja makan.
"Biarkan aku membawanya." Kata Moranno sambil mengulurkan tangannya.
Yurina lalu memberikan vas bunga mawar pada Moranno, keduanya lalu berjalan beiringan menaiki anak - anak tangga menuju ke kamar mereka.
"Beristirahatlah dahulu ...." Kata Moranno pada isterinya saat memasuki kamar mereka, sambil meletakan vas bunga mawar diatas meja rias.
Moranno lalu duduk di sofa dan mulai membuka laptopnya siang itu. Ia mulai memeriksa laporan yang di kirim oleh asisten Rudi.
Waktu berjalan hingga sore tiba, Yurina yang terbangun dari tidur siangnya masih melihat Moranno sibuk dengan laptopnya.
Ia segera turun menuju dapur dan membuatkan sesuatu untuk Moranno.
Tak lama Yurina sudah berada di kamar dan memberikan segelas teh herbal pada suaminya.
"Terima kasih..." Moranno langsung meminum tehnya.
"Kapan kau membuatkannya? Aku tak melihatmu turun." Katanya sambil meletakan gelas tehnya yang telah ia minum setengahnya.
"Kau sangat sibuk dengan pekerjaanmu, jadi tak melihatku turun." Kata Yurina pada suaminya.
"Lanjutkanlah pekerjaanmu, aku akan menyiapkan makan malam kita." Kata Yurina sambil beranjak menuju pintu.
"Aku akan menemanimu...." Kata Moranno sambil berdiri.
"Tidak... lanjutkan saja pekerjaanmu, nanti aku akan memberitahumu bila sudah selesai." Kata Yurina sambil menutup pintu kamar tanpa menunggu jawaban Moranno suaminya.
Di dapur Yurina segera mengeluarkan bahan - bahan yang akan dia olah untuk santapan malam mereka dari dalam lemari pendingin.
Ia membersihkan semua bahan yang akan ia olah, memotong - motong sayuran, dan membuat bumbu untuk dagingnya.
Dilakukannya dengan cekatan, sehingga selesai dengan cepat.
Ditatanya menu - menu hidangan diatas meja dengan rapi.
Letak piring, sendok, garpu dan juga pisau yang saling bertautan.
Buah - buahan segar diletakan pada sisi vas bunga mawar yang baru mereka petik.
Yurina juga menyalakan dua lilin dan meletakannya ditengah - tengah meja makan.
Setelah semuanya telah siap, Yurina segera naik ke lantai atas menuju ke kamar mereka.
Ia melihat Moranno masih sibuk didepan laptopnya.
"Mandilah dahulu, setelah itu kita akan malam bersama." Kata Yurina pada Moranno.
"Mandilah terlebih dahulu, aku akan menyelesaikan pekerjaan ini sebentar lagi." Kata Moranno pada isterinya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
Yurina lalu bergegas ke kamar mandi sekalian membawa pakaian gantinya.
Didalam kamar mandi ia kembali melihat kelopak - kelopak mawar yang bertaburan di seluruh area kamar mandi.
Yurina melihat semuanya serasa ajaib baginya. Pasalnya kelopak - kelopak mawar itu selalu diganti yang baru setiap kali ia masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Seperti biasa Yurina mengagumi dan menikmati sensasi aroma kelopak - kelopak mawar itu.
Namun kali ini ia tidak berendam di bathtub terlalu lama seperti biasanya karena ia dan suaminya akan segera makan malam bersama.
Yurina keluar dari kamar mandi sudah berpakaian rapi.
Moranno yang melihatnya segera meninggalkan laptopnya dan mendekati Yurina yang telah duduk didepan meja rias.
" Biarkan aku saja yang menyisir rambutku sendiri, supaya kau bisa segera mandi." Kata Yurina pada suaminya.
"Tidak, aku saja yang melakukannya."
" Aku suka melakukannya." Kata Moranno sambil menyisir rambut isterinya seperti biasa, hingga mengeringkannya menggunakan hairdryer.
"Sudah selesai." Kata Moranno lagi sambil meletakkan alat pengering rambut ditempatnya.
Moranno segera masuk ke kamar mandi setelah menyelesaikan kegiatannya mengurus isterinya.
Tak membutuhkan waktu lama Moranno telah menyelesaikan ritual mandinya. Ia berjalan menuju lemari pakaian lalu mengenakan pakaiannya disana.
Yurina yang sedang duduk bersandar di headboard tempat tidur sambil membaca buku tentang ibu hamil, segera menutup kedua matanya.
Moranno yang menyadari hal itu dengan buru - buru menyelesaikan kegiatannya.
"Ayoo kita turun...." Kata Moranno mendekati Yurina yang masih memejamkan matanya dibalik buku yang sedang dibacanya.
Moranno yang mendengar suara suaminya segera membuka matanya dan bangkit dari tempat tidur.
Lalu keduanya keluar dari kamar dan berjalan beiringan menuruni anak - anak tangga menuju ke meja makan.
Mata Moranno sempat terbelalak sejenak saat melihat meja makan, ia lalu memandang Yurina yang sedang mempersilahkannya duduk di kursinya.
"Apakah kau yang menyediakan ini semua?"
Tanya Moranno seperti tak percaya.
Yurina hanya menganggukan kepalanya, sambil menduduki kursi berhadapan dengan Moranno suaminya.
Yurina lalu mengambil piring dihadapan Moranno lalu memasukan menu - menu makanan yang ia olah. Setelah terisi cukup ia meletakan kembali dihadapan Moranno.
Kemudian Yurina mengisi piringnya sendiri dengan menu - menu yang ada di atas meja hingga dirasa cukup lalu meletakan kembali dihadapannya sendiri.
"Ayoo, nikmati makanannya..." Kata Yurina pada Moranno.
Moranno lalu memotong steak daging di piringnya menggunakan pisau yang telah disiapkan Yurina, lalu mencicipinya, dan mengunyah dengan perlahan - lahan.
Yurina memandangnya dengan was - was, dan agak ragu bertanya.
"Bagaimana......?" Yurina tetap menatap wajah Moranno yang masih saja terdiam mengunyah steak daging dalam mulutnya hingga habis tertelan.
"Enak...." Jawabnya datar.
"Matangnya cukup, bumbunya juga lezat." Sambil mengangguk - anggukkan kepalanya perlahan.
Yurina lalu bernapas lega.
"Lalu sayurnya...." Tanya Yurina lagi saat melihat Moranno mengambil sayuran dan memasukan kedalam mulutnya.
Morano mengunyahnya juga perlahan - lahan hingga menelannya habis.
"Enak...." Jawabnya singkat.
"Rupanya kau pandai juga memasak." Kata Moranno sambil melanjutkan makannya.
"Aku belajar dengan sahabatku Lisa, ia berkerja di restoran, begitu juga dengan menata hidangan."
Moranno hanya mengangguk - anggukan kepalanya saat mendengar penuturan Yurina isterinya.
Mereka berdua lalu menikmati makan malam mereka dengan tenang tanpa suara.
"Boleh aku tambah...." Tanya Moranno sambil memandang isterinya.
"Tentu saja..." Yurina segera mengambil piring Moranno dan segera mengisinya kembali hingga cukup.
Lalu ia meletakan lagi piring yang telah diisinya dihadapan Moranno.
Moranno kembali menikmati makanannya dengan tenang hingga tak tersisa di piringnya.
Yurina yang juga telah menyelesaikan makan malamnya segera meminum vitamin dan segelas susunya seperti biasa.
"Aku akan membantumu membereskan semuanya ini." Kata Moranno sambil bangkit dari kursinya.
"Tidak, biarkan aku saja yang melakukannya, duduklah saja disini." Kata Yurina sambil berdiri.
Yurina lalu membereskan meja dan membawa peralatan makan untuk dibersihkan.
Moranno memperhatikan segala gerak gerik yang dilakukan Yurina dari tempat duduknya, wanita itu melakukan semuanya dengan cekatan, hingga akhirnya sèlesai.
"Sudah selesai?" Tanya Moranno saat Yurina datang mendekatinya.
Yurina hanya mengangguk.
"Ayoo, kita kembali kekamar..." Kata Moranno sambil menggandeng tangan Yurina dengan lembut.
Keduanya menàiki anak - anak tangga secara perlahan menuju kamar mereka.
"Kau tidurlah terlebih dahulu, aku masih melanjutkan pekerjaanku yang belum rampung." Kata Moranno sambil menuju sofa dimana laptopnya berada.
"Apakah pekerjaanmu masih banyak?" Tanya Yurina yang duduk dipinggir tempat tidur.
"Iya..." Jawanya singkat.
"Kalau begitu, mengapa kita tidak segera pulang saja, supaya kau dapat melakukan pekerjaaanmu dengan baik dikantor." Kata Yurina memberikan idenya.
"Waktu kita masih ada dua hari disini, aku pun masih ada agenda di tempat ini besok bersamamu."
"Setelah ini, mungkin akan sulit mendapatkan waktu cuti." Terang Moranno.
"Bukankah kau CEO nya, mungkin mudah saja bagi mu mengatur waktu liburmu."
"Seandainya bisapun, aku tak akan melakukannya, karena semuanya sudah terjadwal, bila salah satu jadwal saja meleset, akan berpengaruh pada jadwal - jadwal lainnya."
"Sebagai pemimpin, kita harus menjadi contoh dalam segala hal apapun itu."
"Tidak bisa sesuka hati." Tambahnya lagi.
Yurina tertegun mendengar penuturan yang disampaikan suaminya itu.
"Tidurlah, kau harus punya waktu istirahat yang cukup, supaya perkembangan janinmu juga baik." Kata Moranno lagi.
Yurina pun berbaring ditempat tidur dan menaikan selimutnya hingga ke lehernya, hanya wajahnya saja yang masih terlihat.
Moranno kembali tenggelam dalam kesibukkannya, sesekali jari - jemarinya mengutak - atik keyboard pada laptopnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Setia R
satu iklan satu bunga hanya untukmu!
2023-09-03
1
Noviyanti
romantisnya
2022-11-29
1
Refnida Fitri
aku ni juga ni like like you thor dan jgn lupa like like me to thor ..ini nnt ku lanjut lg yah thor baca nyicil
2022-11-28
2