"Tuan, pagi ini kita ada janji diruang meeting dengan tuan Harry jam 10 pagi." Suara Asisten Rudi dari sambungan telepon.
"Saya sudah di kantor, segera persiapkan berkasnya." Jawab Moranno.
"Baik tuan." Jawab Asisten Rudi dan menutup telponnya.
Moranno yang datang lebih pagi dari biasanya masuk ke dalam lift pribadinya menuju ruang kerjanya di lantai tujuh.
Suasana kantor masih sangat sepi, hanya para cleaning service yang terlihat membersihkan setiap sudut yang ada sebelum pegawai lainnya datang.
Saat pintu lift nya terbuka, kain pel tiba - tiba menggosok wajah tampan Moranno tanpa ampun.
"Apa yang kau lakukan... !" Bentak Moranno .
"Apa kau tidak lihat... ini wajah manusia, huh...!"
"Bukan tembok..."
Moranno yang tak menyangka hal itu terjadi pada nya merasa sangat kesal, sambil menyeka wajahnya dengan sapu tangan dari saku celananya.
"Ma... maafkan saya tuan...."
"Saya tidak sengaja...." Kata cleaning service tersebut yang juga terkejut dengan apa yang ia lakukan.
"Sa.... saya sedang membersihkan pintu lift ini."
Moranno yang mendengar perkataan pegawai cleaning service itu sangat familiar dengan suaranya, ia lalu memperhatikan wajah yang didepannya dengan seksama.
"Kau... kau lagi..." kata Moranno terkejut.
"Kau ceroboh sekali...huh..."
Moranno nampak geram karena setiap bertemu gadis itu ada saja insiden yang terjadi pada dirinya.
Yurina pun tidak kalah terkejut, ternyata orang yang telah ia gosok wajahnya dengan kain pel adalah Moranno, orang yang pernah menidurinya dan sekaligus bos nya. Ia tidak pernah melupakan kejadian itu setiap harinya.
Tubuh Yurina langsung gemetar dan tiba - tiba lunglai dan ambruk seketika.
Spontan Moranno menangkapnya supaya kepalanya tidak terbentur ke lantai.
"Aakkkhh..."
"Kenapa gadis ini begitu lemah..."
"Selalu saja pingsan setiap aku bertemu dengan nya." Kata Moranno frustrasi.
Moranno menoleh kekanan dan kiri, karena masih sepi, ia akhirnya menggendong gadis itu dengan kedua tangan nya masuk ke ruang kerja nya, dan membaringkan nya di sofa.
"Dokter Herman, tolong datang ke Agatsa Properti Grup sekarang." Kata Moranno dari sambungan ponselnya.
Selesai menelpon Moranno terduduk di meja kerjanya, sambil melihat gadis cleaning service yang terbaring disofa dengan tidak sadarkan diri.
Tok... tok... tok...
"Masuklah..."
Asisten Rudi yang masuk ke ruangan itu langsung memberi hormat dengan menundukan kepalanya.
Matanya tak sengaja melihat ada tubuh seseorang terbaring di sofa tamu.
"Kenapa nona Yurina tertidur disini tuan?"
"Dia pingsan lagi..."
"Sebentar lagi Dokter Herman tiba untuk memeriksanya."
"Aneh, setiap aku bertemu dengan nya, selalu saja dia pingsan." Kata Moranno masih sedikit kesal.
Asisten Rudi tersenyum tertahan, namun terlihat Moranno.
"Mèngapa kau tersenyum?"
"Apa kau mengataiku dalam hatimu?" Kata Moranno tidak suka.
"Saya tidak berani tuan." Kata asisten Rudi seraya menundukan kepala nya dengan hormat.
"Cepat... Mana berkas untuk pertemuan kita hari ini bersama tuan Harry."
"Ini tuan." Asisten Rudi menyerahkan berkas yang telah ia persiapkan.
"Kenapa kau bau sekali...." Kata Moranno sambil menutup hidungnya.
"Ganti Parfum mu." Kata Moranno lagi sekenanya saja.
"Ini Parfum yang biasa saya pakai tuan." Asisten Rudi sambil mengendus - endus pakaiannya sendiri.
"Tapi parfummu membuat ku mual." Kata Moranno lagi.
"Berdiri di sudut sana." Perintah Moranno.
Asisten Rudi menurut saja, walau merasa tak terima, ia tetap pergi berdiri di sudut ruangan.
Tok... tok... tok...
"Masuklah..."
"Tuan Moranno..." Dokter Herman menyapa dengan hormat seraya mendudukan kepalanya.
Dokter Herman sempat melirik ke arah asisten Rudi yang berdiri di sudut ruangan, ia merasa aneh apa yang dilakukan Asisten Rudi berdiri mematung.
"Bukankah gadis ini yang saya periksa bulan lalu?" Kata dokter Herman sambil memeriksa kondisi Yurina.
Dokter Herman mengerutkan keningnya. Ia kembali mengulang pemeriksaan secara lebih teliti.
"Tuan Moranno...."
"Pegawai anda ini kekurangan gizi..."
"Dan juga ia sedang mengandung." Dokter Herman memberi penjelasan tentang pemeriksaannya.
"Apaaa....?!" Moranno terkejut mendengar hasil pemeriksaan dokter Herman.
Dokter Herman juga ikut terkejut mendengar suara Moranno yang setengah berteriak, begitu pun dengan asisten Rudi.
"Sarankan pada nona Yurina supaya ia segera memeriksakan diri ke Dokter kandungan."
"Dan yang lebih penting, gizinya harus segera di perbaiki, karena sangat berpengaruh pada bayi yang ada dalam kandungannya." Tambah sang Dokter.
"Dokter..."
"Mengapa anda juga bau seperti asisten Rudi."
Kata Moranno sambil terburu - buru ke toilet.
"Hueeekk... hueeekk... hueeekk.."
Dokter Herman dan asisten Rudi saling berpandangan melihat tingkah aneh sang CEO.
Dokter Herman mengendus - endus pakaiannya, merasa kurang nyaman atas perkataan Moranno yang mengatakan ia bau.
Moranno yang telah selesai dari toilet langsung menggunakan masker nya.
"Tuan Moranno, bila sudah tidak ada lagi yang diperlukan, saya permisi." Pamit sang Dokter.
"Baiklah... Terima kasih Dok."
Dokter Herman memberi hormat dengan menundukan kepalanya, lalu bergegas pergi.
"Asisten Rudi, panggil ibu Sari kemari." Perintah Moranno.
"Bu Sari.... segera ke ruang tuan Moranno." Kata asisten Rudi dari sambungan telepon diruangan Moranno.
"Baik asisten Rudi." Jawab ibu Sari dari seberang sambungan telepon.
Tak menunggu lama, ibu Sari pun tiba, dan memberi hormat dengan menundukan kepala saat masuk ke ruang Moranno.
"Bu Sari, tolong anda menemani nona Yurina sampai ia sadarkan diri."
"Selepas makan siang antarkan dia ke Agatsa Hospital." Perintah Moranno.
"Baik tuan." Jawab ibu Sari singkat.
Tok... tok... tok...
"Masuklah..." Kata Moranno.
Sekretaris Fhani masuk dan memberi hormat dengan menundukan kepalanya.
"Ruang mèeting sudah siap tuan, tuan Harry sudah tiba bersama sekretarisnya."
"Terima kasih."
Moranno dan Asisten Rudi segera bergegas menuju ruang meeting.
"Asisten Rudi, cari tau semua tentang nona Yurina, dan beri laporannya segera." Perintah Moranno pada asisten Rudi.
"Baik tuan," Jawab asisten Rudi.
Moranno dan asisten Rudi pun tiba di ruang meeting.
"Selamat pagi tuan Harry." Sapa Moranno sambil berjabat tañgan.
"Selamat pagi tuan Moranno, asisten Rudi." Tuan Harry membalas sapaan sambil menerima jabat tangan dari Moranno dan asisten Rudi .
"Bagaimana, apakah kita bisa mulai pertemuan ini sekarang?" Tanya Moranno.
"Mohon tunggu sebentar tuan, sekretaris saya masih di toilet." Kata tuan Harry.
"Baiklah." Ucap Moranno.
Tak lama pintu ruang meeting terbuka. Seorang wanita peroaras cantik dan seksi masuk dengan menebarkan senyumannya.
"Gandis.... " Ucap lirih Moranno namun masih terdengar ditelinga tuan Harry.
"Anda mengenal sekretaris saya tuan Moranno?" Tanya tuan Harry penasaran.
"Benar, saya dan tuan Moranno satu almamater." Jawab Gandis dengan senyumannya.
Moranno hanya terdiam.
"Baik tuan Harry, apa kita bisa mulai sekarang." Ucap Moranno tanpa berbasa-basi.
"Silahkan tuan Moranno." Tuan Harry mempersilahkan.
"Dari penawaran yang telah Agatsa Propeŕti Grup sampaikan berkas - berkasnya satu bulan yang lalu, mungkin ada hal yang bisa tuan Harry sampaikan pada pertemuan kita hari ini?"
"Kami sudah mempelajari semua penawaran yang di tawarkan Agatsa Properti Grup, mulai dari penataan gedung, eksterior dan interiornya, sampai rencana anggaran biayanya."
"Pihak Sugara Semesta Grup memutuskan untuk berkerja sama dengan Agatsa Properti Grup." Kata tuan Harry.
"Terima kasih tuan Harry, semoga kerjasama ini berjalan baik. " Kata Moranno sambil berjabat tangan dengan tuan Harry.
"Dan jadwal selanjutnya akan segera diatur asisten Rudi." Kata Moranno menambahkan.
"Baik tuan Moranno, saya harap demikian."
Tuan Harry dan sekretarisnya Gandis lalu berpamitan meninggalkan ruang meeting.
"Asisten Rudi, segera temukan semua tentang nona Yurina seperti yang kuminta tadi." Kata Moranno mengingatkan.
"Dan segera laporkan pada ku."
"Baik tuan."
Assisten Rudi yang mendapat perintah segera mengutak - ngutik handphone nya dan mulai menghubungi kontak - kontak yang ada dalam daftarnya.
Moranno pun juga menghubungi seseorang, lalu ia segera meninggalkan gedung perkantoran Agatsa Properti Grup dengan mobilnya.
"
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
neng ade
Yurina hamil semoga Morano mau bertanggung jawab
2025-03-23
1
Setia R
Morano muntah gara gara hamil, Zusya muntah karena tahi ayam. wkwkwk
2023-07-28
1
Setia R
nah tuh, rasain!
2023-07-28
1