Jam tujuh pagi, Moranno telah berdiri didepan pintu ruang inap. Yurina yang sedang menikmati sarapan paginya ditemani dokter Rosalie terkejut dan merasa tak nyaman melihat kehadiran majikannya itu.
Dokter Rosalie menghampiri Moranno dan memintanya menunggu di luar hingga Yurina selesai sarapan.
"Habiskanlah sarapanmu nona, bayimu membutuhkan asupan gizi yang cukup."Dokter Rosalie berkata sambil tersenyum lembut.
Yurina yang mendengar apa yang disampaikan dokter berusaha menghabiskan makanannya.
"Nona Yurina..." Dokter Rosalie berkata lagi dengan hati - hati saat melihat Yurina telah menyelesaikan sarapannya.
"Sebaiknya pagi ini kita harus bertemu dengan Moranno untuk bicara."
"Saya merasa tak nyaman bertemu dengan tuan Dok..."
"Saya memahami perasaanmu nona....
Tapi kau dan Moranno harus bicara, karena kau sedang mengandung anaknya. Semuanya sudah kujelaskan tadi malam padamu nona."
"Bayi yang kau kandung itu punya ayah, dan ayahnya adalah Moranno." Kata dokter Rosalie sambil memandang wajah gadis didepannya.
Yurina tak dapat berkata - kata lagi, ia hanya bisa menganggukan kepalanya.
Dokter Rosalie lalu memanggil Moranno dan mempersilahkan sahabatnya itu untuk masuk.
"Baiklah... saya akan keluar dulu, supaya kalian berdua ada kesempatan untuk bicara."
Dokter Rosalie berdiri untuk segera pergi, namun Yurina buru - buru memegang lengannya supaya ia tetap tinggal.
"Dokter disini saja." Ucap gadis itu lirih seraya menatap sang dokter.
Dokter Rosalie memandang kearah Moranno untuk meminta persetujuan dan di balas anggukan oleh pria itu.
"Nona Yurina...." Moranno memulai pembicaraan.
"Aku minta maaf padamu atas kejadian malam itu."
"Aku tak sengaja melakukannya, karena aku berada dibawah rangsangan obat yang di campur seseorang dalam minumanku saat pesta ulang tahun perusahaan."
"Atas semua kesalahan itu, aku akan mempertanggung jawabkannya.... "
"Aku mohon... Bersedialah menikah denganku, demi anak yang ada dalam kandunganmu." Katanya dengan memandang Yurina yang ada didepannya.
Yurina memberanikan diri melihat ke dalam mata pria itu, dan ia melihat ada kesungguhan disana.
Lalu Yurina beralih memandang wajah Dokter Rosalie seolah meminta persetujuan.
Dokter Rosalie hanya menganggukan kepalanya memberi isyarat.
Yurina pun menganggukan kepalanya secara perlahan mengisyaratkan bahwa ia setuju akan apa yang dikatakan Moranno padanya.
***
Lima minggu kemudian...
Senja itu, suasana yang begitu sejuk di villa milik Moranno yang jauh dari pusat keramaian, terletak dipinggiran kota.
Dekorasi bernuansa putih salju, dipadu rumput dengan kontur lereng bukit yang landai menghijau dan beraneka warna bunga ditaman villa itu yang tertata rapi disisi selatan villa.
Musik mengalun lembut membuat suasana menjadi romantis dan tetap terasa sakral.
Ya, asisten Rudi dan sekretaris Fhani yang dipercayakan Moranno mengurus dan menyiapkan semua acara sang CEO dengan mengambil tema 'Pesta Taman'.
Terlihat Moranno dan Nyonya Agatsa tengah menemani para undangan yang telah hadir.
Undangan hanya di hadiri para kerabat dan sahabat - sahabat terdekat Moranno, para pemilik saham, dan para owner perusahaan yang sedang menjalin kerja sama dengan Agatsa Properti Grup.Tak ketinggalan juga Lisa, sahabat Yurina juga turut hadir.
Moranno yang mengenakan kemeja putih dipadu dengan tuksedo berwarna biru cerah menambah ketampanannya sebagai mempelai pria disenja itu.
Alunan lagu Beautiful in White mulai menggema dan mengiringi dengan lembut tatkala dari pintu villa yang terbuka tampak mempelai wanita ditemani dokter Rosalie dan Ibu Sari mulai menuruni tangga villa.
........
Song as long as I live i'll love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day i'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
Semua pandangan mata hadirin tertuju ke arah datangnya mempelai wanita yang mengenakan gaun putih panjang yang menyapu setiap langkah kakinya yang menuruni anak tangga demi anak tangga villa dengan anggun menuju ke Pesta Taman.
Pandangan Moranno tak teralihkan pada sosok sang mempelai wanita bergaun putih. Ia terlihat berbeda, sangat berbeda penampilannya saat menggunakan seragam cleaning servicenya. Tatapannya terkunci pada wajah yang ditutupi kerudung putih tipis hingga tiba di hadapannya. Degub jantungnya sudah berlomba tak seirama.
"Moranno... Moranno... MORANNO... " Moranno tersadar saat mendengar Dokter Rosalie memanggil namanya berulang - ulang.
Semua hadirin tersenyum saat melihat sang CEO Agatsa Properti Grup terlihat canggung dan gugup. Hal yang wajar dialami setiap mempelai dimoment sakral seperti itu.
Moranno pun meraih tangan mempelai wanitanya dan menggandengnya menuju altar.
Acara demi acara berjalan khidmat hingga prosesi penanda tanganan surat nikah.
Semua hadirin memberi ucapan selamat pada kedua mempelai. Acara dilanjutkan dengan resepsi, dan semua undangan sangat menikmati hidangan makan malam di pesta pernikahan itu.
***
Setelah semua undangan kembali, suasana villa menjadi sepi, hanya tersisa Moranno dan Yurina yang telah sah menjadi suami isteri, dan beberapa pelayan yang mengemasi segala properti acara pernikahan mereka.
Moranno membawa Yurina ke satu villa khusus yang bangunannya terpisah dengan bangunan villa yang lain.
Yurina, yang baru pertama kali menginjakan kakinya ditempat seindah dan semewah villa khusus milik Moranno mengedarkan pandangannya berkeliling, sehingga ia tertinggal dibelakang Moranno saat berjalan.
Moranno yang menyadari Yurina tertinggal dibelakangnya, berhenti untuk menunggunya, ia menoleh dan melihat gadis itu berputar - putar ditempat ia berdiri sambil memandang kagum tempat itu.
"Ia terlihat polos, apa adanya.... Kemana perginya keanggunannya tadi saat di pesta," Moranno tersenyum kecil saat mengatakan hal itu dalam hatinya.
"Apa kau masih ingin tetap disini, ini sudah larut malam? Aku ingin beristirahat." Kata Moranno setelah sekian lama ia memperhatikan Yurina yang tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri.
"Ahh... Iya tuan, maafkan saya..." Ujar Yurina yang baru menyadari keudikkannya.
Yurina lalu mengikuti langkah kaki Moranno menaiki setiap anak tangga menuju lantai atas villa.
Sampai didepan pintu, Moranno mengeluarkan anak kunci dari saku celananya dan membuka pintu itu lebar - lebar.
"Itu kamar mandi, bersihkan dirimu dan segera beristirahatlah, jaga kesehatanmu dan kandunganmu."
"Aku akan mengerjakan sesuatu sebentar, lalu kembali lag kemari."
"Apa kita tidur dalam satu kamar ini tuan?"
"Iya, kenapa?" Tanya Moranno aneh.
""Apa kau lupa kita baru saja menikah dan sah menjadi suami isteri?" Tambahnya lagi.
"I.... Iya, maafkan saya tuan." Kata Yurina gugup.
"Satu lagi.... "
"Jangan Panggil aku tuan."
"Panggil aku.... SUAMI ku."
"Kau bukan pegawai cleaning serviceku lagi."
"Kau.... ISTERI ku, apa sudah jelas sampai disini?" Kata Moranno dengan penuh penekanan.
"I... Iya jelas..." Yurina bertambah gugup.
"Coba, panggil aku seperti yang ku katakan tadi." Kata Moranno sambil menyilangkan kedua tangannya didadanya.
Mulut gadis itu seakan terkunci, ia tak mampu mengucapkannya.
Moranno menunggu Yurina mengatakan apa yang ia katakan sambil tetap menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.
"Ayo... katakan...." Desak Moranno menatap wajah Yurina yang masih terpaku didepannya.
"I... Iya tuan.... Suami ku."
"Tidak pake tuan... Cukup katakan suamiku."
"I... Iya..."
"Ayo katakan." Desak Moranno.
"Suamiku." kata gadis itu dengan hati - hati.
"Bagus, pinter isteriku." Kata Moranno menyunggingkan sedikit senyuman diujung bibirnya.
"Ingat, bila salah menyebutkannya, kau akan mendapatkan hukuman dari suamimu."
Setelah menyampaikan semua petuah - petuah itu, Moranno bergegas keluar dari kamar itu.
"Uhhhh... Apa sesulit ini jadi isteri." Yurina bergumam sambil menutup kamar itu setelah Moranno menghilang dari pandangannya.
Yurina mengedarkan pandangannya menyapu semua sisi ruangan kamar itu, terlihat begitu luas. Cat warna putih mendominasi kamar tidur itu. Tempat tidur lebar dengan sprei warna peach dan selimut dengan gambar bunga mawar.
Yurina berjalan ke arah kaca bening lebar untuk menutup tirai, sofa panjang ada disana untuk duduk bersantai.
Beberapa alat kosmetik wanita ada diatas meja rias. Setelah melihat semuanya itu Yurina lalu masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu, untuk membersihkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
neng ade
Alhamdulillah.. Moranno akhirnya menikahi Yurina.. semoga langgeng sampai maut memisahkan dan bahagia selalu
2025-03-23
1
Noviyanti
syukur si morano mau tanggung jawab
2022-11-19
1
Fira Ummu Arfi
tinggalin jejak yg banyak di novelku yaa kakkk, mksh😍😍
2022-08-23
2