"Kalau sudah tidak ada lagi yang dibicarakan, aku izin pamit," kata Pak Dobagnus yang berada di atas kemudi kereta kuda.
"Oh iya, silahkan pak," balas Cain. Pria tua itupun pergi melanjutkan perjalanannya.
Setelah kepergian sang kepala desa, Cain mencoba mengajakku untuk berkunjung ke suatu tempat. "Baiklah. Mari kita mulai kunjungan kita ke tempat yang pertama. Ikuti aku!" Ajak pria itu yang mulai berjalan ke arah yang sama dengan arah Pak Dobagnus pergi, dengan aku yang berjalan tidak jauh di belakangnya.
Kami berjalan tidak terlalu lama sampai tiba di area perbatasan Doritto. Kenapa aku begitu yakin bahwa itu adalah area perbatasan? Karena aku mendapati semacam tembok kayu yang membentang panjang, yang bahkan sepertinya membentang sampai mengelilingi desa ini.
"Tembok kayu itu, mengapa terdapat cawan-cawan api yang cukup besar di atasnya?" Tanyaku setelah memperhatikan nyala api yang terdapat pada bagian atas masing-masing pilar tembok.
"Itulah yang menjaga penduduk Doritto tetap aman ketika bepergian ke luar rumah. Wilayah yang mengelilingi Doritto sendiri merupakan wilayah hutan misterius yang konon kabarnya terdapat iblis mengerikan di dalamnya. Para pendiri desa dahulu memutuskan untuk membuat tembok dengan pilar api yang mengelilingi desa ini, dengan tujuan agar iblis yang mengerikan tidak dapat masuk ke wilayah desa," jawab Cain yang menerangkan awal mula dibangunnya tembok tersebut.
Apa-apaan itu? Jawaban yang dia berikan membuat dia seakan sudah hidup lama di dunia ini. Realitas yang ada rupanya sungguh luar biasa dan mengerikan.
"Apakah ada yang pernah diserang oleh iblis di luar desa?" Tanyaku lagi.
"Tentu ada. Bahkan tidak ada yang selamat setelahnya," jawab Cain.
"Lantas, jika tahu seperti itu. Mengapa Pak Dobagnus melakukan perjalanannya ke luar desa dengan begitu santai tadi? Oh iya, kemarin Fuzz dan satu orang lagi juga melakukan perjalanan ke luar desa bukan?"
"Pak Dobagnus, Fuzz, dan Laka dapat keluar dari Doritto karena mengenakan kalung perak pemberian Kerajaan Arawihala. Kalung tersebut sendiri hanya diberikan kepada orang-orang tertentu pada masing-masing daerah. Aku juga memilikinya ngomong-ngomong."
Cain menarik keluar kalung perak miliknya dari dalam baju zirah yang dia kenakan.
Saat pertama kali melihat kalung tersebut, entah mengapa mataku langsung tersorot pada simbol kepala kambing yang menggantung pada rantai kalung itu. Apapun makna yang ada di dalamnya, aku tidak ingin menanyakan perihal itu sekarang. Yang barusan kulihat benar-benar membuatku ketakutan.
"Kau harus tahu kalau kalung perak ini bahwasannya tidak memberikan kami perlindungan secara penuh dari serangan para iblis, melainkan hanya meminimalisir kemungkinan kami diserang oleh mereka saja, seperti itu," ujar Cain yang kemudian memasukan kembali kalung perak tersebut ke dalam baju zirahnya.
Percakapan yang kami lakukan barusan, sejatinya berlangsung di depan pintu gerbang desa. Serupa dengan tembok yang menghimpitnya, pintu gerbang tersebut juga terbuat dari kayu-kayu yang sepertinya dapat bertahan hingga puluhan tahun.
Apakah dengan hanya mengandalkan pilar-pilar ini merupakan solusi pertahanan yang tepat bagi Doritto? Bagaimana jika hujan turun nantinya? Api-api tersebut tentu akan padam bukan?
Banyak hal yang masih ingin kutanyakan pada Cain. Tetapi, aku tidak enak jika harus melontarkan pertanyaan padanya secara terus-menerus. Aku mungkin akan lanjut bertanya kepadanya pada kesempatan lain. Toh kemungkinanku untuk tinggal lama di desa ini juga sangat besar.
...###...
Intermeso:
Rata-rata usia Beruang Coklat adalah 25 tahun. Di alam liar Beruang tertua yang pernah ditemukan berusia sekitar 37 tahun.~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Leader
klo aku jadi iblis di sana, bakal ku bakar tuh pagar kayu😂
2021-12-28
1
anggita
boom like 👌👍 mnancap.
2021-12-07
1
Bawang
Dari namanya aja Cain memang sudah mencurigakan 😌😌
2021-11-29
1