Perjalanan Dinas

Aku berlari melintasi jalan tanah pedesaan yang agak berlumpur. Walaupun Cain memberikanku sepasang pakaian baru, tetapi dia tidak memberikanku alas kaki ataupun sendal untuk berjalan-jalan di desa. Alhasil, sepatuku lah yang harus dikorbankan dalam situasi seperti ini.

Belum jauh dari rumah Elina aku berlari, aku kemudian berhenti dan menyadari sesuatu. "Tunggu dulu. Kenapa aku berlari?" Tanyaku yang heran akan tindakanku sendiri.

"Apa aku berlari karena merasa kesal pada Aelius? Atau aku berlari hanya karena tidak kuat melihat wajah cantik Elina? Dia sangat cocok dengan pakaian itu!" Kataku dengan terengah.

"Pada akhirnya aku hanyalah seorang remaja pemalu yang tidak tahan dengan cinta..."

Di tengah kelelahan yang timbul, sebuah kereta kuda tiba-tiba melintas secara pelan di belakangku. Dengan suara keras, orang yang sedang mengendarai kereta tersebut, pun memanggil, "Hei Jion!"

Aku sontak menoleh ke arah sumber suara dan mendapati bahwa Pak Dobagnus lah yang ternyata barusan memanggilku. Aku lantas menyapanya, "Halo Pak Dobagnus. Selamat pagi!"

"Selamat pagi Jion. Kau mau pergi kemana sampai terengah seperti itu?" Tanya Pak Dobagnus.

Aku sendiri tidak tahu kemana tujuanku berlari. Mungkin aku harus mencari sebuah alasan yang dapat meyakinkannya.

"Uhmm. Aku sedang olahraga pagi pak," ucapku untuk meyakinkan pria tua itu.

"Tapi kau tidak terlihat seperti orang yang suka berolahraga," balasnya dengan heran.

"Jangan salah pak! Begini-begini aku merupakan orang yang cukup atletis di dunia asalku."

Aku terpaksa harus mengungkit perihal tempat asalku lagi. Alasan itu cukup masuk akal untuk digunakan dalam percakapan seperti ini, dan Pak Dobagnus sendiri sudah mengetahui kalau aku bukanlah berasal dari Kapaleos. Jadi, aku merasa tidak keberatan untuk mengatakan hal tersebut padanya.

"Dunia asalmu sepertinya merupakan dunia yang aneh jika menganggapmu sebagai seorang yang atletis," kata Pak Dobagnus sambil menggodaku.

"Hehehe."

Di tengah percakapan kami, tiba-tiba Cain muncul dari bagian belakang kereta kuda sambil berlari. "Kau ini, pagi-pagi sudah membuatku berolahraga saja!" Kesal pria itu padaku dengan kelelahan. Baju zirah yang ia kenakan sendiri nampaknya telah memberikan beban tambahan pada tubuhnya saat berlari.

Kalau dia adalah kesatria atau apapun itu, seharusnya dia sudah terbiasa untuk berlari sambil menahan beratnya baju zirah tersebut.

Aku pun meminta maaf padanya karena telah merepotkan, "Maafkan aku."

Cain yang sedang mengatur napas kemudian menyadari akan keberadaan Pak Dobagnus. Dia pun lantas menyapa sang kepala desa, "Selamat pagi Pak Dobagnus."

"Selamat Pagi Cain," balas Pak Dobagnus.

Pria tua itu kemudian bertanya, "Kalian rencananya akan pergi ke mana saja hari ini?"

"Aku rencananya akan mengajak Jion ke pilar-pilar api terlebih dahulu pak. Setelah itu, mungkin kami akan pergi ke tempat lain secara acak," jawab Cain.

"Hmmm. Okelah kalau begitu."

Sehabis mendengarkan balasan sang kepala desa, Cain mengambil giliran untuk bertanya, "Kalau aku boleh tahu, Pak Dobagnus sendiri mau pergi ke mana dengan mengendarai kereta kuda itu?"

Pak Dobagnus menjawab dengan santai, "Aku mau pergi untuk mendatangi pertemuan dengan salah satu orang dari Kerajaan Arawihala. Sepertinya persediaan minyak tanah yang akan diberikan pada Doritto harus dikurangi bulan ini."

"Itu bukan kabar yang baik," timpalku.

"Ya seperti itulah kehidupan kami, Jion," balas Pak Dobagnus.

Terpopuler

Comments

Leader

Leader

remaja yg pemalu dan tidak tahan akan cinta, pasti terinspirasi dariku yg persis seperti itu😌

2021-12-27

1

Bawang

Bawang

Otw jadi pejuang cinta ya Jion 😌🤭

Lanjooooet

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 •Api•
2 N•W
3 H•K
4 I•B
5 T•H
6 K•K•D
7 B•B
8 J•K•D
9 D•A
10 Arawihala & Aoana
11 Gudang
12 Sel untuk Iblis
13 Pagi di Doritto
14 Mengunjungi Aelius
15 Perjalanan Dinas
16 Tembok Pembatas & Pilar Api
17 Cawan yang Rusak
18 Kembali ke Rumah Elina
19 Pergi Mengambil Air
20 Mata Air
21 Tragedi di Mata Air
22 Kabut Sore
23 Berlari ke dalam Hutan
24 Percakapan Pertama {Past Story}
25 Area Beristirahat
26 Sepatu yang Terlepas
27 Menghindar & Menyerang
28 Perubahan pada Aelius
29 Kemarahan Serigala Bermata Satu
30 Pedang yang Bercahaya
31 Perpustakaan {Past Story}
32 Menghabiskan Waktu Bersama {Past Story}
33 Taman Belakang Sekolah {Past Story}
34 Cara yang Berbeda
35 Penjelasan Sang Kesatria
36 Surat Dobagnus
37 Surat Dobagnus #2
38 Sang Koruptor
39 Benedict & Herbert
40 Pasca Penolakan {Past Story}
41 Perbuatan Keji {Past Story}
42 Hidangan
43 Peringatan untuk Para Penduduk Desa
44 Memperingatkan Elina
45 Penduduk Sedang Diserang Tanpa Mereka Sadari
46 Salah Tingkah
47 Depan Pintu Gudang
48 Balai Desa
49 Tujuan Selanjutnya: Aoana
50 Seharian Tanpa Tidur
51 Kematian dalam Balai Desa
52 Satu-satunya Rumah yang Menyala
53 Tempat Penyimpanan Rahasia
54 Api Unggun
55 Pedang yang Tersimpan
56 Terpaksa
57 Tombak Bercahaya
58 Amarah Akibat Mengantuk
59 Retreat
60 Pengumuman
61 Mengecewakan
62 Yeur & Pealskal
63 ×Air×
64 U×K
Episodes

Updated 64 Episodes

1
•Api•
2
N•W
3
H•K
4
I•B
5
T•H
6
K•K•D
7
B•B
8
J•K•D
9
D•A
10
Arawihala & Aoana
11
Gudang
12
Sel untuk Iblis
13
Pagi di Doritto
14
Mengunjungi Aelius
15
Perjalanan Dinas
16
Tembok Pembatas & Pilar Api
17
Cawan yang Rusak
18
Kembali ke Rumah Elina
19
Pergi Mengambil Air
20
Mata Air
21
Tragedi di Mata Air
22
Kabut Sore
23
Berlari ke dalam Hutan
24
Percakapan Pertama {Past Story}
25
Area Beristirahat
26
Sepatu yang Terlepas
27
Menghindar & Menyerang
28
Perubahan pada Aelius
29
Kemarahan Serigala Bermata Satu
30
Pedang yang Bercahaya
31
Perpustakaan {Past Story}
32
Menghabiskan Waktu Bersama {Past Story}
33
Taman Belakang Sekolah {Past Story}
34
Cara yang Berbeda
35
Penjelasan Sang Kesatria
36
Surat Dobagnus
37
Surat Dobagnus #2
38
Sang Koruptor
39
Benedict & Herbert
40
Pasca Penolakan {Past Story}
41
Perbuatan Keji {Past Story}
42
Hidangan
43
Peringatan untuk Para Penduduk Desa
44
Memperingatkan Elina
45
Penduduk Sedang Diserang Tanpa Mereka Sadari
46
Salah Tingkah
47
Depan Pintu Gudang
48
Balai Desa
49
Tujuan Selanjutnya: Aoana
50
Seharian Tanpa Tidur
51
Kematian dalam Balai Desa
52
Satu-satunya Rumah yang Menyala
53
Tempat Penyimpanan Rahasia
54
Api Unggun
55
Pedang yang Tersimpan
56
Terpaksa
57
Tombak Bercahaya
58
Amarah Akibat Mengantuk
59
Retreat
60
Pengumuman
61
Mengecewakan
62
Yeur & Pealskal
63
×Air×
64
U×K

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!