D•A

...Dunia Asal...

Ruang tamu sang kepala desa terasa sepi. Hanya ada beberapa furniture kayu tua yang mengisi masing-masing sisi ruangan yang remang tersebut. Lantainya berupa kayu yang kokoh, dipoles agar tidak mudah rapuh akibat rayap yang berkeliaran. Hawa dingin yang berpusar di langit-langit pun seakan menambahkan kesan nyaman yang tiada tara. Aku ingin sekali tidur di sini, pikirku.

Kursi kayu yang memiliki alas bantal empuk menjadi tempat duduk yang kuambil, Pak Dobagnus pun menyesuaikan dengan duduk di seberangku pada jenis kursi yang sama. Kami dipisahkan oleh sebuah meja kayu berwarna coklat tua yang agak panjang di muka.

Sama seperti ruangan-ruangan lain, ruang tamu itu juga dilengkapi dengan beberapa lentera yang menyala cukup terang di tembok. Bayangan yang tercipta akibat bagian tubuh yang tidak tersentuh cahaya memberitahuku bahwa percakapan yang akan kami lakukan ini mungkin bisa menjadi sangat serius dalam sekejap.

"Pasti sulit untuk kalian, hidup dengan mengandalkan lentera-lentera ini," ucapku dengan prihatin setelah menengok ke seluruh ruangan.

"Ya bisa dibilang seperti itu. Tapi untungnya, kerajaan masih mau membantu kami dengan mengirimkan persediaan minyak tanah secara rutin," jawab pria tua itu berdasarkan pengalamannya sebagai kepala desa. Anehnya, dia memberitahukan hal tersebut dengan ekspresi yang murung, seakan dia telah dikecewakan oleh sesuatu yang berkaitan dengan persediaan minyak tanah seperti yang dia bicarakan.

Aku yang teringat akan perkataan Fuzz selama perjalanan ke sini langsung melontarkan pertanyaan penting kepada Pak Dobagnus. Berhubung dia sempat menyinggung soal "kerajaan", maka ini merupakan momen yang tempat untukku. "Aku tadi diberitahu oleh Fuzz bahwa di dunia ini terdapat kerajaan bernama Aoana, apakah-."

"Jadi benar dugaanku kalau kau bukan berasal dari dunia ini," potong Pak Dobagnus. Dia menatapku dengan tajam, menaikkan sedikit dagunya sambil memberi penilaian padaku.

Jantungku berdebar-debar sesaat dia mengatakannya. Tingkahku menjadi tidak karuan dan tak tentu arah setelah menyadari kesalahan dalam ucapan yang baru saja keluar dari mulutku. Aku hanya bisa menatap mata sang kepala desa dan tidak memberikan balasan apapun atas perkataannya barusan. Kerahasiaan merupakan hal yang penting jika berbicara soal 'misi khusus'.

"Jion. Aku tanya padamu. Apakah kau berasal dari dunia lain?" Tanya Pak Dobagnus dengan serius. Kini dia agak sedikit mengintimidasi. Tatapan tajam yang dia berikan sepertinya dapat melukaiku kapan saja.

Bagaimana ini? Apa yang akan terjadi padaku? Apakah aku akan dihabisi olehnya jika aku berkata bahwa aku bukan berasal dari dunia ini? Aku harus segera memberi jawaban!

"Iya pak. Saya berasal dari dunia lain." Jawabku dengan berat hati.

Rencana b, mungkin inilah yang dimaksud oleh tokoh-tokoh di dalam film saat tertangkap oleh penjahat, meskipun aku tidak pernah menganggap Pak Dobagnus sebagai seorang penjahat, apalagi saat dia dengan ramah mengajakku makan malam bersama hari ini.

"Dunia mana tepatnya dirimu berasal, kalau aku boleh tahu?" Tanya pria tua itu lagi.

Perasaan tidak nyaman langsung menyelubungiku, meningkatkan intensitas pembicaraan kami sampai menyentuh langit-langit.

"Maaf Pak Dobagnus. Tapi aku tidak bisa memberitahukan soal itu kepada orang lain. Aku mungkin bisa dimarahi oleh seseorang nantinya."

Kalau boleh jujur, aku sangat takut dengan pria pesulap. Walaupun dia tidak sempat memberitahukanku tentang peraturan yang harus kupatuhi selama melakukan tugas di Kapaleos, tapi aku cukup yakin bahwa tidak menyebarkan identitasku adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan saat ini. Sekali lagi, aku tidak tahu pasti akan hal tersebut.

"Baiklah kalau begitu. Apa tujuanmu? Apakah kau ingin menyelamatkan dunia ini?" Desakan pertanyaan kini dilancarkannya. Dan lagi-lagi aku tidak bisa memberikan jawaban. Aku sudah menduga kalau sang kepala desa akan melontarkan banyak pertanyaan begitu aku mengatakan bahwa aku bukan berasal dari Kapaleos.

Kini diam adalah emas, bahkan bisa dibilang 'harta karun' berharga bagiku.

"Hahaha. Tidak apa-apa. Kau tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaanku barusan. Setidaknya aku sudah lega begitu mendengar pernyataan bahwa kau berasal dari dunia lain. Aku benar-benar sangat lega!" Pria tua itu melanjutkan, "Tapi aku akan memberitahu satu hal padamu. Jika tugasmu datang ke dunia ini adalah untuk menyelamatkannya, maka aku akan menjawab bahwasannya itu mustahil untuk dilakukan."

Kenapa dia langsung menyimpulkan seperti itu? Apakah dunia ini benar-benar menyeramkan seperti kelihatannya?

Usaha menakut-nakuti yang dilakukannya kuakui cukup memberikan dampak pada mentalku. Aku kembali goyah

"Anu. Kau mungkin salah sangka Pak Dobagnus. Tetapi, tugasku ke sini tidak ada hubungannya dengan pertarungan melawan pihak-pihak lain," ucapku sambil pura-pura menyangkal.

Pria tua itu kemudian tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa jika kau bersikeras untuk mempertahankan kebenaran, Jion. Aku sungguh menghargai hal itu. Ngomong-ngomong, apa yang kau ingin tanyakan tadi?"

Aku sebenarnya sudah tidak memiliki niatan untuk bertanya perihal Aoana dan yang lainnya. Pria tua sialan itu benar-benar telah merusak suasana hatiku. Tapi agar tidak terlihat semakin mencurigakan, aku harus mencoba bersikap tenang.

"Oh iya. Hampir saja aku melupakannya! Aku ingin bertanya padamu selaku pemimpin di desa ini, Doritto itu masuk ke dalam wilayah kerajaan apa ya kalau boleh tahu?"

Tanpa diduga, Pak Dobagnus tertawa begitu mendengar pertanyaanku barusan. Dia kemudian menjawab, "Itu pertanyaan yang sangat konyol, Jion. Jadi begini, Doritto masuk ke dalam wilayah kekuasaan Arawihala. Seluruh dunia ini bahkan masuk ke dalam wilayah kekuasaan Arawihala. Tidak ada satupun di dunia ini yang tidak dikuasai oleh Arawihala!" Pak Dobagnus membuat statement yang berputar-putar, tetapi aku paham maksud dari pernyataannya.

Begitu rupanya. Jadi, Arawihala merupakan penguasa di dunia ini.

...###...

Intermeso:

Aka Manah adalah nama bahasa Avestan untuk Daeva Zoroaster "Pikiran Jahat", "Tujuan Jahat", "Pemikiran Jahat", atau "Niat Jahat". Di antara semua iblis, Aka Manah/ Akoman/ Akvan adalah yang paling ditakuti.👹

Sumber: Wikipedia

Terpopuler

Comments

Leader

Leader

padahal bisa saling tukar informasi jion🤦🏻‍♂️

2021-12-13

1

Bawang

Bawang

Kepo aja si Pak Dobagnus wkwkkw 🤭🤭

Lanjooet thor

2021-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 •Api•
2 N•W
3 H•K
4 I•B
5 T•H
6 K•K•D
7 B•B
8 J•K•D
9 D•A
10 Arawihala & Aoana
11 Gudang
12 Sel untuk Iblis
13 Pagi di Doritto
14 Mengunjungi Aelius
15 Perjalanan Dinas
16 Tembok Pembatas & Pilar Api
17 Cawan yang Rusak
18 Kembali ke Rumah Elina
19 Pergi Mengambil Air
20 Mata Air
21 Tragedi di Mata Air
22 Kabut Sore
23 Berlari ke dalam Hutan
24 Percakapan Pertama {Past Story}
25 Area Beristirahat
26 Sepatu yang Terlepas
27 Menghindar & Menyerang
28 Perubahan pada Aelius
29 Kemarahan Serigala Bermata Satu
30 Pedang yang Bercahaya
31 Perpustakaan {Past Story}
32 Menghabiskan Waktu Bersama {Past Story}
33 Taman Belakang Sekolah {Past Story}
34 Cara yang Berbeda
35 Penjelasan Sang Kesatria
36 Surat Dobagnus
37 Surat Dobagnus #2
38 Sang Koruptor
39 Benedict & Herbert
40 Pasca Penolakan {Past Story}
41 Perbuatan Keji {Past Story}
42 Hidangan
43 Peringatan untuk Para Penduduk Desa
44 Memperingatkan Elina
45 Penduduk Sedang Diserang Tanpa Mereka Sadari
46 Salah Tingkah
47 Depan Pintu Gudang
48 Balai Desa
49 Tujuan Selanjutnya: Aoana
50 Seharian Tanpa Tidur
51 Kematian dalam Balai Desa
52 Satu-satunya Rumah yang Menyala
53 Tempat Penyimpanan Rahasia
54 Api Unggun
55 Pedang yang Tersimpan
56 Terpaksa
57 Tombak Bercahaya
58 Amarah Akibat Mengantuk
59 Retreat
60 Pengumuman
61 Mengecewakan
62 Yeur & Pealskal
63 ×Air×
64 U×K
Episodes

Updated 64 Episodes

1
•Api•
2
N•W
3
H•K
4
I•B
5
T•H
6
K•K•D
7
B•B
8
J•K•D
9
D•A
10
Arawihala & Aoana
11
Gudang
12
Sel untuk Iblis
13
Pagi di Doritto
14
Mengunjungi Aelius
15
Perjalanan Dinas
16
Tembok Pembatas & Pilar Api
17
Cawan yang Rusak
18
Kembali ke Rumah Elina
19
Pergi Mengambil Air
20
Mata Air
21
Tragedi di Mata Air
22
Kabut Sore
23
Berlari ke dalam Hutan
24
Percakapan Pertama {Past Story}
25
Area Beristirahat
26
Sepatu yang Terlepas
27
Menghindar & Menyerang
28
Perubahan pada Aelius
29
Kemarahan Serigala Bermata Satu
30
Pedang yang Bercahaya
31
Perpustakaan {Past Story}
32
Menghabiskan Waktu Bersama {Past Story}
33
Taman Belakang Sekolah {Past Story}
34
Cara yang Berbeda
35
Penjelasan Sang Kesatria
36
Surat Dobagnus
37
Surat Dobagnus #2
38
Sang Koruptor
39
Benedict & Herbert
40
Pasca Penolakan {Past Story}
41
Perbuatan Keji {Past Story}
42
Hidangan
43
Peringatan untuk Para Penduduk Desa
44
Memperingatkan Elina
45
Penduduk Sedang Diserang Tanpa Mereka Sadari
46
Salah Tingkah
47
Depan Pintu Gudang
48
Balai Desa
49
Tujuan Selanjutnya: Aoana
50
Seharian Tanpa Tidur
51
Kematian dalam Balai Desa
52
Satu-satunya Rumah yang Menyala
53
Tempat Penyimpanan Rahasia
54
Api Unggun
55
Pedang yang Tersimpan
56
Terpaksa
57
Tombak Bercahaya
58
Amarah Akibat Mengantuk
59
Retreat
60
Pengumuman
61
Mengecewakan
62
Yeur & Pealskal
63
×Air×
64
U×K

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!