Cain melepaskan borgol pada kedua tanganku. Setelah itu, dia membukakan pintu sel dan menyuruhku untuk masuk ke dalamnya.
"Masuklah," suruh pria itu dengan sopan.
"Sial! Bahkan tidak ada kasur di sini!" Kataku sembari melihat-lihat.
Sel itu sendiri hanyalah perpaduan antara tembok, pintu jeruji, dan satu lentera yang berguna untuk menerangi kegelapan di dalam. Kalau diperhatikan baik-baik, sel itu lebih mirip kandang seekor binatang daripada sebuah penjara.
"Namanya juga sel iblis... Kami tidak punya sel untuk manusia, jadi kami memutuskan untuk menahanmu di sini. Dan satu lagi, kau bisa menggunakan itu kok untuk tidur," ucap Cain sambil menunjuk ke arah sebuah alas kardus yang ada di lantai.
"Terima kasih banyak ya!" Balasku.
"Sama-sama."
"Bodoh!!! Mana mungkin aku tidur di sana!!"
Selagi aku mendumel tidak jelas, Cain segera menutup pintu kembali. "Kalau kau butuh sesuatu, panggil saja aku. Aku akan ada di depan," ujar pria itu sebelum meninggalkan sel.
Lama setelah Cain pergi, aku merebahkan diriku pada alas kardus yang tersedia sambil melipat kedua lenganku di belakang kepala. Semua informasi yang kudapat sejauh ini tentang kehidupan di Kapaleos, sudah cukup untuk menimbulkan kegaduhan dalam pikiranku.
"Banyak hal-hal aneh di dunia ini. Mungkinkah Dewi Yeur yang disebutkan oleh Pak Dobagnus merupakan dalang di balik realitas buatan yang ada?" Gumamku sambil memandang langit-langit. Walaupun dugaanku tersebut merupakan kemungkinan terbesar, tetapi aku tidak boleh mengesampingkan hal-hal lain.
"Tapi, aneh juga rasanya jika pesulap yang bisa melakukan segalanya seperti dia—sang pria pesulap—tidak mampu melakukan apa-apa untuk keselamatan dunia ini. Bukankah dia seharusnya sangat kuat untuk melawan para iblis?" Gumamku lagi. Setelah memikirkan semua itu, aku pun tanpa sadar mulai tertidur (lagi).
[Keesokan paginya]
"Ayo bangun Jion!" Panggil Cain sambil menggedor-gedor pintu sel.
"Uarghh."
"Selamat pagi," salam pria itu.
"Pagi," balasku setelah bangun ke posisi duduk. Aku tidak tahu saat ini pukul berapa, yang jelas aku masih dalam kondisi mengantuk.
"Bersemangat lah sedikit. Kita akan berkeliling desa hari ini. Kau juga pasti merindukan beruangmu itu kan?" Tanya Cain setelah membuka pintu sel.
"Tidak juga."
Kalau bukan karena pesulap itu mengatakan bahwa Aelius adalah kunci keberhasilanku, aku mungkin sudah meninggalkannya di jalanan kemarin. Tidak kusangka kalau dia ternyata cukup merepotkan.
Cain berjalan menghampiriku dengan membawa pakaian ganti serta handuk. "Kau tidak boleh seperti itu. Ini! Aku bawakan kau baju ganti. Kau bisa mandi di kamar mandi belakang gudang."
"Kenapa kau tidak memberikannya kemarin malam?" Tanyaku sebelum bangkit berdiri.
"Air di sini sangat dingin saat malam hari. Dan kami juga merasa bahwa akan cukup membuang-buang kayu bakar jika mengizinkanmu untuk mandi dengan air hangat."
"Dasar! Lewat mana aku ke sana?" Tanyaku seraya mengambil pakaian dan handuk tersebut dari tangannya.
"Oh. Saat keluar dari sel ini, kau belok kanan. Tidak jauh darimu, nanti akan terlihat sebuah pintu yang langsung menuju ke area belakang gudang," ujar Cain.
"Kau bisa memasukkan pakaian kotormu ke dalam keranjang di dekat pintu kamar mandi. Jika sudah selesai, pergilah ke depan gudang. Aku akan menunggumu di sana," lanjut pria itu
"Baiklah," Setelahnya, kami pun berpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Leader
sungguh perlakuan yg sangad baik😂😂😂
2021-12-26
1
Bawang
Wkwkw Cain 🤣🤣 Syukuri saja sudah Jion, masih untung dikasih tau 🤭🤭
2021-11-27
1