Tubuh tegap dengan seragam PDL Reza melangkah masuk kedalam rumah, saat Reza datang terdengar suara keributan dari dalam rumah Tasya dan sedikit mendengar pembicaraan mereka.
Semua Mata tertuju pada pemuda berusia 28 tahun, saat mendekati mereka lalu duduk di sebelah Tasya.
" Maaf memang ini sebuah kesalahan, tapi kami ada keniatan akan menikah setelah Tasya lulus. " Ucap Reza.
" Tunggu, seperti nya bukan kamu Yang sering kesini Saya tahu orangnya." Ucap Ibu Tuti .
" Iya betul bukan dia." Ucap Ibu Lena.
Tasya menatap ke arah Reza, lalu Reza menggenggam tangan Tasya.
" Memang Yang sering di lihat Bapak - Bapak dan Ibu - Ibu bukan Saya, tapi Yang kemarin sudah putus lama cuman dia masih ingin kembali dengan Tasya tapi Tasya memilih Saya. Sebenarnya kita akan menikah, nanti semua tetangga akan di undang." Ucap Reza.
****
" Kak, ingat Yang tadi kakak bilang kepada mereka harus di pertanggung jawab kan kita nggak boleh main - main dalam hal seperti ini." Ucap Tasya.
" Iya Nak, kamu mengucapkan tidak di pikir lagi." Ucap Ibu Wati.
" Bu, Tasya apakah Dika akan segera menikah Tasya, dia sudah resmi menikah dengan Sintia posisi Tasya hamil, Mau di sembunyikan sampai kapan, dan kalian tahu tadi mereka menyidang Tasya kan, Ibu Mau Tasya di usir dari kampung ini, disini Saya menyelamatkan Tasya Bu, memang Saya harus mempertanggung jawab kan ucapan Saya, pernikahan tetap berjalan dan Saya tidak main - main." Ucap Reza.
" Nggak kak, kita nggak punya perasaan apa - apa, jangan permainkan pernikahan lebih baik Aku pergi dari pada menikah tanpa Cinta." Ucap Tasya.
" Tapi anak kamu butuh sosok seorang ayah, apakah kamu Mau Dika menikahi kamu dan status kamu di sembunyikan dengan timbul rasa sakit hati seumur hidup dan anak kamu tidak terdaftar secara hukum."
" Aku bingung kak." Ucap Tasya sembari memegang perut nya Yang kram.
*****
" Nak, menurut kamu bagaimana Ibu apa kata kamu, Yang penting jangan sekali - kali kamu buang anak ini." Ucap Ibu Wati.
" Bu Saya nggak Mau menikah tanpa ada ikatan Cinta, dan apa akan sanggup hanya demi anak tapi kita satu atap tak mempunyai rasa." Ucap Tasya.
" Jadi harus bagaimana, Reza sudah terlanjur bicara seperti itu." Ucap Ibu Wati.
" Biar Tasya menata hidup Tasya sendiri Bu, biar Tasya pergi dari sini." Ucap Tasya sembari mengusap perut nya.
" Ini dosa Tasya, kak Reza dan Ibu nggak boleh ikut menanggung dosa ini."
******
Dika masih cuti, dia sekarang berada di rumah Sintia, dan terlihat Sintia masih bermalas - malasan tidur bahkan jam sudah menunjukkan pukul 10 siang.
" Hey.. bangun." Ucap Dika sembari menoel hidung Sintia.
Dika terus menoel hidung Sintia namun tetap tidak bergeming.
" Ya Allah, kenapa Aku harus menikah dengan perempuan seperti ini." Gerutu Dika.
******
" Kakak kenapa kemari? " Tanya Tasya saat Reza datang sembari membawa dua kotak susu Ibu hamil.
" Kakak belikan ini buat kamu." Jawab Reza sambil menyerahkan kantong kresek berisi susu Ibu Hamil.
" Terima kasih kak, tapi Kakak nggak perlu beli beginian." Ucap Tasya.
" Kamu butuh asupan susu Ibu hamil sekali - kali, anak kamu harus banyak nutrisi." Ucap Reza.
Tasya pun meneteskan air mata nya, lalu mengusap nya dengan jemari tangan nya.
" Seandainya Mas Dika Yang seperti ini, hiks.. hiks.. tapi kenyataan nya katanya Mau terus berjuang untuk mengambil hati Tasya lagi tapi mana hiks.. hiks.. hanya karena Tasya bilang untuk tinggalin Tasya dia malah sekarang tak perjuangkan lagi hiks.. hiks... " Ucap Tasya sembari menangis.
" Kakak ikhlas dan berniat untuk menikahi kamu, walau kita tidak saling Cinta bisa belajar sambil berjalan, ini anak kamu suatu saat perlu kejelasan secara hukum. " Ucap Reza.
******
" Tasya kapan calon mertua nya Mau datang, kayak nya sepi - sepi aja." Sindir Salah satu Ibu - Ibu Yang sedang berkumpul di Salah satu rumah tetangga Tasya.
" Iya Bu nanti juga mereka kesini." Jawab Tasya.
" Mungkin mereka nggak Mau, apalagi laki nya Tentara kamu aja pendidikan SMA mana Mau keluarga nya nerima."
Sangat sakit saat mendengar sindiran Yang di ucap kan oleh mereka Tasya langsung berlari menjauh karena menjadi bahan omongan tetangga sekitar.
" Hiks.. hiks.. apakah sungguh hina Aku ini Ya Allah di mata mereka, hingga menanggung beban Yang berat ini."
Tasya entah berjalan tanpa arah dengan air mata Yang terus mengalir hingga terasa nyeri di bagian perut nya, Tasya pun memercing kesakitan.
Eegghhhhh...
Tasya terus meremas perut nya, hingga peluh membasahi kening nya.
" Arrghhh.. sakit Ya Allah."
Dari Jauh Reza mengendarai mobil beserta teman satu letting nya melihat seorang wanita terduduk di tepi jalan.
" Stop Reza ada wanita tuh kenapa." Ucap Galuh.
Reza menepikan mobilnya lalu mereka berdua turun dan mendekati wanita Yang sedang kesakitan.
" Mba apa Yang sakit? " Tanya Galuh.
" Tolong mas.. sakit...!! "
" Tasya??? " Ucap Reza langsung mengangkat tubuh Tasya.
" Kamu kenal? " Tanya Galuh.
" Dia calon istri Aku." Jawab Reza sekenanya.
Garin diam mematung saat mendengar gadis Yang di tolong calon istri Reza.
" Buruan kita ke rumah sakit." Teriak Reza panik saat ada darah Yang menetes di sela paha Tasya.
*****
" Bagaimana Dokter? " Tanya Reza.
" Alhamdullilah aman Pak janin nya, ibu karena stress banyak tekanan bikin Ibu santai jangan banyak pikiran ya Pak." Ucap Dokter Yang memeriksa Tasya.
" Alhamdullilah, baik Dokter terima kasin." Ucap Reza.
Reza mendekati Tasya Yang masih berbaring lemas dengan selang infus Yang masih menancap di tangan nya.
" Berbagi lah masalah kamu sama Kakak, jangan menanggung nya sendiri kasihan calon anak kamu." Ucap Reza.
" Nggak Kak, Aku nggak Mau Kakak ikut menanggung semua beban Tasya, mungkin ini sudah jalan hidup Tasya."
Reza menghapus air mata Tasya, lalu menggenggam tangan Tasya Yang di terdapat selang infus.
" Terima lah lamaran Kakak, kedua orang tua Kakak akan datang menemui kamu. Kita menikah secara agama dan hukum militer, anak Yang kamu kandung akan menjadi anak Kakak, sah secara hukum." Ucap Reza.
" Jangan Kak.. jangan Kakak terlalu baik buat Aku, Aku tidak Pantas mendapatkan perlakuan ini dari Kakak." Ucap Tasya.
" Kakak akan tunggu jawaban dari kamu, sampai kapan pun kakak akan tunggu." Ucap Reza meninggalkan Tasya di kamar rawat.
" Kakak terlalu baik buat Aku, Aku tidak Pantas untuk Kakak. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
jarang y seperti itu 😜
2024-06-16
0
Nurmila Karyadi
keras kepala s tasya...dika laki" tdk bermoral.
reza ajalah mendingan
2022-06-16
1
Agustina Gadesa
Tuhan kalo didunia novel ad seseorang yang berjiwa layaknya pangeran dr langit, apakah d dunia ada yg menyamainya 🥴. jika iya maka boleh kami bersatu gitu 🤣🤣.
👍
2022-05-04
1