" Hiks.. hiks.. Tante Om Aku minta pertanggung jawaban dari Dika, hiks.. hiks.. bagaimana ini Om dia sudah memaksa Aku melakukan nya."
Sintia menangis di pelukan Ibu Inggrid, saat tahu bahwa Dika telah tidur bersama dengan Sintia, dan membuat malu Pak Rudi dengan keluarga Sintia atas kelakuan anak nya.
" Pokok nya jeng, Saya tidak Mau tahu kalau anak saya harus segera di nikah kan, dan ingat dinikah kan." Ucap Ibu Sri.
" Tenang jeng, anak saya akan tanggung jawab." Ucap Ibu Inggrid.
Dika hanya diam dan menundukkan wajah nya di depan keluarga Sintia dan kedua orang tua nya.
******
Tasya turun dari angkutan umum berhenti tepat di Batalyon Tasya berjalan menuju pos penjagaan.
" Permisi Pak, bisa minta tolong untuk bertemu dengan Letda Dika Anggara." Ucap Tasya pada Salah satu Anggota yang sedang berjaga di Pos.
" Maaf mba, Pak Dika nya belum kembali. Apa pesan? " Tanya nya.
" Nggak pak, Ya sudah makasih permisi." Jawab Tasya lalu langsung meninggalkan Batalyon.
" Mas kamu kemana, ponsel kamu beberapa hari nggak aktif."
Tasya pun memilih berjalan kaki hingga sudah jauh dari Batalyon, langkah nya terhenti saat melihat Reza dan Prajurit lain nya sedang berlari.
Reza pun melihat Tasya yang sedang berdiri menatap nya lalu Reza pun menghampiri Tasya.
" Dari mana? " Tanya Reza.
" Cari Mas Dika." Jawab Reza.
" Ponselnya tidak bisa di hubungi dari kemarin, apa sedang ada masalah? " Tanya Dika kembali.
Tasya menggelengkan kepala nya, dan seolah matanya meminta jawaban dari Reza.
" Maaf Kakak juga nggak tahu, dia pergi begitu saja dengar - dengar ijin ada keperluan keluarga." Ucap Reza.
" Aku akan tunggu Kak."
" Tunggu, kamu pucat masih sakit biar Kakak antar pulang kamu masuk kedalam tunggu Kakak." Ucap Reza.
" Makasih kak, biar Aku naik kendaraan umum saja."
Reza langsung menarik tangan Tasya, dan Tasya tidak bisa menolak nya Tasya pun mengikuti langkah Reza.
" Duduk sini." Dika menyuruh Tasya duduk di kursi dekat Pos penjagaan.
" Iya kak."
Setelah menunggu Reza beberapa menit dengan memakai seragam nya menemui Tasya.
" Yuk kakak antar pulang." Ajak Reza.
" Boleh Aku cerita sedikit sama Kakak." Ucap Tasya.
" Boleh."
*****
" Kami tidak mau tahu Ya Pak Rudi jeng Inggrid Saya minta segera anak Saya dinikahi sekarang juga kalau nanti - nanti, apalagi Dika kan Tentara harus mengurus ini itu keburu lari dari tanggung jawab bagaimana? " Ucap Ibu Sri dengan emosi nya.
" Pah kita nikah kan saja dulu, nanti menyusul sambil berjalan." Ucap Ibu Inggrid.
" Dika, kamu tahu apa yang di lakukan sebagai lelaki sejati."
Dengan memejam kan matanya sembari meremas kedua tangan nya Dika pun mengangguk kan kepalanya.
" Baik, Saya akan nikahi Sintia."
Flashback On
Dika dan kedua orang tua nya hadir di acara peresmian perusahan cabang milik Papah nya di sebuah hotel Bintang 5 milik keluarga nya dengan di hadiri juga para pejabat dan beberapa sosialita teman - teman Ibu Inggrid.
" Hai Dika." Sapa Sintia menghampiri Dika yang sedang duduk sendiri.
" Hai.. " Balas Dika.
" Lama ya kita tidak duduk berdua seperti ini, setelah kita putus setelah pacaran 1 tahun." Ucap Sintia.
" Kamu masih ingat kan Aku gantung kamu." Ucap Dika.
" Iya, tapi Aku masih berharap kamu jadi milik Aku lagi."
" Kita pacaran atas keinginan kedua orang tua kita, Aku nggak Cinta sama kamu."
" Tapi Aku Cinta sama kamu."
" Maaf Sintia, Aku sudah punya calon istri."
" Anak kecil itu? "
" Dia bukan anak kecil umur nya saja jauh dari Aku tapi dia dewasa." Ucap Dika.
" Maaf Aku pergi dulu." Ucap Dika.
***
" Bagaimana tanya Ibu Inggrid? "
Sintia tersenyum penuh arti, sembari berbisik ke arah Ibu Inggrid.
" Kamu serius? "
" Demi Dika."
Saat Dika sedang duduk bersama Risa seorang pelayan membawakan minuman untuk Dika dan Risa.
" Dari Ibu." Ucap pelayan tersebut.
" Makasih Mas." Ucap Risa
" Mamah masih ingat saja minuman kesukaan Kakak air putih dingin nggak mau minuman yang berwarna." Ucap Risa.
" Sehat Dek."
Dika pun meneguk minuman tersebut namun setelah beberapa menit tubuh nya merasa tidak enak dan pusing.
" Dek, Kakak pusing mau ke kamar dulu." Ucap Dika.
" Iya kak, mungkin kakak capek." Ucap Risa.
" Kakak tinggal dulu." Dika pun meninggalkan Risa.
Saat melangkah kan kaki nya menuju kamar Hotel Dika melihat Tasya yang sedang berjalan mendekati nya.
" Tasya." Ucap Dika sembari memegang pelipisnya.
" Sayang, kamu kenapa? "
" Kamu ada disini? "
" Mereka mengundang Aku."
Tanpa sadar Dika menarik tangan nya masuk kedalam kamar, di tarik tubuh nya dalam pelukan Dika, sebuah ciuman lembut mendarat di bibir milik nya yang tipis berwarna pink.
Flashback Off
Dika masih mengingat peristiwa yang menimpa nya dengan Sintia, saat itu Dika tidak sadar merasa dirinya bersama Tasya namun saat sadar tubuh Dika dan Sintia tanpa sehelai benang pun dan bercak darah di sprei yang menjadi bukti peristiwa malam itu.
" Maaf kan Mas Tasya."
*****
" Kak, Tasya hamil."
Uhuk.. uhuk...
Reza menatap tajam ke arah Tasya melihat ke arah perut Tasya.
" Aku hamil anak Mas Dika." Ucap Tasya menunduk.
" Dika sudah tahu? " Tanya Reza.
" Belum, Aku akan beritahu dia saat kembali nanti." Jawab Tasya.
" Kamu yakin hamil? "
" Iya kak, Aku sudah cek dan kami memang pernah melakukan nya dan saat itu Aku sedang masa subur." Ucap Tasya.
" Tunggu Dika datang, pasti dia bahagia akan jadi seorang ayah." Ucap Reza sambil tersenyum.
Wajah Tasya seketika berubah ceria dan di usaplah perutnya yang masih rata, lalu seketika murung kembali.
" Ibu kak."
" Kamu harus jelaskan dengan Dika kalau dia kembali."
" Dari kemarin Aku ingin berbagi berita ini namun Mas Dika tak aktif, Aku nggak bisa terus menyembunyikan masalah besar ini, hanya sama Kakak karena Kakak sabahat Mas Dika." Ucap Tasya.
" Kakak akan menerima semua keluh kesah kamu, kamu sudah Aku anggap seperti adik Aku sendiri kamu boleh cerita semua masalah sama kakak." Ucap Dika.
" Terima kasih Kak."
******
Dika pun duduk bersanding dengan Sintia dengan pakaian serba putih, Dika dengan baju koko dan peci di kepalanya duduk berhadapan dengan seorang Kyai yang akan menikahi kedua nya.
" Mas Dika, bagaimana sudah siap." Tanya Pak Kyai.
Dika hanya diam dengan tatapan mata yang kosong, hingga Sintia yang ada di samping nya menyikut lengan Dika.
" Dika, hayu buru." Bisik Sintia namun Dika tidak merespon.
" Mas Dika, apa anda baik - baik saja ." Tanya Pak Kyai.
" Dika..!! " Panggil Pak Rudi .
Dengan mata yang berkaca - kaca, menahan tangisnya Dika lalu menatap Pak Kyai yang ada di depan nya.
" Saya sudah siap...!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Tiffa Yulan
duh..... jadi berasa sinetron ikan terbang. Rasane gemes, mangkel, emosi 🤣🤣🤣
2021-12-22
1
Khoiriyah
benci""
2021-10-26
1
Ika Rina
semangat author, sehat terus biar bisa up lebih banyak lagi...💪💪💪
2021-10-22
1