" Tasya kita ke Dokter sekarang, Ibu takut kamu terjadi apa - apa." Ucap Ibu Wati.
" Nggak Bu, Tasya nggak mau." Ucap Tasya.
" Tapi nak, ini kamu setiap hari muntah, makan muntah, bau sedikit muntah Ibu takut nak." Ucap Ibu Wati.
" Nggak apa - apa Bu, percaya sama Tasya." Ucap Tasya.
Namun saat akan melangkah kan kaki nya, Tasya langsung terkulai lemas di lantai.
Buuughhh...
" Ya Allah Tasya...!!! "
" Tolooonggg....!!! "
********
" Ibu ini bagaimana anak sendiri hamil nggak tahu, sekarang ayah nya mana." Ucap Ibu Ami tetangga rumah Ibu Wati.
Saat Tasya pingsan Ibu Wati berteriak meminta tolong dan Ibu Ami serta suaminya datang menolong Tasya dengan memanggil kan Dokter dari Puskesmas.
" Bu, kalau sampai warga lain tahu Tasya hamil tanpa suami bisa di kucil kan." Ucap Pak Amir suami Ibu Ami.
" Ya Allah Tasya."
***
Tasya membuka mata nya dan terasa pusing di bagian kepalanya dan mual
" Nak, gimana masih mual? " Tanya Ibu Wati dengan lembut.
" Pusing bu." Jawab Tasya.
" Kenapa kamu nggak jujur sama Ibu kalau kamu hamil, Ibu malah tahu kabar kamu hamil dari Ibu Dokter. " Ucap Ibu Wati.
" Maksud Ibu? " Tanya Tasya dengan polos nya.
" Kamu hamil sama Dika? "
Tasya menangis sesengguk kan dan langsung memeluk tubuh Ibu Wati.
" Hiks.. hiks.. maaf kan Tasya Bu hiks.. hiks.. Tasya minta ampun sama Ibu hiks... hiks... "
" Dika sudah tahu? " Tanya Ibu Wati.
Tasya hanya mengangguk kan kepalanya dengan mata Yang masih meneteskan air mata nya.
" Mas Dika sudah tahu, tapi dia akan menikah dengan wanita lain Bu hiks.. hiks.. " Ucap Tasya.
" Astagfirullah Nak, kamu harus kejar tanggung jawab nya."
" Nggak Bu, Tasya sakit hati dia sudah tidur dengan wanita lain, dan wanita itu minta tanggung jawab dari Mas Dika, dan keluarga Mas Dika sebenarnya tidak menyetujui hubungan kami." Ucap Tasya.
" Tapi nak mereka baik." Ucap Ibu Wati.
" Nggak Bu, mereka sering mengancam Tasya, demi operasi Ibu lancar Tasya melakukan perjanjian untuk meninggal kan Mas Dika demi Ibu untuk sembuh hiks.. hiks.. tapi Tasya nggak bisa jauh dari Mas Dika, begitu pun juga Mas Dika. Tapi hiks.. hiks. sekarang dia milik orang lain, berbagai cara Mas Dika ingin tetap bertanggung jawab Tasya menolak karena sudah sakit hati, apa lagi di nikah kan secara siri dan jadi istri kedua hiks.. hiks... "
" Ya Allah Tasya."
*******
Dika dengan gagah nya bersama Sintia berjalan beriringan saat prosesi Upacara padang pora, dalam pikiran Dika hanya Tasya dan berharap Tasya di samping nya.
Saat setelah selesai prosesi Upacara pedang pora Dika berdiri di pelaminan bersama Sintia menyambut tamu undangan.
Hanya Sintia yang tersenyum lebar, sedangkan Dika hanya tersenyum seperlunya saja.
" Sayang, Aku bahagia banget akhirnya bisa bersanding di atas pelaminan sama kamu." Ucap Sintia sembari menggandeng mesra Dika namun Dika tetap diam.
Dari jauh adik Dika Risa hanya menatap sedih terlihat aura wajah penuh penderitaan.
" Kakak, Aku sungguh bisa merasakan apa yang kakak rasakan."
Reza pun berjalan naik ke atas pelaminan, Reza menyalami Dika dengan sedikit memeluk tubuh Dika dan berbisik.
" Kebahagiaan kamu selamanya lebih besar penderitaan nya." Ucap Reza.
*******
Saat malam hari Tasya dan Ibu Wati sedang menonton televisi namun ada suara ketukan pintu yang sangat keras.
Tok... tok... tok...
" Iya sebentar ." Ucap Ibu Wati yang akan membuka pintu nya namun di larang oleh Tasya.
" Biar Tasya saja."
Tasya pun lalu menuju pintu depan rumah nya dan saat pintu terbuka begitu sangat kaget di depan Tasya sudah ada Pak RT dan beberapa tetangga yang Tasya kenali.
" Ada apa ya Ibu - Ibu sama Bapak - Bapak kemari." Ucap Tasya.
Lalu Ibu Wati pun mendekati Tasya di depan pintu saat melihat Ada Pak RT dan tetangga samping kiri rumah Ibu Wati.
" Maaf ada apa ya? " Tanya Ibu Wati.
" Bisa bicara sebentar Bu Wati." Jawab Pak RT.
" Silahkan masuk." Ucap Ibu Wati.
Mereka pun lalu duduk di kursi rotan ruang tamu, sembari Pak RT menatap ke arah perut Tasya.
" Maaf Bu sebelum nya, Saya mendengar berita kalau Tasya hamil dan belum menikah, apakah sudah ada niatan untuk melangsungkan pernikahan mereka? " Tanya Pak RT.
Ibu Wati menatap Tasya Yang hanya menunduk dan Ibu Wati menatap Pak RT dan tetangganya.
" Maaf Bu kalau kami lancang ikut campur, jangan sampai kampung kita tercemar dengan adanya berita seorang wanita hamil tanpa suami, bagaimana bila itu terjadi keluarga Ibu akan di kucil kan, Kami Seperti ini sangat peduli dengan keluarga ibu." Ucap Pak RT.
" Benar Ibu Wati, kalau diam saja perut Tasya kan pasti membesar, siapa pun itu laki - laki nya Tasya harus minta tanggung jawab Yang penting bukan suami orang." Ucap Ibu Lena.
" Maaf kan Tasya Ibu - Ibu Bapak - Bapak disini Tasya Salah telah bikin malu Ibu Saya, kalau kalian semua tidak ingin kampung ini tercemar dengan kejadian ini Saya akan pergi dari sini." Ucap Tasya.
" Bukan Seperti itu Tasya, kita Seperti ini karena peduli sama kamu, apakah laki - laki itu Mau menikahi kamu? " Ucap Pak RT.
" Kalau laki - laki itu lari, kami akan bantu mengejar nya." Ucap Kembali Pak RT.
" Terima kasih Pak RT untuk perhatian nya, terima kasih juga untuk Bapak dan Ibu namun biar kami sendiri Yang akan menyelesaikan nya sendiri." Ucap Ibu Wati.
" Maaf ini Ya Bu, kalau cerita nya di biarin saja maaf ini seperti nya Ibu dan Tasya harus pergi dari kampung ini. Kami tidak Mau kampung ini jadi bahan pembicaraan orang banyak kalau disini ada wanita murahan Yang Mau mengobral tubuh nya demi laki - laki Yang nggak jelas." Ucap Ibu Lena.
" Benar Bu, kami tidak Mau itu terjadi." Ucap Pak Udin suami Ibu Lena.
" Astagfirullah, anak Saya tidak seperti Yang kalian bilang, Bapak anak Yang sedang di kandung Tasya jelas bibit bebet bobotnya, dia laki - laki Yang berpendidikan dan berangkat mungkin karena kesalahan mereka berdua hingga berakibat fatal. " Ucap Ibu Wati.
" Kalau begitu buktikan laki - laki itu untuk datang kemari sekarang."
Ibu Wati dan Tasya saling menatap, saat di suruh untuk memanggil Bapak dari anak Yang di kandung oleh Tasya.
" Tidak bisa sekarang, dia sedang sibuk." Ucap Tasya.
" Nah loh ketahuan kan sudah dinikmati tubuh nya di buang seperti sampah." Ucap Pak Udin.
Ucapan Yang menyayat hati membuat Tasya menjatuhkan air matanya sembari memegang perutnya Yang terasa sedikit kencang.
" Jadi gimana ini Pak RT..?? "
" Saya Ayah dari anak Yang di kandung Tasya...!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
nah Lo siapa tuh
2024-06-16
0
bobo
ya Allah thor q bc maraton dri tdi gk komen sking khusuky mewex.kmu pinter bgt bkin mewex...kmu jhat thor dri tdi tbur bawang mulu...hebat..sokses sll thor
2023-01-07
1
ANAA K
Semangat yah thor. Jangan lupa mampir kembali🙏🏿😊
2021-11-15
2